4. Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari. 5. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7. Memberi umpan balik feed back.
8. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran
B. Kerangka Berpikir
1. Belajar merupakan aktivitas yang ditempuh siswa dengan tujuan untuk membentuk sikapbudi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Tujuan pembelajaran di duga dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual. 2. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran Dasar Kontruksi Kayu masih banyak ditemukan masalah-masalah antara lain: masih rendahnya prestasi belajar
siswa, masih rendahnya tingkat partisipasi siswa, masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep–konsep Dasar Kontruksi Kayu. Prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah pemilihan model
pelajaran yang tepat dan efektif. Model pelajaran yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi tertentu.
Model pembelajaran yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan
pelajaran sehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif. 3. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mempertimbangkan
keragaman siswa dan multi intelegensi siswa yang ada di kelas itu. Siswa akan dibiasakan berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar kelompok dan
observasi langsung di lapangan. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya yang terdiri dari berbagai macam tipe, artinya kelompok
tersebut bersifat heterogen dan didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah. Jika ada anggota kelompok yang tidak jelas maka
anggota kelompok yang merasa mampu akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian pembelajaran akan menyenangkan dan berarti bagi
siswa yang selanjutnya akan menimbulkan semangat belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.Siswa akan dibiasakan
berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar kelompok dan observasi langsung di lapangan. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya yang
terdiri dari berbagai macam tipe, artinya kelompok tersebut bersifat heterogen dan didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah.
Jika ada anggota kelompok yang tidak jelas maka anggota kelompok yang merasa mampu akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian
pembelajaran akan menyenangkan dan berarti bagi siswa yang selanjutnya akan menimbulkan semangat belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa
akan meningkat. Dari uraian di atas, dapat digambarkan pola pemikiran yang
menggambarkan secara singkat konsep hubungan dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
Siklus 3 Kondisi Awal
Tindakan Guru belum menggunakan
pembelajaran kontekstual
Dalam Pembelajaran Menggunakan pendekatan
kontekstual Siklus 1
keaktifan dan prestasi belajar siswa rendah
Siklus 2
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan