2.1 Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran pemerintah.
Contoh : Dimasukkannya dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
2.2 Fungsi Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh : Pajak yang dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri, baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Oleh karena itu, atas barang yang tidak di
dalam daerah pabean diekspor, dikenakan pajak dengan tarif 0 nol persen. Sebaliknya, atas impor barang dikenakan pajak yang sama dengan produksi dalam negeri. Sesuai dengan
pertimbangan keadaan ekonomi, sosial, budaya, tidak semua jenis barang dan jasa yang dikenakan pajak.
4.Legal Karakter Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Untung Sukardji dalam bukunya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai memiliki karakteristik sebagai berikut :
4.1 Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tidak Langsung Karakter ini memberikan suatu konsekuensi yuridis bahwa antara pemikul beban pajak
destinataris pajak dengan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke kas negara berada pada pihak yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pajak Objektif Yang dimaksud dengan pajak objektif adalah suatu jenis pajak yang saat timbulnya
kewajiban pajak ditentukan oleh faktor objektif. 4.3 Multi Stage Tax
Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi.
4.4 Indirect Substraction Method Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut tidak langsung disetorkan ke kas negara, Pajak
Pertambahan Nilai yang disetor ke kas negara merupakan hasil perhitungan pajak masukan dan pajak keluaran. Pajak masukan yang diperhitungkan untuk memperoleh
jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar ke kas negara merupakan kredit pajak. Untuk mengetahui kebenaran jumlah pajak masukan dan pajak keluaran,
Pengusaha Kena Pajak diwajibkan untuk membuat faktur pajak. 4.5 Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri
Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam negeri.
4.6 Pajak Pertambahan Nilai Bersifat Netral Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral karena Pajak Pertambahan Nilai yang
dikenakan atas konsumsi barang dan jasa dan pemungutannya menganut prinsip tempat tujuan.
4.7 Tidak Menimbulkan Dampak Pengenaan Pajak Berganda Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah dan Pajak Pertambahan Nilai
yang dibayar dapat diperhitungkan dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
4.8 Pajak Pertambahan Nilai yang Diterapkan di Indonesia Adalah Pajak Pertambahan Nilai
Tipe Konsumsi
Universitas Sumatera Utara
Artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari dasar pengenaan pajak.
5. Tipe Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai