ada yang ditetapkan dalam putusan-putusan konferensi GATT melalui suatu penanggalan waiver dan prinsip tersebut berdasarkan Pasal XXV pengecualian
dimaksud adalah:
32
1. Keuntungan yang diperoleh karena jarak lalu lintas frontier traffic
advantage, tidak boleh dikenakan terhadap anggota GATT, 2.
Perlakuan preferensi di wilayah-wilayah tertentu yang sudah ada seperti kerjasama ekonomi dalam British Commonwelth the French Union
Perancis dengan negara-negara bekas koloninya, tetap boleh terus dilaksanakan namun tingkat batas prefensinya tidak boleh dinaikkan.
3. Anggota-anggota GATT membentuk suatu Customs Unions atau Free
Trade Area harus memenuhi persyaratan pasal XXIV GATT.
B. Tinjauan Umum tentang AFTA 1. Sejarah dan Pengertian AFTA
Sejak didirikan pada tahun 1967, ASEAN memang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara. Untuk tujuan tersebut, negara-negara anggota ASEAN telah berusaha untuk saling membantu dalam usaha-usaha yang
menjadi perhatian dan kepentingan bersama dari negara-negara anggota ASEAN, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan termasuk masalah-masalah sosial,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan antara lain dengan memanfaatkan secara
32
Hata, Perdagaangan Internasional Dalam system GATT dan WTO:Aspek-aspek Hukum dan non hukum, Bandung: Refika Aditama, 2006, hal. 59. Lihat juga Huala Adolf, Hukum
Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2005, hal. 170
Universitas Sumatera Utara
efektif berbagai sektor seperti pertanian dan industri serta memperluas perdagangan mereka, termasuk perdagangan komoditi internasional.
33
Negara-negara anggota ASEAN juga bertekad untuk memerangi kemelaratan, kelaparan, penyakit dan buta huruf sebagai perhatian utama bagi
negara-negara anggotanya. Untuk itu, ASEAN telah berusaha mengadakan kerjasama secara intensif di bidang ekonomi dan pembangunan sosial dengan
mengutamakan peningkatan sosial dan perbaikan tingkat kehidupan rakyat di kawasan Asia Tenggara. Dalam KTT ASEAN di Bali tahun 1976 khususnya di
bidang ekonomi dan perdagangan telah ditetapkan suatu program aksi sebagai kerangka untuk kerja sama ASEAN antara lain:
34
a. Kerjasama mengenai komoditi dasar, khususnya makanan dan energi
b. Kerjasama di bidang industri
c. Kerjasama di bidang perdagangan
d. Pendekatan bersama dalam menghadapi masalah komoditi internasional
dan masalah ekonomi dunia lainnya e.
Mekanisme untuk kerjasama ekonomi. Lingkungan ekonomi baik domestik maupun internasional telah
mengalami perubahan yang cepat dan telah menimbulkan tantangan-tantangan bagi ASEAN. Walaupun sistem perdagangan global masih terbuka,
kecenderungan timbulnya hambatan-hambatan tetap merupakan tantangan bagi ASEAN. Terlebih dengan semakin banyaknya pengelompokan-pengelompokan
ekonomi secara cepat menyebar, seperti Pasaran Tunggal Eropa dan North
33
Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Hukum internasional, Jakarta: Tatanusa, 2007, hlm. 9
34
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Amerika Free Trade Area NAFTA. Hal ini jelas mempengaruhi sistem perdagangan internasional karena pengelompokan semacam itu bertujuan untuk
meningkatkan rejim ekonomi internasional yang terbuka, yang hanya akan mendorong kerja sama ekonomi di wilayah yang bersangkutan.
35
Perjanjian perdagangan regional AFTA ini tumbuh karena bersifat lebih mudah dan aplikatif karena tidak melibatkan terlalu banyak negara serta
kepentingannya seperti yang terjadi di WTO. Kesulitan yang dihadapi untuk menciptakan sistem perdagangan multilateral tersebutlah yang mendasari
ketentuan Pasal XXIV ketentuan GATT tentang diperbolehkannya pembentukkan kerjasama-kerjasama regional di bidang perdagangan. Ketentuan Pasal XXIV
GATT memberi persyaratan bahwa pembentukan perjanjian perdagangan regional Regional Trade Agreement RTA tersebut tidak menjadi rintangan bagi
perdagangan multilateral.
36
Hal inilah yang mendasari ASEAN mengambil langkah-langkah baru untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan industri yaitu dengan mencari
mekanisme-mekanisme baru ke arah tercapainya harmonisasi dan integrasi ekonomi yang dapat menjamin lancarnya perdagangan dan investasi ASEAN.
37
Pada tahun 1991 para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk kawasan perdagangan bebas ASEAN atau yang dikenal dengan AFTA yang
pembentukannya berlangsung selama 10 sepuluh tahun. Sebuah lembaga setingkat menteri dibentuk untuk mengawasi, mengkoordinasikan, dan mengkaji
35
Ibid
36
Saepudin, “Perjanjian Perdagangan Regional RTA Dalam Kerangka World Trade Organization WTO: Studi Kasus ASEAN Free Trade Area AFTA”, diakses tanggal 12 Maret
2014
37
Sumaryo Suryokusumo, op. cit., hlm. 15-16.
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan program menuju AFTA. Adapun isi persetujuannya berupa kerangka dalam meningkatkan kerja sama ekonomi ASEAN Framework Agreement on
Exchanging ASEAN Economic Coorporation- FAEAEC yang ditandatangani presiden dan perdana menteri tiap-tiap negara ASEAN pada bulan Januari 1992.
38
Kelahiran AFTA ini merupakan upaya dari ASEAN untuk melindungi kepentingan negara anggota dalam perdagangan multilateral yang didominasi oleh
negara-negara maju. Berdasarkan kesadaran tersebut, maka terkesan bahwa AFTA merupakan usaha ASEAN melakukan proteksi terhadap pasar regionalnya. Kesan-
kesan tersebut juga timbul atas perjanjian perdagangan regional yang lainnya.
39
AFTA merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia. Tujuan lain adalah menciptakan pasar regional bagi 500 juta
penduduknya.
40
Persetujuan induk itu merupakan payung dari seluruh kerangka kerja sama ekonomi ASEAN. Jalan menuju AFTA ditempuh melalui mekanisme yang
disebut CEPT Common Effective Prefenrential Tariff. Setiap negara akan menurunkan tarif bea masuk atau mengurangi restriksi non tarif bagi sesama
negara ASEAN, khususnya untuk produk yang masuk dalam kesepakatan yang berlaku di ASEAN.
41
38
R Hendra Halwani, Op.cit., hlm 214
39
Saepudin, Op.cit.
40
Noviansyah Manap dikutip dari Martin Khor, Memperdagangkan Kedaulatan: Free Trade Agreement dan Nasib Bangsa, Yogyakarta: Insist Press, 2010, hlm. 209
41
Ibid
Skema CEPT merupakan skema untuk satu tujuan yaitu
Universitas Sumatera Utara
mewujudkan AFTA melalui: penurunan tarif hingga menjadi 0-5, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.
42
Target AFTA adalah pengurangan tarif, bahkan menuju zero tariffs rate sebelum tahun 2003. Pemberlakuan kesepakatan AFTA terhadap enam negara
penandatangan secara serentak akan efektif pada tahun 2010 sedangkan untuk Vietnam tahun 2013, Laos dan Myanmar 2015, dan kamboja pada tahun 2017.
Pada waktu yang ditentukan tersebut semua produk harus masuk ke dalam skema CEPT.
43
Belakangan, persyaratan sistem perdagangan bebas dunia barat terasa memberatkan negara ASEAN dan di sisi lain, dunia barat merasakan ASEAN
menjadi pesaing tangguh di dunia, terutama di tahun 1980-an dan 1990-an. Bank Dunia kemudian menyebutnya sebagai ‘macan-macan ekonomi’ atau dikenal juga
dengan sebutan ‘Asia Four Dragon’. Bank Dunia menyatakan bahwa kemajuan ekonomi Asia Tenggara dengan cepat dapat menjadi ekonomi maju. Para
pemimpin negara-negara Asia menjelaskan bahwa keberhasilan ekonomi yang sangat mengesankan tersebut berakar dalam nilai-nilai Asia yang sangat berbeda
dengan nilai-nilai dunia Barat.
44
Area Perdagangan Bebas ASEAN atau AFTA merupakan suatu kerjasama regional di Asia Tenggara untuk menghapuskan trade barries antar negara
anggota ASEAN. Munculnya kerjasama di bidang ekonomi merupakan fenomena global yang terjadi di berbagai blok-blok ekonomi sebagai respon terhadap
42
Adminiatrator,“AFTA dan Implementasinya”, http: www.depdag.go.idfilespublikasidjkipiafta.htm, diakses tanggal 12 Maret 2014.
