Waktu dan Tempat Penelitian Pengolahan dan Analisa Data Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kategori Usia Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Pengetahuan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian yang akan digunakan adalah cross-sectional, yaitu melakukan mengamatan hanya sekali dalam jangka waktu dan tidak tindak lanjut atau follow-up. Dari penelitian ini dapat terlihat bagaimana prevalensi dan gambaran faktor-faktor resiko terjadinya skabies pada anak-anak panti asuhan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei  Oktober 2015. Penelitian ini akan dilaksanakan di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan.

4.3.2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling dimana sampel penelitian adalah seluruh populasi anak-anak panti asuhan yang hadir saat pengambilan data dan bersedia menjadi bagian dari penelitian. Universitas Sumatera Utara

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter umum dan juga dengan kuesioner sebagai acuan yang dibagikan oleh peneliti terhadap sampel penelitian untuk mendapatkan jawaban pertanyaan. Kuesioner di uji terlebih dahulu validitas dan reliabilitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas No Pertanyaan Total Person Correlation Status Alpha Status 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0.568 0.447 0.669 0.696 0.696 0.447 0.607 0.696 0.696 0.675 0.675 0.607 0.447 0.696 0.447 0.675 0.568 0.652 0.675 0.607 0.607 0.447 0.652 0.447 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0.962 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Universitas Sumatera Utara

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data meliputi : a. Editing secara umum merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan dari isian formulir ataupun kuesioner. b. Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. c. Data Entry adalah memasukkan data yang merupakan jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang berbentuk kode angka atau huruf selanjutnya dimasukkan kedalam program komputer. d. Cleaning Pembersihan Data adalah apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. e. Analisis Data dilakukan pada data yang berasal dari kuesioner responden dengan bantuan komputer dengan program SPSS. Data akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al- Washliyah yang merupakan suatu lembaga sosial yang mengasuh dan mendidik anak-anak yatim piatu dan anak-anak fakir miskin serta anak-anak terlantar, berlokasi di Jalan Karya Jaya nomer 267, Gedung Johor, Medan. Panti Asuhan tersebut saat ini menampung 100 orang anak terdiri dari 56 orang laki-laki dan 44 orang perempuan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang bersedia mengikuti penelitian ini adalah 87 orang. Adapun karakteristik responden menurut jenis kelamin, kategori usia, dapat dilihat dari tabel-tabel berikut: Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Orang Peresentase Laki-laki 50 57,5 Perempuan 37 42,5 Total 87 100,0 Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa frekuensi berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 50 orang 57,5, sedangkan perempuan sebanyak 37 orang 42,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usia Usia Kategori Frekuensi orang Persentase 5-11 Anak-anak 25 28.7 12-16 Remaja awal 48 55.2 17-25 Remaja akhir 14 16.1 Total 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa sebanyak 25 orang 28.7 termasuk dalam kategori anak-anak, kemudian sebanyak 48 orang 55.2 termasuk dalam kategori remaja awal, dan sebanyak 14 orang 16.1 termasuk dalam kategori remaja akhir. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Frekuensi Orang Persentase Baik 4 4.6 Sedang 15 17.2 Buruk 68 78.2 Total 87 100.0 Kebersihan Diri Baik 36 41.4 Sedang 51 58.6 Buruk 0.0 Total 87 100.0 Skabies Iya 48 55.2 Tidak 39 44.8 Total 87 100.0 Kelembaban Kelembaban Berlebih 74 85.1 Kelembaban Normal 13 14.9 Kelembaban Kurang 0.0 Total 87 100.0 Kepadatan Hunian Memenuhi Syarat 26 29.9 Tidak Memenuhi Syarat 61 70.1 Total 87 100.0 Universitas Sumatera Utara 5.1.3. Distribusi Frekuensi Skabies Dengan Variabel Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Skabies Total Iya Tidak f f F Laki-laki 31 64.6 19 48.7 50 57.5 Perempuan 17 35.4 20 51.3 37 42.5 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.9. dapat diketahui bahwa frekuensi terjadinya skabies banyak terdapat pada responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 31 orang 64.6, sedangkan pada perempuan sebanyak 17 orang 35.4. Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kategori Usia Kategori Usia Skabies Total Iya Tidak f f F Anak-anak 17 35.4 8 20.5 25 28.7 Remaja Awal 26 54.2 22 56.4 48 55.2 Remaja Akhir 5 10.4 9 23.1 16 16.1 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.11. dapat diketahui frekunsi terjadinya skabies banyak pada kategori usia remaja awal sebanyak 26 orang 54.2, selanjutnya pada kategori usia anak-anak sebanyak 17 orang 35.4, dan pada kategori usia remaja akhir sebanyak 5 orang 10.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Pengetahuan Pengetahuan Skabies Total Iya Tidak f f F Baik 3 6.2 1 2.6 4 4.6 Sedang 11 22.9 4 10.3 15 17.2 Buruk 34 70.8 34 87.2 68 78.2 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.12. dapat diketahui bahwa pada 34 responden 70.8 menderita skabies dan memiliki pengetahuan yang buruk tentang skabies, pada 11 responden 22.9 menderita skabies dan memiliki pengetahuan yang sedang tentang skabies, sedangkan pada 3 responden 6.2 menderita skabies dan memiliki pengetahuan baik tentang skabies. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kebersihan diri Kebersihan Diri Skabies Total Iya Tidak f f F Baik 12 25.0 24 61.5 36 41.4 Sedang 36 75.0 15 38.5 51 58.6 Buruk 0.0 0.0 0.0 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.13. dapat diketahui bahwa 36 responden 36.0 menderita skabies dan memiliki kebersihan diri sedang, 12 responden 12.0 menderita skabies dan memiliki kebersihan diri yang baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kelembaban Kelembaban Skabies Total Iya Tidak f f F Berlebih 47 97.9 27 69.2 74 85.1 Normal 1 2.1 12 30.8 13 14.9 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.14. dapat diketahui bahwa 47 orang 97.9 yang menderita skabies menghuni ruangan yang memiliki kelembaban berlebih, sedangkan 1 orang 2.1 yang menderita skabies menghuni ruangan yang memiliki kelembaban normal. Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kepadatan Hunian Kepadatan Hunian Skabies Total Iya Tidak F f F Memenuhi Syarat 10 20.8 16 41.0 26 29.9 Tidak Memenuhi Syarat 38 79.2 23 59.0 61 70.1 Total 48 100.0 39 100.0 87 100.0 Berdasarkan Tabel 5.15. dapat diketahui bahwa 10 orang 20.8 yang menderita skabies menghuni kamar yang memenuhi syarat, sedangkan 38 orang 79.2 yang menderita skabies menghuni kamar yang tidak memenuhi syarat. Universitas Sumatera Utara

