e. Pengujian hipotesis 5. Hasil uji koefisien parameter antara keadilan
distributif dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.348 dan nilai t-statistics sebesar 2.223. Hal ini menunjukkan bahwa
keadilan distributif berpengaruh positif terhadap kinerja. Sehingga hipotesis kelima H5 menyatakan bahwa keadilan distributif
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, “diterima”.
4. Pembahasan Interpretasi Hasil Penelitian
a. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi
Intrinsik Berdasarkan nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel t-
statistik 1.96 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik, hipotesis ini terbukti diterima karena memiliki hasil t-statistics sebesar 2.341 diatas 1.96,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap motivasi intrinsik
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta. Danim 2004 mengungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan perbuatan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam sebuah organisasi untuk mengkoordinasi dan memberikan arahan kepada individu atau
sebuah kelompok yang tergabung dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga di era saat ini,
kepemimpinan transformasional dianggap dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan dari sebuah organisasi. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa pemimpin di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta mampu mendorong semangat dan selalu memberikan
dukungan terhadap para karyawan termasuk perawat. Selain itu, pemimpin juga dapat membuat para perawat untuk termotivasi agar
lebih menyadari dan mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b. Pengaruh Keadilan Distributif terhadap Motivasi Intrinsik
Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel keadilan distributif berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik, hipotesis ini
terbukti diterima karena memiliki hasil t-statistics sebesar 3.270 diatas 1.96, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keadilan distributif
berpengaruh signifikan terhadap motivasi intrinsik perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta. Hal ini menjelaskan bahwa
sebuah organisasi patut memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara memberikan hak-hak secara adil setiap karyawan.
Tjahjono 2008 menyatakan bahwa keadilan cenderung berhubungan positif terhadap outcomes yang berkaitan dengan evaluasi personal
seperti penilaian kinerja, sistem penggajian, dan lain-lain. Sehingga dengan pemberian kompensasi yang didistribusikan dengan baik akan
memacu rasa motivasi dengan lebih baik dan dapat meningkatkan
9
motivasi. Selain itu, penilaian kinerja mandiri dapat memberikan batasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan sehingga dapat
memotivasi untuk bekerja lebih baik terhadap tugas pokok yang diberikan.
c. Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Karyawan
Hasil uji hipotesis ketiga menyatakan bahwa variabel motivasi intrinsik berpengaruh positif terhadap kinerja, hipotesis ini terbukti
diterima karena memiliki hasil t-statistics sebesar 2.661 diatas 1.96, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi intrinsik
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta. Berdasarkan teori Herzberg
menyatakan bahwa apabila karyawan merasakan puas atas suatu pekerjaan maka kepuasan tersebut berasal dari dalam diri bersifat
intrinsik seperti keberhasilan mencapai sesuatu, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir dan pertumbuhan profesional dan intelektual
yang dialami oleh seseorang Siagian, 1995. Semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki oleh perawat Rumah Sakit Umum Daerah
Kudungga Sangatta maka semakin tinggi pula kinerja perawat tersebut. Sehingga dengan adanya motivasi intrinsik yang tinggi dalam diri
seorang perawat akan meningkatkan kinerja perawat tersebut dalam bekerja khususnya dalam memberikan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat.
d. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja
Karyawan Hasil uji hipotesis keempat, menyatakan bahwa variabel
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja, hipotesis ini terbukti diterima karena memiliki hasil t-statistics sebesar
2.438 diatas 1.96, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta. Hal ini menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang
dijalankan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta mampu meningkatkan kinerja dari para karyawan khususnya
perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Cara pemimpin dalam meningkatkan kinerja perawat adalah dengan mengadakan
pelatihan dan pendidikan. Pemimpin yang bersikap suportif terhadap karyawan dapat membuat karyawan cenderung akan bersikap
kooperatif terhadap pekerjaan.
e. Pengaruh Keadilan Distributif terhadap Kinerja Karyawan
Hasil uji hipotesis kelima menyatakan bahwa variabel keadilan distributif berpengaruh positif terhadap kinerja, hipotesis ini terbukti
diterima karena memiliki hasil t-statistics sebesar 2.223 diatas 1.96, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keadilan distributif
10