5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1.
Periode penelitian dalam penelitian ini terbatas hanya pada tahun 2011-2014 2.
Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian hanya memiliki dua variabel independen dan satu variabel
moderating. Dari nilai koefisien determinasi di bab empat hasil penelitian diketahui hanya 55,2 variabel profitabilitas dan opini audit tahun
sebelumnyamampu menjelaskan nilai perusahaan sisanya 44,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya, manajemen perusahaan dan para investor adalah sebagai
berikut: 1.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel independennya, dan juga menambahkan variabel moderating yang lebih
cocok untuk memoderasi variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu peneliti selajutnya juga diharapkan menambah jumlah referensi
apabila ingin meneliti dengan variabel yang sama. 2.
Bagi investor atau calon investor sebaiknya berhati-hati dalam memilih perusahaan dimana mereka akan menginvestasikan dana mereka dan
Universitas Sumatera Utara
sebaiknya tidak berinvestasi pada perusahaan yang mendapat opini going concern.
3. Bagi Manajemen perusahaan hendaknya dapat mengenali lebih dini
tandatanda going concern dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangannya sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera mungkin.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi
Jensen dan Meckling 1976 menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen manajemen dengan pemilik principal.Agen diberi wewenang
oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik.Ketimpangan informasi
ini biasa disebut sebagai asymetri information.Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata
mementingkan kepentingannya sendiri. Menurut Januarti 2009, Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh
pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak
ketiga yang independen, dalam hal ini adalah akuntan publik.Tugas dari akuntan publik auditor memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan
yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut IAI 2009: 1 ialah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang disajikan dalam
Universitas Sumatera Utara
berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Menurut IAI SAK: 2012, tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut : 1.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Accounting Principle Board Statement No. 4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements
Business Enterprises memuat tujuan kualitatif dari laporan keuangan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Relevance, artinya memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Understandability, artinya informasi yang dipilih tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.
c. Verifiability, artinya hasil akuntansi dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
d. Neutrality, artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
pengguna-pengguna yang spesifik. e. Timeliness, artinya laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. f. Comparability, artinya informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan. g. Completeness, artinya informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan-kebutuhan yang layak dari para pemakai.
2.1.3 Audit
Audit merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan Mulyadi, 2002. Tujuan umum audit atas laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
adalah untuk menyatakan pendapatatas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Terdapat tiga standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.
Ketiga standar audit tersebut berisi hal-hal sebagai berikut: 1.
Standar umum a.
Keahlian dan kompetensi teknis b.
Sikap independensi c.
Kemahiran professional 2.
Standar pekerjaan lapangan a.
Perencanaan dan supervisi b.
Pemahaman pengendalian internal c.
Bukti audit kompeten 3.
Standar pelaporan a.
Laporan auditor b.
Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi c.
Pengungkapan informatif d.
Laporan berisi pendapat
2.1.4 Opini Audit
Opini audit merupakan laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan.Dalam perkembangannya, peran opini audit menjadi penting dalam kaitannya dengan citra perusahaan di mata para pengguna
laporan keuangan.Dalam Standar Profesional Akuntan Publik dijelaskan bahwa “tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang
Universitas Sumatera Utara
material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
Terdapat lima tipe pendapat audit IAI, 2001: SA Seksi 508 yaitu: 1.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Opini ini diberikan apabilaterpehuni keadaan-keadaan berikut:
a. Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan
auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati.
b. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.
c. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula
penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
d. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti no material
uncertainty mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
Unqualified with Explanatory Language Opini ini diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak
berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tertentu tersebut dapat terjadi apabila:
Universitas Sumatera Utara
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor
independen lain. b.
Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat menyimpang dari SAK.
c. Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang
akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. e.
Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip akuntansi.
f. Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM
namun tidak disajikan. 3.
Opini Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion Qualified opinion adalah pendapat yang diberikan ketika laporan
keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangankurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dikecualikan.Pengecualian tersebut dapat terjadi apabila: a.
Bukti kurang cukup. b.
Adanya pembatasan ruang lingkup. c.
Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum SAK.
Universitas Sumatera Utara
4. Opini Tidak Wajar Adverse Opinion
Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor,laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajarsesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia. 5.