43
Ade Maman Suherman, Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi Regional dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hlm. 152.
44
Ibid
Universitas Sumatera Utara
globalsasi dan perdagangan bebas atau dengan kata lain sebagai anti klimaks dari globalisasi itu sendiri.
Pembentukan blok-blok kerjasama regional dapat dijumpai di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Uni Eropa dapat dikategorikan
sebagai multinational market groups yang paling established atau mapan bahkan menjadi model dari organiasasi regional lainnya. Blok-blok kerjasama regional
dalam bidang ekonomi di region lainnya, seperti NAFTA North Amerika Free Trade Area antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko; MECROSUR di
Amerika Selatan; dan ECOWAS di Afrika menerapkan aturan-aturan internal yang sifatnya mempermudah interaksi bisnis dalam framework perdagangan
bebas.
45
45
Ibid.
Di Asia, melalui KTT ASEAN di Singapura pada bulan januari tahun 1992 secara formal menyetujui pembentukan ASEAN free Trade Area dengan
melahirkan Common Effectife Preferential Tariff CEPT. Pembentukan AFTA sesungguhnya dapat dikatakan sebagai antiklimaks dari globalisasi, terlebih
terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 yang menimpa semua Negara ASEAN, bahkan “macan Asia” seperti korea. Sebagai langkah antisipatif, AFTA semakin
concern untuk mengurangi hambatan tariff nontariff diantara sepuluh Negara ASEAN guna melakukan economic recovery serta meningkatkan bargaining
position di mata masyarakat internasional.
Universitas Sumatera Utara
2. Keanggotaan AFTA
Keanggotaan AFTA yang terdiri atas sepuluh Negara anggota dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu enam Negara penandatangan CEPT Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunai Darusalam dan empat Negara yang bergabung kemudian Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos. Perlu di
catat bahwa Vietnam bergabung dengan AFTA tahun 1995, Laos dan Myanmar pada tahun 1997, serta kamboja pada tahun 1999. Target AFTA adalah
pengurangan tariff, bahkan menuju zero tariffs rate sebelum tahun 2003. Pemberlakuan kesepakatan AFTA kepada enam Negara penanda tangan secara
serentak akan efektif pada tahun 2010, sedangkan untuk Vietnam pada tahun 2013, Laos dan Myanmar 2015, dan Kamboja pada tahun 2017. Pada waktu yang
ditentukan tersebut, semua produk harus masuk dalam skema CEPT Common Effectife Preferential Treatment.
Alasan keberadaan suatu kerjasama regional termasuk AFTA, dibentuk berdasarkan beberapa faktor, antara lain Faktor politik, Faktor budaya,
Multinational Group, Faktor ekonomi dan Faktor geografis Apabila diaplikasikan terhadap pendirian AFTA, semua faktor tersebut
tampaknya sudah memanifestasi dalam AFTA. Tujuan pendirian AFTA adalah menjalin kerjasama ekonomi regional ASEAN dalam rangka tercapainya cita-cita
perdagangan dunia yang adil, seimbang, transparan, bebas hambatan tarif dan nontarif, serta mendukung tercapainya pemulihan ekonomi dan dinamika bisnis
Negara-negara anggota yang sesuai dengan kesepakatan ASEAN Bold Measures yang dicapai pada pertengahan Desember 1988 pada KTT VI ASEAN di Hanoi
Universitas Sumatera Utara
Butir-Butir Akselerasi AFTA, Sebelum tahun 2000 tiap Negara menentukan nomenklatur sebesar 85 dari item yang tarifnya 0-5, kemudian
ditingkatkan menjadi 90 sebelum tahun 2001, dan terakhir semua “inclusion list” yaitu, daftar yang berisi produk-produk yang memenuhi kriteria sebagai
berikut : 1 jadwal penurunan tariff, 2 Tidak ada pembatasan kwantitatif dan 3 Hambatan non-tarifnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun, menjadi 100
dari daftar item yang dikenakan tarif sebelum tahun 2002. Inclusion list didasarkan pada produk yang dijadwalkan untuk pengurangan tarif, pengurangan
pembatasan kuantitatif, dan non tariff barriers.
3. Tujuan AFTA
Asean Free Trade Area AFTA bertujuan : a.
Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN.
b. Menarik investasi asing langsung ke ASEAN, Mekanisme utama untuk
mencapai tujuan di atas adalah skema Common Effective Preferential Tariff CEPT.
c. Anggota ASEAN memiliki pilihan untuk mengadakan pengecualian
produk dalam CEPT dalam tiga kasus : 1
Pengecualian sementara, Sebuah negara anggota boleh mengecuali sesuatu produk yang
dianggap perlu sebagai perlindungan untuk keselamatan negara, perlindungan moral masyarakat, perlindungan nyawa dan kesihatan
manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan, serta perlindungan benda-
Universitas Sumatera Utara
benda seniman, bersejarah atau bernilai secara arkeologi. Peruntukan Pengecualian Am dalam Perjanjian CEPT adalah konsisten dengan
Artikel X Perjanjian Am dalam Perdagangan dan Tarif-tarif GATT. Pengecualian sementara itu berupa produk yang tarif akhirnya akan
diturunkan menjadi 0-5, namun ditunda untuk sementara pengurangan tarifnya. Pengecualian pertanian sensitif termasuk beras,
baru pada tahun 2010 akan diberlakukan pengurangannya dari 0-5. Sedangkan pengecualian umum mengacu pada produk-produk yang
dianggap perlu untuk di proteksi oleh masing-masing negara anggota ASEAN, termasuk dalam pengecualian umum adalah proteksi terhadap
labor movementt
46
2 Produk pertanian sensitive, pengecualian pertanian sensitif termasuk
beras, baru pada tahun 2010 akan diberlakukan pengurangannya dari 0-5. Sedangkan pengecualian umum mengacu pada produk-produk
yang dianggap perlu untuk di proteksi oleh masing-masing negara anggota ASEAN
3 Pengecualian umum adalah proteksi terhadap labor movement
47
4. Dasar Hukum AFTA
ASEAN Free Trade Area AFTA atau ASEAN Free Tree Area atau AFTA merupakan wilayah Perdagangan Bebas yang mencakup seluruh batas
negara-negara anggota ASEAN, dimana nantinya pada jangka waktu tertentu arus
46
Kristin-natallia-feb12.web.unair.ac.idartikel_detail-82856-Pemasaran-ASEAN FREE TRADE AREA, diakses tanggal 14 Juni 2014
47
Ibid
Universitas Sumatera Utara
lalu lintas barang dagangan, uang pembayaran dan faktor penunjang lainnya yang berasal dari Negara-negara bebas keluar masuk dalam wilayah ASEAN hanya
dalam hambatan tarif 0,5 persen dan tidak boleh lagi ada hambatan non tarif NTB’s untuk komoditi sensitive list SL dan General Execption List GE
dikeluarkan dari ketentuan di atas. Untuk barang dagangan yang berasal dari wilayah non ASEAN berlaku tarif normal.
AFTA terbentuknya berdasarkan hasil Keputusan Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN ke -4 di Singapore pada tanggal 28 Januari 1992.
Dalam KTT itu pula Negara-negara anggota juga menandatangani Agreement on the Common Effective Preferential Tarif Scheme for ASEAN Free Trade Area
yang merupakan instrument utama untuk penerapan AFTA.
48
Pengaturan perdagangan regional Regional Trading Arrangements dimana satu kelompok negara sepakat untuk menghilangkan atau mengurangi
rintangan-rintangan terhadap import dari sesama anggotanya dan telah berlangsung dibeberapa negara regional dunia, seperti European Union dengan
pasar tunggalnya, ASEAN dengan AFTA-nya dan lain-lain GATT. Dalam Pasal XXIV GATT dijelaskan bahwa mengakui adanya integrasi yang erat dalam
bidang ekonomi melalui perdagangan yang lebih bebas, yaitu mengakui pengelompokan-pengelompokan regional sebagai suatu pengecualian dan aturan
umum klausul prinsip umum MFN,
49
48
Majalah Warta Bea dan Cukai, Edisi 273, Agustus 1997, hlm 58
49
Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Op.Cit., hlm. 20
dengan syarat dipenuhi ktriteria-kriteria tertentu secara ketat. Ketentuan GATT dimaksud agar pengaturan regional
memudahkan perdagangan diantara negara-negara yang bersangkutan, tanpa
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan hambatan terhadap perdagangan dengan dunia luar. Pengecualian dan aturan klausal MFN ini ada yang ditetapkan dalam pasal GATT sendiri dan
sebagian lagi ada yang ditetapkan dalam putusan-putusan komferensi GATT melalui suatu penanggalan waiver dan prinsip tersebut berdasarkan Pasal XXV
pengecualian dimaksud adalah:
50
C. Kerangka Hukum Perdagangan Bebas AFTA 1. Pengaturan Tarif dan Perdagangan Barang