7. Mengaitkan nilai-nilai kematangan emosi dengan fenomena kehidupan dimasyarakat
8. Konselor membawa konseli sampai memukan nilai-nilai kebenaran dengan pertanyaan-pertanyaan singkat dari hasil nilai-nilai kematangan
emosi.
J. Sumber
Chaplin, J.P., 1981, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah : Kartono, Kartini., Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ratnawati, I., 2005, Studi tentang Kematangan Emosi dan Kematangan Sosial Pada konseli SMU Yang Mengikuti Program Akselerasi,
Skripsi, Tidak Diterbitkan Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Asmiyati, 2001, Hubungan antara Kematangan emosi dengan Perilaku Asertif Pada Mahakonseli Psikologi Untag Surabaya, Skripsi Tidak
Diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Mappiare, A., 1982, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya
Mengetahui, Sleman,
Koordinator BK Guru BK
Yohanes Jaka Utama, S.Sos.I.
Materi Bimbingan Kematangan Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang,
ataupun takut terhadap sesuatu. Kata emosi diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion,
dari émouvoir, kegembiraan dari bahasa Latin emovere, dari e- varian eks- luar dan movere bergerak. Kematangan emosi merupakan suatu kondisi
pencapaian tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu. Individu yang mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kesanggupan
mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri
tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain. Chaplin 1989 mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan
atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional. Ditambahkan Chaplin dalam Ratnawati, 2005, kematangan emosi adalah suatu
keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan
dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol
emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial
Stanford, 1965 Sukadji dalam Ratnawati, 2005, mengatakan bahwa kematangan emosi
sebagai suatu kemampuan untuk mengarahkan emosi dasar yang kuat ke penyaluran yang mencapai tujuan, dan tujuan ini memuaskan diri sendiri dan
dapat diterima di lingkungan. Sejalan dengan bertambah kematangan emosi seseorang maka akan
berkuranglah emosi negatif. Bentuk-bentuk emosi positif seperti rasa sayang, suka, dan cinta akan berkembang jadi lebih baik. Perkembangan bentuk emosi