Sarana di Bidang Perhubungan Pola PermukimanPerumahan di Kelurahan Bantan

37

4.1.4.4 Sarana di Bidang Perhubungan

Sarana di bidang perhubungan dibutuhkan untuk mempermudah akses masyarakat keluar masuk kelurahan. Terkait memperlancar roda pemerintahan, perekonomian dan jaringan masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh selama observasi, pada umumnya sarana perhubungan berupa jalan di Kelurahan Bantan sudah mulai baik, seperti pada tabel berikut : Tabel 8 Keadaan Sarana Perhubungan No. Sarana Perhubungan Jumlah 1. Jalan Lingkungan 14 2. Jalan Protokol 1 3. Jalan Provinsi 1 4. Rel Kereta Api 1 JUMLAH 17 Sumber : Kantor Kelurahan Bantan Tahun 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di Kelurahan Bantan terdapat sebuah jalan protokol. Berdasarkan observasi kondisi jalan protokol tersebut cukup baik dengan jenis aspal hot mix. Begitu pula dengan jalan provinsinya. Namun di beberapa lingkungan jalannya belum di aspal dan becek bila turun hujan. Di lokasi penelitian, tepatnya jalan tirtosari ujung kondisi jalan belum diaspal masih terlapis batu - batu tadas saja, tetapi tidak seluruhnya. Sehingga saat turun hujan masih becek. Selebihnya jalan di lorong - lorong yang terdapat di Kelurahan Bantan sudah tergolong bagus. Begitu juga dengan rel kereta api, saat ini sedang Universitas Sumatera Utara 38 proses pembangunan 2 jalur sehingga warga jalan tirtosari ujung sedang bersiap - siap untuk membuka teras - teras rumah mereka agar tetap bisa melakukan aktivitas. Sebab jalan dan halaman mereka nantinya akan digunakan PT. KAI sebagai jalur 2.

4.1.4.5 Pola PermukimanPerumahan di Kelurahan Bantan

Rumah merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Menurut UU RI No. 4 Tahun 1992, rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman, dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Rumah adalah tempat tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga dan rumah juga sebagai status lambing sosial Mukono, 2000. Menurut Suparno Sastra M. Dan Endi Marlina 2006, pengertian mengenai perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan permukiman menurut Suparno Sastra M. Dan Endi Marlina 2006, adalah suatu temoat bermukim manusia untuk menunjukkan suatu tujuan tertentu. Dari segi makna permukiman berasal dari terjemahan settlements yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. Berdasarkan kondisi fisik, rumah di Kelurahan Bantan dibedakan menjadi 3 golongan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 9 Keadaan Pola PermukimanPerumahan Masyarakat Kelurahan Bantan No. Sarana Perumahan Jumlah 1. Rumah Permanen 3.422 Rumah 2. Rumah Semi Permanen 1783 Rumah 3. Rumah Non Permanen - TOTAL 5.205 Rumah Sumber : Kantor Kelurahan Bantan Tahun 2016 1. Rumah permanen, memiliki ciri bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik, dan atapnya berbahan genteng. Berdasarkan observasi di Kelurahan Bantan mayoritas rumah penduduknya tergolong permanen. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah rumah permanen di Kelurahan Bantan yaitu sebanyak 3.422 rumah. 2. Rumah semi permanen, memiliki ciri dinding setengah tembok dan setengah papanbambu, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes. Rumah - rumah seperti ini banyak dijumpai di lorong – lorong maupun di gang kecil dan permukiman yang terdapat di pinggiran rel kereta api seperti di Jalan Tirtosari Ujung Kelurahan Bantan. Meskipun demikian status tanah yang ditempati bukanlah milik pribadi maupun perorangan, akan tetapi milik PJKA. 3. Rumah non permanen, memiliki ciri berdidinng kayu, bambu atau gedek, dan tidak berlantai lantai tanah, serta atap rumahnya dari gedek, seng maupun asbes. Golongan rumah seperti ini tidak ada di Kelurahan Bantan. Universitas Sumatera Utara 40 Terbukti dari hasil observasi dan data yang ditemukan peneliti di Kantor Kelurahan Bantan.

4.2 Kondisi Sarana di Jalan Tirtosari Ujung

Jalan Tirtosari Ujung merupakan lokasi penelitian dalam skripsi ini. Jalan Tirtosari Ujung terletak di Lingkungan 14 tepatnya di pinggir jalur perlintasan Kereta Api yang berbatasan dengan Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan dan Kelurahan Tegal Sari Mandala 2. Jalan Tirtosari Ujung di kepalai oleh seorang kepala lingkungan bernama Bapak Wahidin. Beliau sudah menjabat selama 4 tahun. Pola permukiman masyarakat di Jalan Tirtosari Ujung berjarak sangat dekat dengan rel kereta api yaitu sekitar 3 - 5 meter dari rel kereta api. Berdasarkan observasi mayoritas penduduk yang tinggal di pinggiran rel kereta api tersebut adalah kaum migran yang bersuku batak toba. Dulunya rumah di Jalan Tirtosari Ujung masih sedikit hanya terdapat beberapa rumah saja, selebihnya dipenuhi oleh tanaman lalang. Seperti yang diutarakan oleh salah satu informan yang saya wawancarai yaitu Ibu Rosdiana Br Damanik Pr, 55 tahun yang mengatakan : “Dulu jalan la aku kemari, tau dulu ini apa ini lalang, rumah dulu disini yang dekat rumah kami sana la ada 2 rumah papan. Baru rumah orang si Leo, terus rumah orang ini, ah Cuma 5 rumah la. Itu pun berjarak – jarak la. Masih hutan la pokoknya.” Wawancara 28 Juli 2016 Saat ini di Jalan Tirtosari ujung keadaannya sudah jauh berbeda, sudah terdapat banyak rumah semi permanen di sepanjang pinggiran rel kereta api. Rumah tersebut ada yang merupakan milik pribadi warga masyarakat jalan Tirtosari ada juga yang masih menyewa hanya saja status tanah di bawah Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Bertahan Hidup Pemulung (Studi Deskriptif Pemulung yang Tinggal di Perumahan Cendana, Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa)

1 20 119

Pemulung Lansia di Kota Medan (Studi Pemulung Lansia di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan)

2 17 53

PEMULUNG YANG TERMARGINALKAN: (Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Pemulung di Kelurahan Lasoani) | . | Kreatif 3354 10444 1 PB

0 0 8

Pemulung Lansia di Kota Medan (Studi Pemulung Lansia di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan)

0 0 14

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 13

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 1

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 10

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 10

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 5

Analisis Kondisi Kemiskinan dan Tindakan Kolektif Masyarakat Pemulung Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pemulung yang Berdomisili di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung

0 0 7