Aspek Bahan Aspek Ergonomi
97 pewarnaanya kain di pasang dalam spanram kemudian kain dibasahi dengan
air terlebih dahulu, pewarna diusapkan dengan spon pada permukaan kain, untuk menghasilkan warna merah terang dan gelap dilakukan penekanan pada
spon sehingga dapat menghasilkan gradasi warna dari warna muda ke warna lebih tua. Setelah selesai mewarna tahap pertama selanjutnya proses
penguncian warna dengan menggunakan HCL. 5. Tahapan selanjutmnya adalah tahapan menutup warna dengan menggunakan
malam atau dalam bahasa dalam industri pembatikan disebut nerusi agar ketika di warna dalam tahap selanjutnya tidak tercampur dengan warna lain.
6. Pewarnaan kedua masih menggunakan teknik usap spon. Zat pewarna yang digunakan untuk pewarnaan ialah indigosol dan remasal ,pewarna rose
indigosol, kuning IGK + kuning remasol sehingga menghasilkan kuning pekat. Kemudian kain yang telah diusap diagin-anginkan setelah sedikit
kering kain di fiksasi dengan HCL + air selnjutnya dibilas dengan air biasa. 7. Tahapan selanjutnya adalah nerusi kembali, agar warna yang dihasilkan oleh
pewarnaan kedua tidak terkena warna kembali. 8. Pewarnaan terakhir ini menggunakan teknik celup, zat pewarna terakhir yang
digunkan peerwarnaan napthol, Garam AS-D dengan napthol Biru BB menghasilkan background dengan warna gelap yaitu biru tua.
9. Jika dirasa warnanya kurang gelap maka kain bisa dicelup kembali dalam larutan naptol.
10. Tahapan selanjutnya adalah finishing yaitu kain dilorod menggunakan waterglass. Selanjutnya dicuci untuk menghilangkan malam yang masih
tersisa dikain, ka kering disetrika de
tidak langsung ter