Nida Uddini Amatulloh,
2014
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
data dimana data dinormalisasi, dihitung nilai N-gain nya dan kemudian dihitung korelasinya.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan; berisi uraian tentang pengolahan data hasil penelitian dan pembahasan yang dianalisis untuk
menjawab rumusan-rumusan masalah yang telah ditentukan pada bab sebelumnya yang kemudian dibahas satu persatu beserta temuan-temuan lain
selama proses penelitian. Bab V. Simpulan dan Saran; berisi uraian tentang kesimpulan
penelitian yang mengacu pada hasil penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa saran dipaparkan dalam bab ini yang berguna sebagai
masukan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya.
Nida Uddini Amatulloh,
2014
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode pre-eksperimen digunakan untuk melihat pengaruh penerapan pembelajaran berbasis masalah terhadap profil study approach fisika dan
kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan metode pre- eksperimen karena metode ini dianggap sesuai untuk mengumpulkan
informasi atau data yang dipakai guna menentukan pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja dalam penelitian. Metode ini
dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini
dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak Sugiyono, 2009, hlm. 109.
Secara khusus penelitian ini menggunakan metode korelasi. Menurut Rahmat 2013, hlm. 34 “penelitian korelasi menentukan apakah terdapat
hubungan asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di
antara variabel yang diteliti”. Metode korelasi ini digunakan untuk menentukan hubungan antara study approach dan kemampuan berpikir kreatif.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain one-group pretest-posttest, dimana dilakukan dua kali pengambilan data, yaitu
sebelum pre-test dan setelah sampel mendapatkan perlakuan post-test. Desain ini digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pre-test
Treatment Post-test
Nida Uddini Amatulloh,
2014
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
O
1
X O
2
Sugiyono, 2009 Keterangan :
O
1
= Tes awal pre-test dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah.
O
2
= Tes akhir post-test dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah
X = Perlakuan treatment dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti Rahmat, 2013, hlm. 63. Paradigma
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma ganda dengan dua variabel terikat. Pola hubungan antara ketiga variable dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini.
Gambar 3.1. Pola Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Terikat Keterangan :
Y = Pembelajaran Berbasis Masalah X
1
= Profil Study Approach X
2
= Kemampuan Berpikir Kreatif r
xy
= Koefisien korelasi
C. Subjek Penelitian
Nida Uddini Amatulloh,
2014
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya Sugiyono, 2009. hlm. 117. Pada penelitian ini, populasi target adalah seluruh siswa di
suatu SMP Negeri di Kota Bandung, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII di suatu SMP Negeri di Kota Bandung.
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa salah satu kelas VIII suatu SMP Negeri di Kota Bandung dengan jumlah 31 orang siswa
yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Menurut Rahmat 2013, hlm. 114, sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari. Teknik penarikan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sampel
dari suatu populasi berdasarkan informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi
dapat dipertanggungjawabkan Rahmat, 2013. hlm. 128.
D. Definisi Operasional
1. Study Approach
Study approach atau pendekatan belajar adalah cara yang dilakukan oleh siswa untuk merespon pembelajaran dan belajar, baik
selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Pada penelitian ini ada dua macam study approach yang diteliti, yaitu deep
approach dan surface approach, dengan empat kriteria surface approach lack of purpose, unrelated memorising, syllabus-boundness, fear of
failure dan empat kriteria deep approach seeking meaning, relating ideas, use of evidence, dan interest in ideas. Study approach ini diukur dengan
menggunakan 32 butir instrumen yang diambil dari instrumen yang bernama Approach to Study Skills Inventory for Students ASSIST.
Instrumen tersebut berbentuk kalimat pernyataan, nomor ganjil merupakan
Nida Uddini Amatulloh,
2014
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
pernyataan untuk deep approach dan nomor genap untuk surface approach. Profil study approach dapat diketahui dengan cara
membandingkan dan menganalisis hasil skor pre-test dengan hasil skor post-test dari deep approach dan surface approach.
2. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan jawaban ketika merespon permasalahan
yang diberikan. Berpikir kreatif ini memiliki beberapa indikator, diantaranya adalah keaslian originality, keluwesan flexibility,
kelancaran fluency, dan penguraian elaboration. Kemampuan berpikir kreatif diukur dengan menggunakan instrumen tes uraian terbuka yang
berjumlah 12 soal yang aktivitasnya mengacu pada tes The Torrance Test of Creative Thinking TTCT yang terdiri atas 5 kegiatan verbal, yaitu : 1
membuat pertanyaan asking; 2 menebak sebab akibat; 3 menebak akibat dari peristiwa; 4 mengembangkan manfaat suatu benda;dan 5
membuat tebakan. 3.
Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang
mengarahkan siswa memahami konsep dan materi melalui proses pemecahan masalah, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1
Orientasi siswa pada masalah; 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar; 3 Membimbing pengalaman individualkelompok; 4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya; dan 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis
masalah diukur dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa yang mengacu pada langkah-langkah model
pembelajaran berbasis masalah.