Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Pembelajaran

91

2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Pembelajaran

Berbasis Berbasis Kearifan Lokal pada PKBM Dewi Fortuna Dalam uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa pembelajaran pada PKBM Dewi Fortuna telah dilaksanakan dengan berbasis kearifan lokal. Pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal telah mendapat respon yang sangat positif dari warga belajar dan warga masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari sikap antusias masyarakat untuk mengikuti pembelajaran berbasis kearfifan lokal pada PKBM Dewi Fortuna. Sikap antusias masyarakat terhadap pembelajaran pada PKBM Dewi Fortuna tentunya dapat menjadi faktor pendukung bagi berkembangnya pelaksanaan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Selain itu, juga terdapat faktor pendukung lainnya, terhadap pelaksanaan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Faktor pendukung tersebut adalah adanya mitra kerja yang sangat mendukung kegiatan pembelajaran. Mitra kerja PKBM Dewi Fortuna dapat dilihat pada Lampiran 8. Cukup banyak pihak yang menjadi mitra kerja PKBM Dewi Fortuna. Mitra kerja tersebut melaksanakan bidang atau bentuk kegiatan dalam program kegiatan ataupun dalam pemasaran produk dan jasa. Keberadaan dan dukungan dari mitra kerja tentunya memberikan peluang yang sangat besar kepada PKBM Dewi Fortuna untuk terus melaksanakan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Hal ini disebabkan karena banyaknya mitra kerja yang mendukung program kegiatan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Selain itu, produk-produk barang maupun jasa yang 92 dihasilkan dapat dipasarkan oleh mitra kerja. Seiring dengan adanya faktor pendukung yang cukup besar dalam perkembangan pembelajaran kerbasis kearifan lokal, PKBM Dewi Fortuna juga masih memiliki faktor penghambat perkembangan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Faktor penghambat tersebut berasal dari internal lembaga. Faktor penghambat tersebut adalah belum lengkapnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal . Hal ini dikemukakan oleh informan “KA” dan “NKP”. Secara sederhana, sarana yang dimiliki PKBM Dewi Fortuna memang sudah mampu mendukung kegiatan pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal. Namun demikian, sarana dan prasarana yang dimiliki tentunya harus senantiasa diambah dan dikembangkan seiring dengan pertambangan dan perkembangan jumlah program kegiatan yang dilaksanakan. Sarana dan parasarana yang sangat dibutuhkan antara lain Sarana dan prasarana yang masih perlu ditambah adalah jumlah wayang kulit praktek, dan pustaka di bidang pedalangan dan wayang. Selain hambatan dari faktor sarana dan prasarana, PKBM Dewi Fortuna juga masih terhambat oleh faktor anggaran. Informan “KA” menyatakan bahwa “secara ideal belum tercukupi dan bahkan jauh dari cukup, akan tetapi karena semangat relawan minimal sudah bisa terpenuhi ” CW 1. Sampai dengan saat ini, anggaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pedalangan berbasis kearifan lokal berasal dari beberapa pos berikut. a Uang Pendaftaran Warga belajar Rp. 50.000 93 b Iuaran warga belajar per bulan 50.000 c Bantuan pemerintah APBNAPBD d Sumbangan pihak lain dalam wujud barang dan kemampuan e Sumbangan pihak lain berupa donasi keuangan belum ada f Laba hasil penjualan produk galery Sumbangan dari pihak lain berupa donasi keuangan belum ada sampai dengan saat ini. Perolehan, pengelolaan, dan pelaporan anggaran diposkan sesuai programbidang kegiatan masing-masing kelompok belajar. Anggaran diterima dari bendahara PKBM Dewi Fortuna, untuk kemudian dibelanjakan oleh bidang masing-masing sesuai peruntukanya dan dilaporkan kembali pada bendahara. Untuk pencapaian target anggaran kelembagaan diharapkan kontribusi dari berbagai pihak dan sumber daya yang ada sesuai target yang telah direncanakan. Pengelolaan terhadap anggaran menjadi kewenangan penuh pengelolaan bendahara pengurus, untuk melakukan pendokumentasian, penerimaan, pengalokasian dan penyusunan laporan dalam buku kas umum lembaga. Selain faktor-faktor di atas juga terdapat faktor penghambat lainnya, yaitu kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan pembelajaran pedalangan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya rendahnya motivasi warga belajar, tutor berhalangan hadir, dan kegiatan pembelajaran pedalangan di PKBM terganggu oleh kegiatan-kegiatan di masyarakat. 94

C. Pembahasan