Analisis Laporan Keuangan Manajemen Dana Bank Syariah

a. bagi penulis Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya manajemen keuangan bank syariah. b. Bagi peneliti lanjutan. Sebagai bahan informasi yang diperlukan dan perbandingan bagi penelitian dimasa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Pengertian dari analisis laporan keuangan adalah; kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan secara singkat adalah neraca, labarugi, dan arus kas dana. Jika kedua pengertian ini digabung maka analisis laporan keuangan berarti : “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang Universitas Sumatera Utara bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Pengertian lain tentang analisis laporan keuangan adalah “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran - ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”Abdullah, 2005:35.

2.1.2 Ruang Lingkup Bank Syariah 1.

Pengertian Bank Syariah. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

2. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Universitas Sumatera Utara Menurut Sumitro 2004:54 ada 5 konsep dasar operasional bank syariah, yaitu sistem simpanan murni Al Wadiah, prinsip bagi hasil Mudharabah, prinsip jual beli dan margin keuntungan Murabahah, prinsip sewa Al Ijarah, dan prinsip jasa atau upah. a. Sistem Simpanan Murni Al Wadiah Sistem simpanan murni Al Wadiah adalah fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya di bank. Fasilitas ini biasanya diberikan untuk tujuan investasi. b. Prinsip Bagi Hasil Mudharabah Prinsip bagi hasil Mudharabah yaitu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengolah dana yang terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. c.Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan Murabahah Prinsip jual beli dan margin keuntungan Murabahah yaitu sistem yang menerapkan tata cara jual beli dimana pihak bank akan membeli terllebih dahulu barang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank. Nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian- pembelian atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan. d. Sistem Sewa Ijarah Sistem sewa terbagi dalam dua jenis, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Al Ijarah, yaitu perjanjian sewa yang memberi kesempatan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan kesepakatan. Setelah masa sewa berakhir barang akan dikembalikan kepada pemilik. 2 Al Ta’jiri, yaitu sama dengan Al ijarah tetapi setelah masa sewa berakhir, pemilik barang menjual barang yang disewa kepada penyewa dengan harga yang disepakati. e. sistem fee Sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini, antara lain: bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain.

3. Sistem Operasional Bank Syariah

Menurut Sumitro 2004:75, kegiatan-kegiatan operasional bank syariah akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk seperti menerima simpanan wadiah, menyediakan fasilitas tabungan, dan deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infaq, sedekah, zakat, mempersiapkan ongkos naik haji, merencanakan kurban, aqiqah, khitanan, mempersiapkan pendidikan, pemilikan rumah, kendaraan serta dapat juga dimanfaatkan untuk menitipkan dana yayasan, masjid, sekolah, organisasi, badan usaha, dan lain-lain. aSimpanan Amanah Universitas Sumatera Utara Bank syariah menerima titipan amanah berupa infaq, sedekah, zakat karena bank dapat menjadi perpanjangan tangan baitul maal dalam menyimpan dan menyalurkan dana agar dapat bermanfaat secara optimal. Akad penerimaan titipan ini adalah wadiah yaitu titipan yang tidak mengganggu resiko, bank akan memberikan kadar profit bonus dari bagi hasil yang didapat bank melalui pembiayaan kepada nasabah. bTabungan Wadiah Bank syariah menerima tabungan baik pribadi maupun badan usaha dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan dana ini berdasarkan wadiah, yaitu titipan-titipan yang tidak menanggung resiko kerugian, serta bank akan memberikan kadar profit kepada penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank dalam pembiayaan kredit kepada nasabah yang diperhitungkan secara harian dan dibayar setiap bulan. Penabung akan mendapat buku tabungan untuk mencatat mutasi dan baki. cDeposito Wadiah atau Deposito Mudharabah Bank syariah menerima deposito berjangka baik pribadi maupun badan usahalembaga. Akad penerimaan deposito adalah wadiah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan pada bank. Deposan yang akad depositonya adalah wadiah mendapat nisbah bagi hasil keuntungan yang lebih kecil daripada Universitas Sumatera Utara mudharabah dan bagi hasil yang diterima bank dalam pembiayaan atau kredit nasabah dibayar setiap bulan. Deposito bank akan menerbitkan warkat depositonya atas nama deposan.

