61
- 42811 - Elizabeth Banks berperan sebagai Effie Trinket
- 42111 - Paula Malcomson berperan sebagai Ibu Katniss
Everdeen Primrose -
42011 - Willow Shields berperan sebagai Primrose Everdeen -
4411 - The Hunger Games Snears Its Peeta dan Gale -
31711 - Jennifer Lawrence berperan sebagai Katniss Everdeen -
31709 - Lionsgate ® mengadakan pesta untuk The Hunger Games
.
4.2.2 Konsumsi Teks
Film ini memiliki target audience yang luas, karena bisa dinikmati oleh semua umur. Akan tetapi, memiliki kecenderungan target untuk remaja,
mengikuti jejak Harry Potter dan Twilight. Walaupun dinilai banyak memasukan unsur kekerasan, drama, aksi, reality show, percintaan remaja dan
politik, namun hal itu tidak mengurangi esensi pesan yang ingin disampaikan. Hal ini sesuai dengan harapan Suzzane Collins bahwa menurutnya anak-anak
perlu mengetahui apa yang terjadi di dunia sekarang ini, khususnya kekerasan dan media.
Kekerasan merupakan salah satu bentuk dari kriminalitas. Sebuah berita kriminalitas sendiri selain berfungsi sebagai sarana untuk informasi,
didalamnya juga harus ada pesan-pesan moral dan hukum bagi publik-nya. Ada fungsi sosialisasi nilai-nilai moral yang ada di masyarakat dan hukum
perundang-undangan Junaedi, 2005, p. 95. Berita kriminal memiliki dampak positif bagi publik-nya mengingat salah satu fungsi dari media massa adalah
sebagai salah satu agen pembangunan masyarakat Surette, 1997, pp. 210- 238. Surette juga menegaskan bahwa berita kriminalitas di media juga dapat
berfungsi untuk memerangi kejahatan itu sendiri. Pemeran Katniss Everdeen, Jennifer Lawrence, menganggap bahwa
tidak ada masalah dengan adegan berdarah dan penuh kekerasan.
62
We werent going to make a watered-down version of what we love, she said. If you take the violence and brutality out of the movie, you
take the entire heart out of it.
24
“Kita tidak akan membuat versi yang dapat melemahkan pesan yang ingin disampaikan. Jika kamu mengambil memisahkan adegan kekerasan dan
kebrutalan dari film in i, maka kamu mengambil jantung dari film ini”. Begitulah
kurang lebih terjemahan komentar Jeniffer. Film ini sempat ditunda penayangannya di Vietnam oleh Vietnam
National Film Board menganggap film menjadi terlalu keras sehingga
memutuskan untuk menunda penayangannya. Film The Hunger Games telah dinilai tergolong film 12A
25
oleh British Board of Film Classification BBFC di Inggris, untuk mencapai nilai itu, Lionsgate harus memotong atau mengganti
tujuh detik film dengan menghapus adegan percikan darah. Sedangkan di Amerika Serikat, film ini diberi rating PG-13 oleh Motion Picture Association
of America MPAA untuk penayangan materi tematik kekerasan yang
melibatkan remaja. Walaupun banyak kritik yang bermunculan mengenai kekerasan yang
ditampilkan, namun film ini juga mendapat berlimpah pujian dan tanggapan positif.
The Hunger Games movie had a multimillion-dollar weekend opening and seems destined to be the most successful film of the year. Which is
remarkable because its a political movie set in a not-too-distant
24
The Hunge r Games‘ 12 A classification not to the tased of concerned parents
http:www.theguardian.comfilm2012mar28hunger-games-12a-classification-concerned-parents diakses pada 1102013 pukul 16.31
25
Film yang bisa di tonton oleh anak berusia 12 tahun ke atas tanpa di temani. A singkatan dari „Accompanied‟ atau „Advisory‟.
63
America and expresses themes that are familiar and disturbing.
26
- Bob Burnett
Selain dinilai sebagai film yang paling sukses dan meraup keuntungan banyak, film ini juga luar biasa karena terdapat pesan yang tidak jauh dengan
realitas di Amerika serta menggambarkan tema yang familiar dengan kehidupan. Berbeda dengan film Harry Potter ataupun Batman, The Hunger
Games hadir sebagai film yang familiar menampilkan kondisi di Amerika,
temanya mengekspresikan zeitgeist-nya. Seorang pakar film, Siegfried Kracauer menyatakan bahwa umumnya dapat dilihat kalau teknik, isi, cerita,
dan perkembangan film suatu bangsa hanya dapat dipahami secara utuh dalam hubungannya dengan pola psikologis aktual bangsa itu Imanjaya, 2006, p.
30. Film Amerika memang terkenal dengan film bergenre Superhero yang
didalamnya terdiri dari beberapa campuran genre seperti action, drama, science-fiction
dan lainnya. Banyaknya film bergenre Superhero yang tayang sekarang ini, bahkan hingga dibuat sekuelnya menandakan bahwa film
Superhero diminati masyarakat dan sangat komersil. Efek visual yang luar
biasa menjadikan biaya produksi yang tinggi sehingga kebanyakan film bergenre Superhero berasal dari Amerika.
Dalam film ini, Katniss yang adalah tokoh utama merepresentasikan seorang Warrior. Secara tidak langsung ia melakukan pemberontakan yang
cukup berpengaruh pada pemerintahan, Capitol. Pemilihan tokoh perempuan sebagai pemeran utama mengundang tanggapan bahwa film ini juga
mengandung isu feminis.
26
The Politics of The Hunger Games oleh Bob Burnett, Pensiunan Eksekutif Silicon Vally. http:www.huffingtonpost.combob-burnettthe-hunger-games-politics_b_1390945.html diakses pada
1102013 pukul 11.13
64
Katniss Everdeen was shattering stereotypes about girls being helpless and passive in a way that could only be positive for the predominantly
young-teen female audience.
27
- Shelley Bridgeman
Komentar lainnya berasal dari The New York Times
28
: She is different, though, not only because she is a woman but also
because she is anything but a free, rootless figure of the wilderness. The paradise she comes from has been colonized and enclosed. She is
transported to an artificial garden where the beasts are special effects, and cameras record every moment of solitude or intimacy. There she
fights for her life, and for kin and home, cruelly pitted against other children who are doing the same. All of this means that, as she sprints
through the forest, Katniss is carrying the burden of multiple symbolic identities. She‘s an athlete, a media celebrity and a warrior as well as
a sister, a daughter, a loyal friend and potential girlfriend. In genre terms she is a western hero, an action hero, a romantic heroine and a
tween idol. She is Natty Bumppo, Diana the chaste huntress of classical myth, and also the synthesis of Harry Potter and Bella Swan
— the Boy Who Lived and the Girl Who Must Choose. Ms. Collins‘s novels are able to fuse all of these meanings into a credible character
embedded in an exciting and complex story.
27
The Hunger Games is a feminist issue oleh Shelley Bridgeman http:www.nzherald.co.nzopinionnewsarticle.cfm?c_id=466objectid=10795244 diakses pada
1102013 pukul 11. 25
28
A Radical Female Hero From Dystopia http:www.nytimes.com20120408movieskatniss-everdeen- a-new-type-of-woman-warrior.html?_r=0 diakses pada 1102013 pukul 11.43
65
Gambar 4.4
Katniss Everdeen
Katniss dinilai sebagai icon feminis bukan hanya karena dia adalah seorang wanita tapi juga karena ia menggambarkan kebebasan, like one in the
million , tempat tinggalnya telah terjajah. Dia dibawa ke taman buatan di mana
binatang hadir dengan efek khusus, dan kamera merekam setiap momen kesendirian atau keintiman. Di sana ia berjuang untuk hidupnya, saudara dan
tanah kelahirannya, secara kejam diadu dengan anak-anak lain. Katniss yang membawa beban banyak identitas simbolik. Dia seorang atlet, selebriti media
dan prajurit serta saudara perempuan, anak perempuan, teman setia dan calon pacar . Dalam hal bergenre dia adalah pahlawan Barat, pahlawan tindakan,
pahlawan romantis dan idola. Dia adalah Natty Bumppo, Diana yang pemburu wanita suci mitos klasik, dan juga sintesis Harry Potter dan Bella Swan - Boy
Who Lived dan Gadis yang Harus Pilih . Novel Ms Collins adalah mampu memadukan semua makna tersebut menjadi karakter yang kredibel tertanam
dalam sebuah cerita yang menarik dan kompleks. Terpilihnya Jennifer Lawrence menjadi tokoh Katniss Everdeen
merupakan keputusan final dari Suzanne Collins dan Ross. Jennifer dinilai memiliki pembawaan yang kuat, indah, tak kenal menyerah dan berani, Ross
menggambarkan adanya
peleburan antara
kekuasaan, kedalaman,
kompleksitas, kelembutan dan kekuasaan pada tokoh Katniss. Disisi lain, dibalik menampilkan sosok feminim adalah syarat dengan nilai postmodern,
dalam film postmodern, dimana tanda memiliki peran penting dalam
66
membentuk eksistensinya sebagai komoditas, seni dan sekaligus juga ideologi yakni ideologi postmodern Audifax, 2006, p. 19. The Hunger Games
maupun Katniss bukan hanya dinilai sebagai suatu karya seni namun juga sesuatu yang bisa dijadikan komoditas, dan komoditas merupakan bagian dari
budaya massa yang merupakan anak dari kapitalisme. Pertanda yang terlahir dari komoditas dalam corak produksi industri budaya bertebaran dalam realitas
sosial manandakan perubahan sosial terjadi Junaedi, 2005, p. 22. Entertainment Weekly
Lisa Schwartzbaum memberikan nilai A- pada film The Hunger Games.
