38
H. Penelitian yang Relevan
1. Bernardus Sentot Wijanarka 2012 dalam penelitianya yang berjudul
Pengembangan Modul dan Pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Pemesinan CNC SMK. Penelitian tersebut bertujuan untuk: 1 menganalisis
pelaksanaan pembelajaran kompetensi kejuruan teknik pemesinan CNC di SMK dalam meningkatkan kompetensi siswa, 2 menghasilkan modul
pembelajaran teknik pemesinan CNC untuk proses pembelajaran di SMK yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan 3
menganalisis fisibilitas dan keefektivan modul dan pembelajaran kompetensi kejuruan teknik pemesinan CNC hasil pengembangan.
Dari penelitianya tersebut didapatkan hasil
yang menunjukkan: 1 pembelajaran kompetensi kejuruan teknik pemesinan CNC di empat lokasi
penyelenggara pembelajaran teknik pemesinan CNC menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan belum dapat meningkatkan kompetensi siswa
sesuai SKKD; 2 telah dihasilkan modul pembelajaran teknik pemesinan CNC yang memiliki karakteristik: dapat digunakan sebagai bahan ajar
mandiri maupun kelompok, terdiri dari lima materi yang diurutkan sesuai dengan pengoperasian mesin CNC, pada setiap materi diakhiri dengan soal
latihan dan tugas sesuai dengan tujuan masing-masing materi; 3 modul dan pembelajaran hasil pengembangan fisibel dan efektif dalam meningkatkan
kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi. Tiga buah standar kompetensi serta KKM Kriteria Ketuntasan Minimal bisa
dicapai oleh siswa setelah menerapkan modul dan pembelajaran hasil pengembangan.
39 2. Wibisono 2010, meneliti mengenai implementasi model pembelajaran
kooperatif jigsaw dan pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan PBMP dalam meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi belajar mata
pelajaran mesin CNC bagi siswa SMK. Hasil penelitiannya adalah: siswa merasa senang dan termotivasi belajar dengan menggunakan strategi
kooperatif jigsaw dan PBMP, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan skor dari 35,28 menjadi 67,14 pada siklus I, dan prestasi
belajar siswa meningkat dari sekor 45 menjadi 82,42 pada siklus II. 3. Bambang 2006, meneliti tentang model pengajaran berdeferensiasi
berbasis materi pembelajaran individual dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran CNC berbasis kompetensi. Hasil penelitian
menunjukkan: model pembelajaran berdeferensiasi mampu meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam latihan membuat program CNC, dalam
sekor tes pembuatan program terjadi peningkatan peserta didik yang bisa membuat program dari 15,38 menjadi 30,69.
4. Muhammad Taufik 2010, meneliti tentang pengaruh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software CADCAM dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar memprogram mesin frais CNC. Hasil penelitian menunjukkan: 1 rata-rata hasil belajar kelompok pembelajaran
berbantuan komputer menggunakan MasterCam dan EDV 754 lebih tinggi dari pada kelompok pembelajaran konvensional baik untuk siswa yang
memiliki motivasi tinggi maupun rendah, dan 2 siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi pada kelompok pembelajaran berbantuan
40 komputer memiliki peningkatan sekor yang lebih tinggi dari pada
kelompok yang memilki motivasi berprestasi rendah. 5. Yayat 2010 meneliti implementasi RPP berbasis kompetensi pada
pembelajaran kompetensi dasar menulis program CNC. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar
menulis program CNC melalui implementasi RPP berbasis kompetensi tergolong kategori cukup, dan tingkat penguasaan siswa tersebut pada
aspek kognitif, psikomotorik dan afektif tergolong pada kategori sedang. 6. Brury Triyono 2006 dalam penelitiannya menghasilkan temuan bahwa
penggunaan strategi simulasi berbasis komputer pada pembelajaran mesin perkakas CNC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih tinggi
dari pada strategi pembelajaran konvensional dengan menggunakan mesin CNC yang sebenarnya.
I. Kerangka Pikir
Berdasarkan pengamatan dan observasi, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran CNC Dasar masih belum maksimal. Belum maksimalnya prestasi
belajar siswa dikarenakan : 1 Materi yang disampaikan pada mata pelajaran CNC Dasar berbeda dengan Mesin CNC yang dimiliki oleh SMK Muhammadiyah 1
Salam. Mesin yang dimiliki oleh SMK Muhammadiyah 1 Salam yaitu mesin bubut CNC dengan sistem kontrol Sinumerik 802S, sedangkan materi yang
diajarkan disana yaitu Materi Mesin bubut CNC tipe Emco TU-2A. 2 Mesin bubut CNC dengan sistem kontrol Sinumerik 802S jarang digunakan dalam
pembelajaran. 3 Prestasi belajar siswa yang masih dalam batas angka standar
41 kelulusan minimum saja. 4 Siswa masih mengandalkan guru sebagai satu-satunya
sumber inforasi dalam belajar. 5 Belum adanya Modul ataupun materi mesin bubut CNC dengan sistem kontrol Sinumerik 802S untuk mata pelajaran CNC
dasar. Sehingga tujuan kompetensi dasar yang telah ditetapkan belum bisa tercapai
Dari uraian-uraian di atas, agar proses pembelajaran dapat berjalan optimal dan mengarah pada tujuan dalam kurikulum maka guru harus mempunyai
strategi pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa. Media dan bahan ajar merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar
agar pembelajaran dapat berjalan optimal. Penggunaan media dan bahan ajar yang tepat dapat mendorong aktivitas belajar siswa sehingga meningkatkan
prestasi hasil belajar. Media atau bahan ajar yang dapat digunakan salah satunya adalah modul.
Modul pembelajaran CNC Dasar merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dapat digunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
optimal. Dalam belajar mandiri siswa perlu sumber belajar yang sesuai dengan karakter dan tujuan pembelajaran. Dari pada itu maka disusunlah modul
pembelajaran CNC Dasar yang diharapkan dapat membantu para siswa dalam proses belajar.
Modul pembelajaran CNC Dasar berisi materi-materi, soal-soal latihan beserta penyelesaiannya. Materi tersebut disusun sesuai dengan silabus yang telah
ditetapkan oleh sekolahan. Jadi materi modul pembelajaran CNC Dasar disusun disesuaikan dengan kurikulum sistem pendidikan SMK. Selain materi, modul juga
42 dilengkapi latihan-latihan soal. Latihan soal tersebut digunakan sebagai latihan
siswa untuk mengetahui seberapa dalam materi yang telah dipelajari. Sehingga modul tersebut dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk mencapai
kompetensi
D. Pertanyaan Penelitian