tanaman.Sedangkan perkolasi tidak mempengaruhi kehilangan air pada saluran primer karena dasar saluran dilapisi bahan kedap air.
4. Efisiensi Sekunder
Dari hasil penelitian di lapangan diperoleh hasil pada saluran sekunder sebagai berikut :
Tabel 3. Efisiensi pada saluran sekunder Saluran
Debit Pangkal m
3
s Debit Ujung
m
3
s Kehilangan Air
m
3
s Efisiensi
S2 P1 0,6868
0,4980 0,1880
72,51 S2 P2
0,4583 0,3482
0,1101 75,98
S2 P3 0,3372
0,2397 0,0975
71,09 S3 P1
0,6150 0,4436
0,1714 72,13
S3 P2 0,3946
0,2737 0,1209
69,36 S3 P3
0,2631 0,1806
0,0825 68,63
Total 2,7550
1,9838 0,7704
429,70 Rata-rata
0,4592 0,3306
0,1284 71,61
Keterangan : S = Sekunder, P = Pengukuran
Pada saluran sekunder ini pengukuran luas penampang dilakukan dengan menggunakan rumus trapezoidal juga karena dasar saluran tidak rata dan memiliki
lebar saluran yang dapat dibagi dengan interval tertentu. Karena saluran sekunder memiliki saluran yang panjang maka dilakukan pengukuran di 3 lokasi yang
berbeda dengan saluran yang sama. Diperoleh rata-rata debit di pangkal sebesar 0,4592 m
3
s dan di ujung sebesar 0,3306 m
3
s sehingga kehilangan airnya sebesar 0,1284 m
3
s. Maka efisiensi penyalurannya sebesar 71,61 artinya kehilangan air disepanjang saluran 28,39 .
Jumlah saluran sekunder pada irigasi Sumber Rejo adalah 3 saluran. Pada penelitian ini diambil sampel pada saluran sekunder II yang memiliki 12 saluran
Universitas Sumatera Utara
tersier dan saluran sekunder III yang memiliki 15 saluran tersier. Saluran sekunder ini lebih panjang daripada saluran primer sehingga efisiensinya lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan air pada saluran sekunder ini adalah evaporasi dengan nilai 10,5 x 10
-3
mmhari, rembesan pada saluran
sekunder ini diukur dari 6 bagian dinding saluran yang rusak didapat nilai rata- rata lebar permukaan air dalam saluran 2,95 m dan kedalaman air dalam saluran
0,458 m sehingga didapat nilai rembesan sebesar 12 x 10
-5
mmhari. Nilai rembesan ini semakin bertambah karena banyaknya bagian dinding saluran
sekunder yang rusak. Perkolasi juga mempengaruhi besarnya kehilangan air pada saluran
sekunder ini karena dasar saluran yang dilapisi bahan kedap air sudah rusak. Nilai perkolasi untuk daerah irigasi sungai ular yang didapat dari Dinas Pekerjaan
Umum sebesar 4 mmhari. Keadaan saluran juga mempengaruhi kehilangan air dimana semakin
panjang saluran maka semakin besar pula kehilangan airnya begitu juga dengan lebar saluran. Artinya semakin luas daerah yang terbasahi air pada saluran maka
semakin besar pula kehilangan airnya.
5. Efisiensi Tersier