Defenisi Prosedur Defenisi Pajak

Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap SAMSAT Medan Utara. b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan. c. Membuka interaksi antara dosen dan Instansi Pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Daerah. d. Mengusahakan adanya umpan balik revisi kurikulum.

C. Uraian Teoritis

1. Defenisi Prosedur

Defenisi prosedur menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Muhammad Ali, prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan. b. Amin Widjaja, prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan. Misalnyaorang jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu. c. Kamaruddin, prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi. Jadi berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

2. Defenisi Pajak

Pajak Daerah adalah sebagai Sumber Pendapatan Daerah diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakatMarihot,2005:170.Dengan demikian, Daerah mampu melaksanakan otonomi dengan maksud dapat membantu Rumah Tangganya sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita harus mendefenisikan Pajak terlebih dahulu. Adapun pengertian Pajak menurut Prof.Dr.MJH.Smets, Pajak adalah prestasi kepada Pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran Pemerintah Ilyas,2002:5. Kemudian menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Waluyo,2010:3. Sedangkan menurut Prof.Dr.P.J.A Adriani Hukum Pajak, Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah utnuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk penyelenggaraan Pemerintahan Nurmantu,2003:12. Dan yang terakhir menurut Lorey Beaulieu, Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutupi belanja Pemerintah Devano,2006:22. Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pajak memiliki unsur-unsur : a. Iuran dari rakyat kepada Negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. b. Berdasarkan Undang-Undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan-aturan pelaksanaannya. c. Tanpa jasa atau kontroprestasi dari Negara yang langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran Pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh Pemerintah. d. Digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagaimana telah diketahui unsur-unsur yang melekat pada pengertian pajak, terlihat ada 2 dua fungsi Pajak,yaitu : a. Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Pemerintah. Contoh: Dimasukkannya Pajak dalam APBN sebagai Penerimaan Dalam Negeri. b. Fungsi Mengatur Regulerend Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Contoh: • Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras. • Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. • Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0, untuk mendorong ekspor produk Indonesia di Pasar Dunia. Syarat-syarat Pemungutan Pajak menurut Waluyo 2010:4 : 1. Pemungutan Pajak harus adil, yaitu pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut harus adil dan merata sehingga harus sesuai dengan kemampuan membayar Pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib Pajak dan Pemerintah. 2. Pemungutan Pajak harus berdasarkan Undang-Undang, yaitu untuk mewujudkan pemungutan yang adil, pemungutan Pajak harus dapat memberikan kepastian bagi Negara dan Warga Negaranya. Oleh karena itu pemungutan Pajak harus didasarkan atas Undang-Undang yang disahkan oleh Lembaga Legislatif. 3. Pemungutan Pajak harus efisien, yaitu biaya untuk pemungutan Pajak haruslah seminimal mungkin dan hasil pemungutan Pajak harus digunakan secara optimal untuk membiayai pengeluaran Negara. 4. Sistem pemungutan Pajak harus sederhana, yaitu pemungutan Pajak hendaknya dilaksanakan secara sederhana sehingga akan memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Perpajakannya.

D. Sumber Pendapatan Daerah

Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

5 111 72

Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe.

2 76 52

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.

1 81 52

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe

0 66 58

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Sidikalang

1 48 63

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

4 84 71

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

4 71 140

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 17

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 12