DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Penempatan pada meja tournament 15
Gambar 2.2. Tekanan pada kedalaman h dalam zat cair 25
Gambar 2.3. Tekanan dalam fluida tidak bergantung pada bentuk wadah
26 Gambar 2.4. Lift hidrolik
26 Gambar 2.5. Menghitung gaya apung
28 Gambar 2.6. Benda terapung
29 Gambar 2.7. Benda melayang
29 Gambar 2.8. Benda tenggelam
30 Gambar 2.9. Partikel yang ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala
arah 31
Gambar 2.10. Tegangan permukaan pada kawat U 32
Gambar 2.11. Sudut kontak pada pipa kapiler 33
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 47
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 47
Gambar 4.3. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 48
Gambar 4.4. Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 49
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 17
Tabel 3.1. Control grup pretest posttest design 38
Tabel 3.2. Tabel spesifikasi materi pokok Fluida Statis 40
Tabel 3.3. Penentuan skor perolehan hasil belajar 41
Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas 49
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 50
Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Pretes Siswa 51
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa 51
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 RPP I
60 Lampiran 2
RPP II 71
Lampiran 3 RPP III
81 Lampiran 4
RPP Kelas Kontrol 89
Lampiran 5 LKS I
101 Lampiran 6
LKS II 107
Lampiran 7 LKS III
111 Lampiran 8
Instrumen Soal 115
Lampiran 9 Instrumen Tes Hasil Belajar
125 Lampiran 10 Instrumen Penilaian Afektif
128 Lampiran 11 Instrumen Penilaian Keterampilan
130 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen
132 Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol
134 Lampiran 14 Perhitungan Rata, Varians, dan Standar Deviasi
136 Lampiran 15 Uji Normalitas
140 Lampiran 16 Uji Homogenitas
144 Lampiran 17 Uji Hipotesis
147 Lampiran 18 Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
150 Lampiran 19 Lembar Penilain Keterampilan Kelas Eksperimen
152 Lampiran 20 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
155 Lampiran 21 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke z
156 Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
157 Lampiran 23 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
159 Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian
160 Lampiran 25 Validitas Isi
165 Lampiran 26 Surat Izin Penelitian
171 Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
172 Lampiran 28 Surat Izin Observasi
173 Lampiran 29 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
174
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa terhadap materi ajar.
Lemahnya penekanan pemahaman terhadap konsep dan kurang memperhatikan proses pembentukan pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang dipelajari
sehingga mengakibatkan siswa mengalami pseudo learning yaitu belajar yang tidak mempunyai makna. Hal ini nampak rata-rata hasil belajar siswa yang senantiasa
masih sangat memprihatinkan. Hasil belajar ini tentunya merupakan hasil proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini suasana
kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, karena tidak menyentuh ranah dimensi siswa itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar itu belajar untuk belajar. Dalam arti yang lebih subtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan belum
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Trianto. 2007:66
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memiliki kualitas hasil belajar yang rendah. Beberapa kendala dalam pembelajaran fisika antara lain adalah
penggunaan metode dan model pembelajaran oleh guru yang kurang cocok dalam suasana kelas tersebut, media pembelajaran yang digunakan juga kurang tepat, guru
juga kurang memperhatikan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran fisika. Sebagian besar siswa sering mengeluhkan mata pelajaran fisika sebagai mata
pelajaran yang kurang disukai dengan alasan mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit karena banyaknya rumus-rumus yang harus dihafalkan serta
konsep yang susah dipahami oleh siswa. Sehingga banyak siswa yang malas dan kurang bersemangat terhadap mata pelajaran fisika.
Berdasarkan studi pendahuluan peneliti dengan melakukan wawancara kepada guru fisika kelas XI SMA Negeri 1 Kuala Kabupaten Langkat, Bapak
Hemat, diperoleh data hasil belajar fisika siswa dalam pemahaman konsep masih
rendah. Kemudian pada saat Program Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT di SMA Negeri 1 Kuala peneliti telah melakukan observasi bahwa adapun faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu, selama melakukan proses pembelajaran, guru hanya menekankan pada berjalannya silabus sehingga siswa
tidak ketinggalan pelajaran dan pembelajaran yang digunakan secara umum masih berpusat pada guru. Guru juga tidak melakukan variasi-variasi dalam proses
pembelajaran seperti penggunaan media, model pembelajaran, dan penggunaan laboratorium padahal sekolah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang
memadai untuk mendukung pembelajaran yang lebih baik guna menunjang pemahaman siswa tentang materi pembelajaran sehingga kompetensi yang
diharapkan bisa tercapai. Selanjutnya dari hasil data angket yang disebarkan kepada 40 orang siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Kuala Kabupaten Langkat menyatakan 15 diantaranya tidak menyukai pembelajaran fisika karena menganggap pelajaran fisika sulit dan
kurang dimengerti. Kemudian 10 diantaranya menyatakan menyukai pelajaran fisika, dan selebihnya tidak memberikan respon terhadap pelajaran fisika. Selain
itu, dari hasil angket semua siswa mengatakan bahwa, 85 ketika dalam proses pembelajaran guru selalu mencatat serta mengerjakan soal dan 60 siswa
menginginkan cara belajar fisika yang menarik dan menyenangkan seperti belajar sambil bermain.
Perlu upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan
minat, semangat, kemampuan untuk dapat bekerja bersama teman dalam menemukan suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan sendirinya
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran koooperatif tipe TGT menggunakan media
permainan monopoli. Permainan monopoli merupakan permainan yang terkenal di dunia. Salah
satu karakteristik dari permainan ini adalah memperkenalkan sesuatu yang ada disekitar dengan menggunakan kartu-kartu seperti kartu kompleks tanah, kartu dana
umum, kartu kesempatan dan lain-lain. Dari hasil pengamatan inilah, peneliti