Kauman Sebagai Kampung Batik Kauman Sebagai Kampung Santri

4 0 kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu, dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Hasil penilaian ini lebih baik bila dalam bentuk matrik yang dinamakan matrik pairwise comparision perbandingan berpasangan. Syntetic of priority, yaitu setiap matrik pairwise comparisions kemudian dicari eigen vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matrik pairwise comparism terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di antara local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting. Logical Consistensy, yaitu semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. AHP dengan metode Direct Assessment. pada prakteknya lebih sederhana daripada pairwise comparism. Pada Direct Assessment, penentuan aspek tiap level goal, kriteria, sub kriteri, dan alternatif dan penentuan bobot tiap aspek sangat penting untuk dilakukan dengan seksama, karena Direct Assessment pada prinsipnya analisa terletak pada penentuan aspek dan bobot. Setelah aspek dan bobot didapatkan, bobot tiap aspek dianalisa untuk mendapatkan skor tiap aspek alternatif dan ranking dari masing-masing alternatif. Supaya lebih teliti dan memperkecil tingkat kesalahan, maka dalam penelitian diputuskan menggunakan AHP Direct Assessment untuk membuat susunan prioritas strategi. 2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Potensi Revitalisasi Kawasan Kauman Surakarta

2.2.1.1. Kauman Sebagai Kampung Batik

Batik merupakan aspek non fisik Kawasan Kauman yang bisa diangkat sebagai potensi khas kawasan karena memenuhi hal-hal yang bisa dijadikan pertimbangan untuk diusulkan sebagai kawasan cagar budaya. Aspek tersebut adalah: a. Aspek sejarah; batik merupakan warisan leluhur Kawasan Kauman yang masih terpelihara sejak kauman ditinggali oleh para abdi dalem hingga kini. b. Aspek sosial atau spirit kawasan; batik merupakan aspek non fisik kawasan yang khas. Kegiatan membatik dan menjual produk batik menjadi salah satu kegiatan 4 1 dominan. Batik juga menjadi salah satu aspek non fisik kawasan yang menjadikan kawasan ini dikenal oleh masyarakat luas. c. Arsitektural; rumah-rumah kuno peninggalan juragan batik pada masa lampau memiliki nilai arsitektural tinggi. d. Pengaruh pada kawasan sekitar; Kauman merupakan simpul perdagangan bagi kawasan sekitarnya. Batik merupakan salah satu komoditas perdagangan khas kawasan.

2.2.1.2. Kauman Sebagai Kampung Santri

Kegiatan keagamaan Islam merupakan aspek non fisik Kawasan yang sangat kental dengan masyarakat Kauman. Mayoritas masyarakat Kauman menganut agama Islam mencapai 95 dan taat menjalankan ibadah serta kegiatan-kegiatan keagamaan. Kauman sebagai kampung santri memiliki potensi-potensi sebagai berikut: e. Aspek sejarah; Kauman ditinggali oleh para penghulu dan ahli dalem Keraton bidang keagamaan sejak berdirinya Masjid Agung Surakarta. Hingga saat ini, masyarakat Kauman sebagian besar merupakan keturunan dari para abdi dalem tersebut, karena terjadi pernikahan antar masyaralat yang masih memiliki pertalian persaudaraan. f. Aspek sosial atau spirit kawasan; kegiatan keagamaan merupakan aspek non fisik kawasan dominan. g. Arsitektural; rumah-rumah peninggalan para abdi dalerm pada masa lampau dan juga bangunan-bangunan peribadatan memiliki nilai arsitektural tinggi. h. Pengaruh pada kawasan sekitar; Kauman merupakan simpul kegiatan keagamaan bagi kawasan sekitarnya. Keberadaan Masjid Agung sebagai masjid tertua di Surakarta menjadi pusat kegiatan keagamaat, terutama bagi Keraton Kasunanan Surakarta, Kawasan Kauman sendiri, Baluwarti, Gladak, dan kawasan lain di sekitarnya. 4 2

2.2.1.3. Kauman Sebagai Kampung Wisata