Menolak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak
dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan untuk menolak
memberikan pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor
dengan kliennya. Auditor akan mengeluarkan salah satu dari kelima opini tersebut setelah
melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang diaudit sesuai dengan standar dan prosedur audit yang berlaku. Perusahaan biasanya
mengharapkan auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion. Dengan mendapatkan unqualified opinion menandakan
bahwa laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku. Perusahaan yang
mendapatkan opini selain unqualified cenderung akan mengganti auditor mereka dengan harapan akan mendapat opini unqualified agar laporan
keuangan perusahaan dipandang baik oleh para pengguna informasi laporan keuangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Going Concern
Menurut Belkaoui 2006:271, going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam
jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab, serta aktivitas-aktivitasnya yang tiada henti. Kesinambungan operasi
entitas akan menghasilkan laporan keuangan yang bersifat sementara sesuai periode aktivitas dan akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya
secara berkelanjutan Grace, 2014. Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional.Inti going concern terdapat pada
balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Menurut Siregar 2015,
Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang paling buruk,
kecurangan ekonomis, dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam
akibat tingginya tingkat suku bunga. Arens et al 2012:52-53 menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan badan usaha tersebut untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya :
a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan
yang tidak biasa. d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang
sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
2.1.6 Opini Audit Going Concern
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit SPAP, 2001: SA
Seksi 341 paragraf 2. IAI 2001 memaparkan langkah-langkah yang akan ditempuh auditor dalam mengevaluasi kemampuan going concern
perusahaan dengan cara berikut ini. 1
Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang dilaksanakannya menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pas. Mungkin diperlukan
informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti- bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian
auditor.
Universitas Sumatera Utara
2 Jika auditor yakin terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus: a. memperoleh informasi mengenai
rencana manajemen untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, b. mengevaluasi apakah rencana tersebut efektif
dilaksanakan. 3
Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil kesimpulan apakah masih terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.
Pernyataan Standar Auditing PSA 29 paragraf 11 huruf d IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 11 menyatakan bahwa keraguan yang besar
tentangkemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern merupakan keadaan yang mengharuskan auditor
menambahkan paragrafpenjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian unqualified opinion, yang dinyatakan oleh auditor. SA Seksi 341 paragraf 06 menjelaskan bahwa auditordapat mengidentifikasi
informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yangmenunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas
dalammempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas tidak lebihdari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit.
Universitas Sumatera Utara
IAI 2001 mencontohkan kondisi atau peristiwa yang berkaitan adalah sebagai berikut.
1 Tren negatif, misalnya kerugian operasi yang terjadi
berulang,kurangnya modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, jeleknya rasio keuangan yang penting.
2 Kemungkinan adanya financial distress, misalnya kegagalan
memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok atas pengajuan
permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan
besar sebagian aktiva. 3
Masalah intern, misalnya pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau
sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan
memperbaiki operasi. 4
Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting,
kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besarseperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang
Universitas Sumatera Utara
tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
2.1.7 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun
penelitian. Pada umumnya opini going concern lebih mudah diterbitkan oleh auditor independen, apabila terdapat opini going concern pada
laporan audit tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini going concern
GCAO dan tanpa opini going concern NGCAO Panjaitan, 2014. Penelitian yang dilakukan oleh Januarti 2009, Panjaitan 2014,
Widyantari 2011, Siregar 2015, Puspitasari dan Cahyono 2012, menemukan hubungan positif antara opini audit going concern tahun
sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya perusahaan menerima opini audit going concern, maka pada tahun berjalan
akan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menerima kembali opini audit going concern.
2.1.8 Kualitas Audit
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh pihak ketiga, yaitu Kantor Akuntan Publik KAP yang
independen. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas
Universitas Sumatera Utara
audit yang terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material no material misstatements atau kecurangan
fraud dalam laporan keuangan auditee. Auditor sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila mereka bekerja sesuai standar profesional
yang ada Panjaitan, 2014. Hasil dari penelitian Widyantari 2011, menunjukkan bahwa KAP yang besar Big four accounting firms akan
berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. KAP skala besar juga lebih cenderung untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Kategori KAP the big four di
Indonesia: 1.
KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro,
Sarwoko dan Sandjaja. 3.
KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama KAP
Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.9 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Terdahulu