Ketaatan terhadap Orang Tua

48 Seperti yang diperintahkan ibunya, Baso pun tekun belajar di rumahnya. Setelah pulang sekolah Baso mengulang-ulang pelajarannya. Bila ada yang tidak dia mengerti, dia akan bertanya pada Said. Said menjawab dengan sabar hingga Baso paham akan penjelasannya. LySMS, hal. 104. “Aku disuruh latihan untuk menjadi wakil sekolah kita pada lomba lari yang diselenggarakan walikota bulan depan. Jadi, tiap sore aku akan dilatih oleh Pak Budi. Selain lomba lari, aku juga menjadi striker tim sepak bola sekolah kita di kegiatan tersebut. Bagus kan?” Baso bercerita dengan semangat.Sebelum Baso sempat mengeluarkan pertanyaan lain, seorang guru memasuki kelas. Pembicaraan mereka terhenti. Baso sendiri seperti lupa dengan pertanyaannya. Dia masih diliputi kegembiraannya atas prestasinya menjadi wakil olahraga sekolahnya. LySMS, hal. 222. Segala sesuatu jika dilakukan dengan sungguh-sungguh pastilah akan menuai hasil. Seperti hal nya Baso yang memperoleh prestasinya di bidang olahraga, maka Said pun memperoleh keberhasilan di bidang yang ditekuninya, yaitu menjadi penulis. Seperti yang terlihat pada penggalan berikut. “Terima kasih, ya Allah. Betapa besar nikmat yang telah engkau berikan kepada diriku ini. Nikmat yang tak akan kudustakan, ya Allah” Rasa syukur itulah yang sedang bermain-main di hati Said. Ya, Said saat ini telah berhasil mencapai salah satu impiannya. Impiannya menjadi seorang penulis. Di genggaman tangannya ada novel yang merupakan hasil karyanya sendiri. Lelaki Senja karya Said Abdullah. Namanya tertulis di halaman pertama. Buku hasil karyanya sendiri. Bahagia terus menyeruak dalam hatinya. LySMS, hal. 307.

4.1.6 Ketaatan terhadap Orang Tua

Taat terhadap orang tua adalah kewajiban yang harus dipenuhi setiap anak. Sudah menjadai tanggung jawab anak membahagiakan orang tuanya. Orang tua bekerja keras untuk membesarkan anak yang dititipkan Tuhan kepada mereka dengan penuh Universitas Sumatera Utara 49 kasih sayang. Jadi sebagai seorang anak, hendaklah selalu menaati perintah orang tua dan mendengarkan nasehat-nasehatnya. Agama manapun selalu mengajarkan umatnya untuk berbakti kepada orang tua. Taat pada orang tua merupakan wujud ketaatan pada Sang Pencipta. Jadi selama mereka hidup janganlah menyakiti mereka, karena segala kebaikan yang diperbuat akan percuma apabila tidak taat terhadap orang tua. Hal tersebut Sama dengan novel LySMS, dalam novel ini beberapa bagian ceritanya terlihat memberikan kesan yang kuat akan ketaatan pada orang tua. Adapun perilaku ketaatan pada orang tua yang terlihat dalam novel LySMS sebagai berikut. Said dan Baso mengerti kesulitan hidup ibunya. Mereka tumbuh menjadi anak kecil yang tidak cengeng. Terkadang untuk mencari jajan, Said dan Baso berjualan kue-kue hasil buatan tetangganya. Berkeliling setelah pulang sekolah untuk menjajakan dagangan adalah kegiatan rutin mereka. Tidak ada rasa malu, karena Ibu Maryam mengajarkan arti sebuah ketegaran. LySMS, hal. 19. Said tumbuh dalam lingkaran kehangatan sebuah keluarga. Membantu Ibu Maryam bekerja menjajakan ikan di pasar adalah kegiatan sehari-harinya. Bersama Baso dan Fatimah, mereka bersama-sama berjuang melalui kesulitan hidup. LySMS, hal. 20. Membantu meringankan pekerjaan orang tua merupakan ketaatan bakti kepada orang tua. Hal tersebut lah yang dilakukan Said dan saudara-saudaranya untuk membantu Bu Maryam yang telah menjadi orang tua tunggal sepeninggal ayah mereka. Tiada rasa malu untuk melakukan pekerjaan untuk membantu orang tua, walaupun mungkin rendah di hadapan manusia tetapi anak yang berbakti pada orang tuanya tinggi di hadapan Sang Pencipta. Universitas Sumatera Utara 50 “Anakku, Said yang kusayang. Lama kita sudah bersama, dan tak pernah engkau sedikitpun menyakiti Ibu. Engkau selalu kasih dan sayang kepada Ibu, membuat Ibu merasa memiliki karunia bersama denganmu.” LySMS, hal. 26. Kutipan di atas menunjukkan bahwa Said merupakan anak yang sangat taat kepada ibunya. Dia tidak pernah menyakiti hati ibunya serta mengecewakannya.Melihat anaknya berbakti merupakan hal terindah yang di miliki orang tua. Meskipun Said mengerahui bahwa dia bukanlah anak kandung Bu Maryam, namun Said tidak pernah merubah kasih dan sayangnya kepada Bu Maryam. Dia mengasihi Bu Maryam layaknya ibu kandungnya sendiri. Ketaatan tidak hanya berupa kepatuhan anak terhadap orang tuanya. Mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tua juga merupakan bentuk ketaatan. Hal itulah yang di tunjukkan Said pada ibunya. Walaupun waktunya banyak di habiskan membantu ibunya, namun dia masih bisa berprestasi. Ibu Maryam sangat bahagia dan bangga kepada anak-anaknya terutama Said. Adapun hal tersebut terlihat pada penggalan paragraf berikut. Kemenangan Said sangat membanggakan para guru dan terutama Bu Maryam. Bu Maryam nampak sangat bahagia mendengar prestasi anak susunya itu. Tak henti-hentinya Bu Maryam mengucapkan syukur atas prestasi Said. Dia ingin Said selalu berprestasi, walaupun Said sesungguhnya mempunyai kisah hidup yang menyedihkan. LySMS, hal. 94. Mengingat kebaikan Bu Maryam dan Almarhum Pak Arifin, membulatkan tekad Said untuk membalas kebaikan mereka, utamanya kepada Bu Maryam yang masih hidup. Itulah sebabnya dia selalu belajar mati-matian untuk menggapai prestasi di sekolahnya agar dapat menyenangkan Bu Maryam. Peringkat satu umum hanya tiga kali lepas dari tangannya. Said tahu bahwa Bu Maryam bangga bila ada anaknya yang berprestasi. LySMS, hal. 129. Ibu Maryam memberikan dukungan kepada mereka berdua, karena Bu Maryam melihat apa yang Said dan Baso lakukan merupakan hal yang positf. Bu Maryam Universitas Sumatera Utara 51 senang bila kedua anak yang berbeda status namun kedua merupakan buah hatinya yang berharga dapat menunjukkan prestasi di sekolah serta melakukan hal positif dalam hidupnya. LySMS, hal. 270. Melihat orang yang disayangi merasa bahagia merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada hambanya. Orang tua manapun pasti sangat bahagia bila melihat anaknya berhasil, begitu pula yang di rasakan Bu Maryam atas keberhasilan yang diperoleh Said, sebagaimana yang terlihat pada penggalan paragraf berikut ini. “Kamu berhasil, Nak?” Bu maryam memandang buku dihadapannya. “Iya, Bu. Alhamdulillah.” Mata Bu Maryam berkaca-kaca. Dia lalu mengelus lembut rambut Said, ada keharuan dan cinta dalam setiap usapan kasih sayangnya tersebut.“Doakan aku selalu, Bu.”Haru menyeruak dalam hati Said. Aku memang tidak pernah mengetahui siapa orang tuaku sebenarnya, tapi aku telah menemukan keluargaku dirumah ini. Makasih Bu. Kalimat itu terangkai dalam batin Said. LySMS, hal. 312-313. Dari kutipan-kutipan di atas terlihat bahwa Said merupakan anak yang sangat berbakti pada orang tua, begitu pun Baso dan Fatimah. Anak-anak Bu Maryam menunjukkan moral yang sangat baik dan patut untuk dicontoh. Hal tersebut juga tak lepas dari pengaruh Bu Maryam dalam mendidik anak-anaknya, memberikan pelajaran moral sejak dini pada anak-anaknya.

4.1.7 Penyesalan