Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian

dan Tladan; serta 2 sampel dari puskesmas dengan kasus penderita DBD meninggal dunia, yaitu Puskesmas Kawedanan dan Sukomoro. Hal tersebut dilakukan karena jumlah kasus DBD yang terjadi di dataran tinggi dan dataran rendah mempunyai jarak yang cukup signifikan. Ada beberapa puskesmas di dataran tinggi yang mempunyai kasus DBD lebih tinggi daripada puskesmas di dataran rendah. Padahal nyamuk Aedes Aegypti lebih mudah berkembang di dataran rendah daripada di dataran tinggi. c. Tahap IV Dalam tahap ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih atau menentukan masyarakat sekitar puskesmas yang akan diwawancara yaitu masyarakat yang kira-kira mengetahui tentang Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit DBD misal perangkat desa. Penarikan sampel dalam penelitian ini tidak mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya dengan maksud menelusurinya secara mendalam. Oleh karena itu dalam penelitian ini tidak menarik generalisasi atas hasil yang diperoleh.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan teknik pengumpulan data yang digunakan dibagi ke dalam beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap I Dalam tahap ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumenter yaitu “cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalilhukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan” Nawawi, 1998:133. Dokumenter merupakan pengumpulan data yang bersumber dari arsipdokumen yang terdapat di instansi terkait yaitu dari Kantor Dinas Kesehatan sendiri. Selain itu juga menggunakan data yang bersumber dari buku kepustakaan, hasil penelitian dan arsipdokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Tahap II dan III Dalam tahap ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara yaitu ”pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu” Saebani, 2008:190. Wawancara diadakan secara langsung terhadap pihak yang bersangkutan, pihak yang bersangkutan disini adalah mereka yang dianggap tahu dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang akurat dan mendalam penguasaannya terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini, proses wawancara dilakukan secara formal dan informal dengan cara tanya jawab dengan terlebih dahulu membuat kerangka garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara tersebut, serta dilakukan dalam waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan kejelasan tentang hal yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit DBD di Kabupaten Magetan. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik observasi yang biasa diartikan “sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian” Nawawi, 1998:100. Dalam observasi ini peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan peran yang dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang biasa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Dalam tahap ini peneliti juga menggunakan teknik kuesioner yaitu “daftar pertanyaan bagi pengumpulan data dalam penelitian” Sutopo, 2006:81. Kuesioner banyak dilakukan terutama untuk memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat, sehingga sangat menguntungkan dalam hal waktu dan biaya. c. Tahap IV Dalam tahap ini peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi.

7. Validitas Data