tenaga kerja wanita, pengerajin, buruh dan pekerja lainnya. b.
Kondisi geografis, etnik minoritas, suku terasing dan terisolir. c.
Keyakinan seperti warga pondok pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal.
d. Mengalami masalah sosialhukum seperti anak jalanan, korban
NAPZA, dan anak Lapas. e.
Penduduk usia 15-44 tahun yang belum tuntas wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
f. Penduduk usia SMAMA yang berminat mengikuti program Paket C
terutama karna masalah ekonomi. g.
Penduduk diatas usia 18 tahun yang berminat mengikuti program Paket C karna berbagai alasan.
II.4.5. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan progam Paket A, Paket B dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip berikut; berpusat pada
kehidupan beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip
belajar sepanjang hayat. Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan memuat
komponen mata pelajaran baik yang diujikan pada ujian nasional UN maupun yang tidak diujikan, ketrampilan fungsional, muatan lokal, seni budaya,
pendidikan jasmani, olah raga, kesehatan dan pendidikan pengembangan diri. Kedalam muatan kurikulum pada program pendidikan kesetaran dituangkan
Universitas Sumatera Utara
dalam kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi SK dan kopetensi dasar KD pada tingkat atau semester. Standar kopetensi dan kopetensi dasar
ditentukan sesuai kebutuhan minimal untuk melanjunkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Sementara, pemenuhan kebutuhan maksimal SK dan KD di isi
dengan ketrampilan fungsional. Beban belajar pada pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan Kredit
Kompetensi SKK yang menujukkan satuan kompetensi yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pemeblajaran melelalui sistim tatap muka,
praktek ketrampilan dan kegiatan mandiri yang terstruktur. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus pendidikan kesetaraan
ditetapkan oleh dinas yang bertanggung jawab dibidang pendidikan sesuai dengan tingkat kewenangan, berdasar kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dan dikembangkan dilibatkan dengan pemangku kepentingan serta pedoman pada panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
kesetaraan yang disusun oleh Badan Standarisi Nasional Pendidikan BSPN.
II.4.6. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi pedagogi, personal, professional, sosial serta didukung dengan kualifikasi
pendidikan yang sesuai: 1.
Kompetensi pedagogi, personal, professional, dan sosial. Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi
pedagogi adan adrogogik. Dengan demikian dapat mengelola pembalajaran nonformal menggunakan metode partisipatif, kelas campuran, ketuntasan belajar,
Universitas Sumatera Utara
dan melayani perbedaan individual dalam menerapkan maju keberlanjutan. 2.
Kualifikasi Akademik Syarat kulifikasi akademik yang dimiliki pendidik pada pendidikan kesetaraan
adalah sebagai berikut: a.
Pendidikan minimal D-IV atau S1 yang sederjat untuk Paket A, Paket B dan Paket C. Namun untuk tidak daerah yang tak memiliki sumberdaya
manusia SDM yang sesuai, pendidikan minimal D-II dan yang sederjat untuk Paket A dan Paket B, dan D-III untuk Paket C
b. Guru SDMI untuk Paket A, guru SMPMTs untuk Paket B dan
guru SMAMA untuk Paket C c.
Kyai, Ustad di pondok pesantren dan tokoh masyarakat dengan kompetensi yang sesuai dengan pelajaran yang berkaitan.
d. Nara sumber teknis dengan kompentensi dan kualifikasi dengan
mata pelajaran keterampilannya. Tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaran sekurang-kurangnya
terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga administratifdan tenaga perpustakan.
II.4.7. Peserta Didik