This Hunger Games is a muscular, honorable, unflinching translation of Collins vision. Its brutal where it needs to be, particularly when
children fight and bleed. It conveys both the miseries of the oppressed, represented by the poorly fed and clothed citizens of Panems 12
suffering districts, and the rotted values of the oppressors, evident in the gaudy decadence of those who live in the Capitol. Best of all, the
movie effectively showcases the allure of the storys remarkable, kick- ass 16-year-old heroine, Katniss Everdeen.
29
The Hunger Games dinilai sebagai film yang gagah, tulus dan gigih.
Pada adegan tertentu menampilkan hal-hal brutal, terutama ketika anak-anak saling berkelahi, saling membunuh dan mengeluarkan darah. Namun, film ini
dapat dengan baik menyampaikan kesengsaraan kaum tertindas, yang diwakili oleh warga yang kelaparan dan dengan pakaiannya yang kurang layak di ke-12
distrik serta nilai-nilai yang tidak baik dan kejam dari para penindas, yang tinggal tinggal di Capitol. Film ini menampilkan daya tarik yang luar biasa.
Ulasan yang lainnya dalam artikel Kids at Risk ‗The Hunger Games
and Bully‘ memaparkan bahwa buku ini mencoba untuk menjelaskan
29
The Hunger Games Reviews : What Critics are saying : http:www.cbsnews.com8301-31749_162- 57403284-10391698the-hunger-games-reviews-what-critics-are-saying diakses pada 11052013 pukul
14.25
67
popularitas trilogi yang luar biasa, kritikus dan komentator yang menggunakan metafora. The Hunger Games menggambarkan tempat dimana kegelisahan
terjadi secara terus-menerus: penghakiman oleh orang dewasa: perpeloncoan, intimidasi, dan gap antar kelompok, dan akhirnya berujung pada trauma. Jika
meregangkan metafora, buku bisa dilihat sebagai dongeng mengancam kapitalisme, di mana terjadi persaingan hingga memunculkan pemenang.
Menurut Karl Marx seluruh pelaku utama dalam perubahan sosial adalah kelas-kelas sosial Storey, 1995, p. 193.
30
Namun patut diketahui bahwa bukan hanya kelas seperti apa yang ditemukan namun juga bagaimana
struktur kekuasaan diantara mereka. Dalam struktur masyarakat kapitalis, dua kelas saling berhadapan yaitu kelas buruh dan kelas pemilik. Kelas atas
memiliki keuntungan terhadap kelas bawah karena mereka dapat hidup dari hasil pekerjaan kelas bawah tanpa harus bekerja. Inilah yang dinamakan
sebagai nilai lebih surplus value oleh Karl Marx dalam teori nilai lebih. Bagitu pula dalam proses yang terjadi di dalam industri budaya dan
dikendalikan oleh segelintir elit industri terhadap para pekerjanya, bahkan para pekerja inipun kemudian menjadi komoditas yang dibendakan Junaedi, 2005,
p. 13. Collins tampaknya menjadi salah satu pemenang, dimana bukunya
menjadi best seller dengan 24 juta copy di Amerika Serikat. Akan tetapi, mungkin alasan untuk sukses adalah sederhana yakni membuat remaja merasa
menjadi korban dan dianggap penting.
31
30
Lihat Karl Marx, „Base and Superstrukture‟ dalam John Storey, Cultural Theory and Popular Culture, A reader Singapore: Harvester Wheatsheaf, 1995
31
Kids at Risk : The Hunger Games and Bully : http:www.newyorker.comartscriticscinema20120402120402crci_cinema_denby diakses pada
11052013 pukul 16.14
68
4.3 Analisis Mikrostruktur Text
Tahapan ini memiliki kegunaan untuk menganalisis teks dengan lebih detail supaya memperoleh data yang dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan
dalam pembuatan teks representasi tersebut. Selain itu juga, akan menjelaskan secara detail mengenai aspek yang dibutuhkan dalam tingkat analisis, ini yang berisi
garis besar atau isi teks informasi, lokasi, sikap, serta tindakan tokoh atau pemeran tersebut dan seterusnya.
Fairclough melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana hubungan suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana
hubungan antar objek didefinisikan. Ada tiga elemen dasar dalam model Fairclough, yang dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Unsur Yang ingin dilihat
Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan,
atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
bagaimana realitas sosial di representasikan
Relasi Bagaimana konstruksi hubungan antara wartawan
pembuat film media, khalayak dan partisipan berita ditampilkan artis-aktor yang memainkan peran.
Ex . seperti apa teks disampaikan, secara informal atau
formal, terbuka atau tertutup. Identitas
Bagaimana konstruksi dari identitas wartawan si
pembuat film media, khalayak dan partisipan berita artis-aktor yang memainkan peran ditampilkan dan
digambarkan dalam teks. Tabel 4.1