2.1.3 Manajemen Dana Bank Syariah

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur dana yang diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitasnya. Sesuai dengan kriteria tersebut maka keberhasilan pihak manajemen bank dalam melakukan manajemen dana akan tercermin pada tingkat kesehatan bank yang dapat dilihat dalam indikator tersebut Arifin, 2003: 151- 160, yaitu : 1.Kecukupan modal bank Syariah Penentuan berapa besar kebutuhan modal minimum yang dibutuhkan oleh bank syariah didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko ATMR, ATMR adalah faktor pembagi denominator dari CAR, sedangkan modal adalah faktor yang dibagi numerator untuk mengukur kemampuan modal menanggung risiko aktiva tersebut. 2. Tingkat Likuiditas Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Alat ukur dalam pengelolaan likuiditas Universitas Sumatera Utara adalah Cash Ratio, yaitu likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank. Rumus cash ratio adalah sebagai berikut : X 100 Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor yang meliputi: a. Kewajiban reserve Kewajiban reserve ditetapkan dalam bentuk Giro Wajib Minimum, sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia bahwa jumlah cadangan wajib minimum yang harus disediakan oleh bank syariah adalah sebesar 8 dari total dana pihak ketiga. Rumus perhitungan GWM tersebut adalah : GWM rupiah = 5 x DPKt-2 GWM valas = 3 x DPKt-2 Keterangan : GWM = Giro Wajib Minimum DPKt-2 = Rata-rata harian jumlah DPK bank didalam masa laporan b. Tipe Dana yang ditarik Bank Tipe dana yang ditarik bank merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan estimasi likuiditas bank. 3. Komitmen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi Komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain dalam memberikan pembiayaan atau melakukan investasi menimbulkan konsekuensi kewajiban bagi bank untuk merealisasikannya. Universitas Sumatera Utara 4. Tingkat Rentabilitas Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan rentabilitas bank syariah dapat menggunakan rasio yaitu; a. Return On Assets ROA ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih net income dengan aktiva. b. Return On Equity ROE ROE didefinisikan sebagai perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal average equity atau investasi para pemilik bank.Keuntungan bagi para pemilik bank merupakan hasil dari tingkat keuntungan profitability dari asset dan tingkat leverage yang dipakai. Hubungan antara ROA dan leverage dapat digambarkan sebagai berikut: ROA x Leverage multiplier = ROE Bagi bank syariah, sumber yang paling dominan bagi pembiayaan asetnya adalah dana investasi, yang dapat dibedakan antara investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek dari para nasabah rekening mudharabah. Hanya sebagian kecil saja yang merupakan kewajiban liabilitas kepada pihak ketiga, yaitu berupa dana-dana titipan rekening wadiah. Jika dana-dana investasi itu dapat disamakan dengan equity maka apabila peranan dana wadiah mencapai sepertiga, yang berarti leverage Universitas Sumatera Utara multipliier adalah 1,5 maka ROE akan mencapai 15 apabila ROA mencapai 10. ROE = ROA x leverage multiplier = 10 x 15 = 15 Secara lengkap indikator kinerja dan kesehatan perbankan syariah dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Indikator Kinerja dan Kesehatan Bank Syariah No. Indikator Komponen 1. Struktur Modal Rasio modal total terhadap dana simpanan pihak ketiga. 2. Likuiditas Rasio Dana Lancar terhadap Dana Simpanan pihak ketiga Rasio Total Pembiayaan terhadap DPK 3. Efisiensi Rasio Total Pembiayaan terhadap pendapatan operasional Rasio Nilai Inventaris terhadap Total Modal 4. Rentabilitas Rasio Laba Bersih terhadap Total Aset Rasio Laba Bersih terhadap Total Modal lanjutan tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara 5. Aktiva Produktif Rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan. Sumber : Muhammad, 2002 : 231 Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara intermediary antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana surplus unit dengan unit lain yang mengalami kekurangan dana deficit unit. Melalui bank, kelebihan dan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Bank berbasis bunga melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan. Demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah hubungan antara kreditur dan debitur. Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana shohibul maal dengan pengelola dana mudharib. Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah kepada penyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai Universitas Sumatera Utara penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik professional investment manager akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuan menghasilkan laba.

2.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Pelaporan Keuangan Bank Syariah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN INCOME STATEMENT APPROACH DAN VALUE ADDED APPROACH

0 4 17

Analisis Perbandingsn Kinerja Keuangan Bank Syari’ah Dengan Pendekatan Laba Rugi dan Nilai Tambah (Studi Kasus pada Bank Syari’ah Mandiri)

0 9 74

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

0 3 103

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NILAI TAMBAH DAN LABA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indones

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode 2012-2013.

0 2 13

DAFTAR PUSTAKA Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode 2012-2013.

0 1 5

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NILAI TAMBAH DAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan Nilai Tambah Dan Laba Rugi (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Sy

0 1 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIAONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dan Konvensiaonal Antara Bank BNI Syariah Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Periode 2007-2011.

0 0 13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH (Survei Pada PT Bank Muamalat Indonesia) Putri Kartika P. Djoko Kristianto Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT - ANALISIS

0 0 11