Data yang dikumpul Analisis Data Pembahasan

4.6. Data yang dikumpul

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari pengukuran waktu perdarahan pada ekor mencit setelah pemberian intervensi selama 12 hari.

4.7. Analisis Data

Data yang didapat telah dianalisis dengan menggunakan program komputer. Data tersebut telah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel sedikit. Dilanjutkan dengan uji homogenitas menggunakan Levene test . Kemudian dilakukan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis karena distribusi data normal tetapi varian data tidak sama tidak homogen, lalu dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Mann Whitney. Suatu perbedaan dinyatakan signifikan bila p 0.05. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmakologi dan Terapetik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Lokasi tersebut berada di Jalan Dr. T. Mansur, No.5, Medan, Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 32 ekor mencit jantan mus musculus , galur Double Ditsch Webster umur : ± 3 bulan dewasa, sehat, berat badan 20-30 gram sebagai sampel, yang terbagi menjadi 4 kelompok masing-masing berjumlah 8 ekor mencit, yaitu kelompok kontrol plasebo, kelompok aspirin, kelompok propolis, dan kelompok madu.

5.1.3. Hasil Analisis Data

Efek antiplatelet pada mencit yang dihitung dari waktu perdarahan dianalisa dengan menggunakan program komputer. Dari penelitian didapatkan data sebagai berikut: Tabel 5.1. Waktu Perdarahan Mencit detik Kelompok N Mean SD Median Minimum Maksimum Kontrol Plasebo Aspirin Propolis Madu 8 8 8 8 102,88 369,38 385,88 304,63 15,93 120,97 110,98 141,29 101,50 402,00 380,50 326,50 74,00 201,00 248,00 129,00 125,00 507,00 536,00 462,00 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Rerata Waktu Perdarahan Mencit detik Data pada Tabel 5.1. dan Gambar 5.1. menunjukkan rerata waktu perdarahan pada ekor mencit yang tertinggi adalah pada kelompok mencit dengan pemberian propolis mean=385,88 detik, kemudian diikuti kelompok mencit dengan pemberian aspirin mean=369,38 detik, kelompok mencit dengan pemberian madu mean=304,63 detik, dan terendah adalah kelompok kontrol plasebo yaitu dengan nilai mean sebanyak 102,88 detik.

5.1.4. Uji Normalitas Data

Data waktu perdarahan pada masing-masing kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal p0,05, disajikan pada Tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Hasil Uji Normalitas Waktu Perdarahan Kelompok N p Keterangan Kontrol Plasebo Aspirin Propolis Madu 8 8 8 8 0,847 0,188 0,398 0,133 Normal Normal Normal Normal

5.1.5. Uji Homogenitas Data

Data waktu perdarahan pada ekor mencit diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene’s test. Hasilnya menunjukkan varian data tidak homogen p0,05, disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Uji Homogenitas Waktu Perdarahan antar Kelompok Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan 9,760 3 28 0,0001 Tidak Homogen

5.1.6. Uji Komparabilitas

Uji komparabilitas bertujuan untuk membandingkan rerata waktu perdarahan pada kelompok plasebo, aspirin, propolis dan madu. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data pada penelitian ini terdistribusi normal tetapi tidak memiliki varian yang sama tidak homogen, maka analisis komparatif yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu Kruskal-Wallis. Uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada paling tidak dua kelompok perlakuan p=0,0001, sehingga dilanjutkan dengan analisis post hoc dengan uji Mann Whitney . Universitas Sumatera Utara

