BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Rating Factor Pekerja
Penilaian rating factor Rf dilakukan terhadap operator yang bekerja secara manual dan bekerja dengan mesin pada lantai produksi. Perhitungan nilai
rating factor dilakukan menggunakan westinghouse yang memperhatikan 4 faktor yaitu keterampilan, usaha, kondisi dan konsistensi. Contoh perhitungan rating
factor untuk operator 1 pada bagian mesin potong adalah sebagai berikut : Faktor penyesuaian menurut Westinghouse System
Keterampilan : Average = +0,03 Usaha : Average = 0,00
Kondisi kerja : Average = 0,00 Konsistensi : Average = 0,00
Faktor penyesuaian Total = +0,03 Nilai di atas diperoleh berdasarkan pengamatan langsung pada saat
bekerja. Pengambilan nilai dilakukan secara subyektif dan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Misalnya untuk keterampilan Skill, operator yang diamati
mendapat nilai Good C2 atau +0,03. Penilaian dilakukan atas kriteria berupa : 1.
Kualitas hasil baik. 2.
Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja umumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya
lebih rendah. 4.
Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap. 5.
Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6.
Tiada keragu-raguan. Bekerjanya “stabil”.
7. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
8. Gerakan-gerakannya cepat.
Sedangkan dalam penilaian untuk usaha Effort, operator yang diamati mendapat nilai Average atau 0,00 berdasarkan kriteria berupa :
1. Tidak sebaik good tapi lebih baik dari poor.
2. Bekerja dengan stabil.
3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.
4. Set up dilaksanakan dengan baik.
5. Melakukan kegiatan-kegiatan dengan perencanaan.
Selanjutnya adalah kondisi kerja Condition yang menurut cara Westinghouse adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan,
temperatur dan kebisingan ruangan. Pada operasi pengecoran logam, ruangan yang digunakan sangat luas, namus kondisi ruangan kotor, berdebu dan kondisi
ruangan pengap karena banyaknya mesin yang beroperai pada lantai produksi. Melihat keadaan yang demikian, maka diberi penilaian terhadap kondisi tersebut
adalah 0,00 atau Average.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian faktor yang terakhir adalah konsistensi Consistency operator dalam menyelesaiakan pekerjaannya. Untuk operator 1 pada bagian mesin potong
mendapat nilai konsistensi yaitu Average atau 0,00. Nilai tersebut diberikan karena waktu penyelesaian operator pada saat bekerja tidak selalu konstan dan
tidak berselisih jauh dari rata-rata. Hasil westinghouse factor pada operator dapat dilihat pada Tabel 5.1. utuk cara perhitungan yang lebih lengkap dapat dilihat
pada Lampiran.
Tabel 5.1. Penilaian Rating Factor Operator
Proses Operator Faktor Rating
Kelas Penyesuaian Total
Potong 1
Keterampilan Good C2 +0,03
+0,03 Usaha
Average 0,00
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00 2
Keterampilan Good C2 +0,03
+0,05 Usaha
Good C2 +0,02
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00
3 Keterampilan
Good C1 +0,06 +0,08
Usaha Good C2
0,00 Kondisi
Average 0,00
Konsistensi Average
0,00 Gerinda 1
Keterampilan Good C1 +0,06
+0,06 Usaha
Average 0,00
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00
Grinda 2
Keterampilan Average 0,00
+0,05 Usaha
Good C1 +0,05
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00
3 Keterampilan
Good C2 +0,03 Usaha
Good C1 +0,05 +0,08
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00
Bubut 1
Keterampilan Good C2 +0,03
+0,05 Usaha
Good C2 +0,02
Kondisi Average
0,00 Konsistensi
Average 0,00
2 Keterampilan
Good C2 +0,03 +0,05
Usaha Good C2
+0,02 Kondisi
Average 0,00
Konsistensi Average
0,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Penilaian Rating Factor Operator Lanjutan
Sumber : Pengamatan di PT. Inti Jaya Logam
5.1.5. Allowance