5.2. PEMBAHASAN

5.2.1. Pembahasan Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak Panti Asuhan Yayasan Amal Sosial Al-Washliyah Medan, terdapat 100 orang anak yang terdiri dari 56 orang laki-laki dan 44 orang perempuan pada rentang usia 6 sampai dengan 19 tahun. Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui bahwa responden yang bersedia mengikuti penelitian adalah sebamyak 87 otang terdiri dari 50 orang laki-laki dan 37 orang perempuan jumlah responden terbanyak terdapat dalam kategori usia remaja awal yang memiliki rentang usia 12-16 tahun sebanyak 54 orang dimana secara spesifik responden terbanyak berusia 14 tahun sebanyak 15 orang. 5.2.1. Pembahasan Kejadian Skabies Dengan Variabel a. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat responden dengan jenis kelamin laki-laki yang mengalami skabies sebanyak 31 orang 64.6, sedangkan responden perempuan yang mengalami skabies sebanyak 17 orang 35.4, maka peneliti mendapatkan hasil bahwa kejadian skabies lebih banyak terjadi pada responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Akmal, 2013. Yang juga mendapatkan hasil lebih banyaknya skabies terjadi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena anak-anak perempuan pada panti asuhan tersebut memiliki tingkat kebersihandiri yang lebih baik di bandingkan dengan anak-anak laki-laki di panti asuhan tersebut.

b. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kategori Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skabies banyak terjadi pada golongan usia remaja awal yaitu pada usia 12 sampai 16 tahun, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari, 2014 dan Sistri, 2013. Dimana dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa usia merupakan faktor resiko untuk terjadinya skabies, dan kejadian skabies paling banyak di usia 12-14 tahun. Hal ini Universitas Sumatera Utara kemungkinan disebabkan karena banyaknya anak-anak golongan usia remaja awal yang terdapat pada panti asuhan tersebut.

c. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skabies banyak terjadi pada responden yang memiliki pengetahuan yang buruk tentang skabies baik berupa gejala maupun cara penularannya, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haeri, 2013. Dimana dalam penelitian tersebut mendapati buruknya pengetahuan responden penderita terhadap penyakit skabies tersebut. Namun dari hasil penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang sedang dan baik tidak akan terkena penularan skabies. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lingkungan panti asuhan yang tidak memadai responden untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal tersebut.

d. Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies Dengan Kebersihan diri