5.1.7. Uji Lanjutan Post Hoc Test

Uji lanjutan ini bertujuan untuk melihat kelompok mana yang mempunyai perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini, uji lanjutan yang digunakan adalah uji Mann Whitney. Hasil analisis uji tersebut disajikan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Analisis Data dengan Uji Mann Whitney Kelompok Kontrol Plasebo Aspirin Propolis Madu Kontrol Plasebo - 0,001 0,001 0,001 Aspirin 0,001 - 0,834 0,172 Propolis 0,001 0,834 - 0,294 Madu 0,001 0,172 0,294 - p0,05 : terdapat perbedaan yang bermakna Data pada Tabel 5.4. menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok aspirin, propolis dan madu terhadap kelompok kontrol plasebo yaitu p=0,001. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok aspirin terhadap kelompok propolis p=0,834 dan madu p=0,172 serta tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok propolis terhadap kelompok madu p=0,294.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental design dengan tujuan untuk membuktikan adanya efek antiplatelet pada madu dan propolis serta mengetahui perbandingan efektivitas antara aspirin dengan madu dan propolis sebagai antiplatelet berdasarkan pengukuran lama waktu perdarahan pada ekor mencit. Universitas Sumatera Utara Waktu perdarahan adalah waktu mulai perdarahan pada ekor mencit yang dipotong sampai darah berhenti keluar. Adanya efek antiplatelet yang ditunjukkan oleh madu dan propolis ditandai dengan semakin panjangnya waktu perdarahan setelah dilakukan perlakuan pemberian luka pada ekor mencit. Rata-rata waktu perdarahan pada kelompok perlakuan yang diberi madu dan propolis lebih panjang dari kelompok kontrol plasebo dan hampir mendekati rata- rata waktu perdarahan kelompok kontrol positif aspirin. Hal ini demikian karena flavonoid, salah satu kandungan dari madu dan propolis mempunyai aktivitas antiplatelet yang dapat dikaitkan dengan terjadinya peningkatan produksi prostasiklin oleh sel endotel. Prostasiklin tersebut menghambat proses agregasi melalui sintesis cAMP yang akan menyebabkan terhambatnya ekspresi reseptor platelet GPIIbIIIa Akhlaghi dan Bandy, 2009. Penghambatan proses agregasi tersebut menyebabkan rata-rata waktu perdarahan pada ekor mencit dengan pemberian madu dan propolis memanjang. Dari uji statistik didapatkan perbedaan bermakna waktu perdarahan pada kelompok kontrol plasebo terhadap kelompok perlakuan yang diberi madu dan propolis. Pada kelompok perlakuan yang diberi madu dan propolis tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol positif aspirin. Hal ini membuktikan bahwa madu dan propolis memiliki efek antiplatelet pada mencit, seperti halnya aspirin. Mekanisme penghambatan agregasi platelet oleh madu tergantung pada beberapa faktor. Suatu penelitian telah menunjukkan bahwa paparan terhadap hidrogen peroksida salah satu kandungan madu dapat menyebabkan penghambatan aktivitas platelet yaitu agregasi platelet Ferroni et al., 2004. Selain itu, madu juga dapat mempengaruhi fungsi platelet dengan menghambat oksidasi LDL yang secara tidak langsung menghambat agregasi platelet Hegazi dan El-Hady, 2007. Hal ini Universitas Sumatera Utara karena penelitian telah membuktikan bahwa platelet yang teraktivasi setelah proses agregasi akan memproduksi beberapa sitokin yang akan mengaktivasi fagosit sehingga terjadi peningkatan produksi radikal bebas oksigen yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi LDL Ferroni et al., 2004. Komponen aktif propolis, CAPE telah terbukti mempunyai efek antiplatelet berdasarkan mekanisme berikut yaitu dengan meningkatkan pembentukan cGMP yang akan mengaktifkan fosforilasi cyclic GMP-dependent VASP Ser 157 dan kemudian menghambat aktivitas PKC protein kinase C. Pada akhirnya terjadi penghambatan fosforilasi P47 dan memicu terjadi penghambatan agregasi platelet Chen et al., 2007. Dari hasil penelitian ini ternyata rerata waktu perdarahan pada ekor mencit dengan pemberian madu dan propolis lebih panjang atau mendekati dengan kelompok kontrol positif aspirin. Maka dapat dipertimbangkan pemakaiannya sebagai terapi antiplatelet yang alternatif maupun sebagai suplemen dalam upaya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, penelitian yang lebih lanjut perlu dilakukan pada manusia untuk hasil yang lebih efektif serta dilakukan penelitian seperti ini dengan menggunakan sampel yang banyak. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan