Kesimpulan 49 KESIMPULAN DAN SARAN 49

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Perbandingan Umum Sistem Dispersi 17 Tabel 2.2. Jenis-Jenis Koloid 18 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Hasil Belajar Siswa 30 Tabel 3.2. Desain Penelitian 31 Tabel 4.1.Rangkuman Nilai yang di Validkan 41 Tabel 4.2. Rata-Rata,Standar Deviasi, dan Varians 43 Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas 44 Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis uji t pihak kanan 44 DAFTAR GRAFIK Halaman Gambar 4.1. Persentase Berdasarkan Gain Hasil Belajar Kimia Siswa 45 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Eksperimen 46 Dan Kontrol DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 53 Lampiran 2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 55 Lampiran 3. Penuntun Praktikum 65 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol 74 Lampiran 5. Instrumen Sebelum Divalidkan Ke Siswa 75 Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Sebelum Divalidkan Ke Siswa 82 Lampiran 7. Instrumen Sesudah Divalidkan Ke Siswa 83 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Sebelum Divalidkan Ke Siswa 86 Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrument Tes 87 Lampiran 10. Perhitungan Validitas 90 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas 93 Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 94 Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda Soal 95 Lampiran 14. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 96 Lampiran 15. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 97 Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa 98 Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata,Standar Deviasi,dan Varians 100 Lampiaran18. Perhitungan Uji Normalitas 102 Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 106 Lampiran 20. Pengujian Hipotesis 108 Lampiran 21. Pengujian Gain 110 Lampiran 22. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 112 Lampiran 23. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat X 2 113 Lampiran 24. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 114 Lampiran 25. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-T tabel t 115 Lampiran 26. Lembar Aktivitas Siswa 116 Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian 119 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Peningkatan yang dilakukan berupa perubahan- perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan misalnya kurikulum, strategi pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-sumber belajar dan sebagainya. Pembelajaran yang tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasi kehidupan sehari-hari. Sawiyah 2009. Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peranan guru. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan aktif sehingga akhirnya nilai yang diraihpun kurang dari yang diharapkan. Supraptama 2009. Upaya lain yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan adalah penciptaan proses belajar mengajar yang menarik. Sehubungan dengan hal tersebut guru tidak hanya di tuntut dapat menguasai mata pelajaran yang diajarkannya saja, namun disini seorang guru juga harus mampu memilih metode atau model atau strategi yang efektif dan efesien untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu mendesain pengajaran dengan menerapkan model atau strategi pengajaran yang cocok, yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar di kelas tersebut tidak monoton. Penggunaan model ceramah dalam proses pembelajaran kimia diperkirakan menjadi salah satu penyebab kekurang tertarikan siswa dalam pelajaran kimia. Dugaan ini didukung oleh hasil angket yang disebarkan kepada 120 siswa kelas X SMA negeri 4 Singkawang. Diperoleh 62 siswa merasa tidak senang belajar kimia dan 73 menyatakan bahwa cara mengajar guru membosankan serta 65 menyatakan bahwa pelajaran kimia itu abstrak. Dari angket juga diperoleh data bahwa 77 siswa menginginkan cara pembelajaran kimia yang menarik. Wijaya 2010. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi menarik dan menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus terlibat aktif dalam pengoperasian alat atau berlatih menggunakan objek nyata dalam proses pembelajaran sehingga siswa didorong untuk menyelesaikan masalah konsep nyata melalui penerapan konsep-konsep dan fakta- fakta yang mereka pelajari. Siswa diarahkan kedalam suasana iklim pembelajaran yang kondusif sesuai dengan amanah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Pengembangan KTSP perlu didukung oleh iklim yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman dan tertib yang akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif , efektif dan bermakna. Mulyas 2008. Metode pembelajaran koperatif mempunyai beberapa model dengan langkah yang berbeda-beda, salah satunya model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions STAD. Tipe ini dikembangkan Slavin, dan menurut Isjoni 2010:51 merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Model STAD ini dalam pelaksanaannya adalah mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari campuran tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Pelaksanaan Praktikum kimia di Laboratorium umumnya menggunakan penunutun atau petunjuk praktikum yang udah disusun guru atau team tertentu. Ini dibuat sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengumpulkan data yang menarik kesimpulan pad saat percobaan di laboratorium juga mengharapkan keaktifan siswa yakni mengamati dan mengumpulkan data. Sabaruddin 2007. Beberapa penelitian mengenai pembelajaran dengan metode praktikum telah dilakukan diantaranya oleh Sabaruddin 2007 yang menunjukkan bahwa hasil pretest dan postest pada saat penelitian,diperoleh rata-rata nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,582 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,356.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 0 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TRISAKTI MEDAN.

0 3 15

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 19

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 19

PENGARUH PENGAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 15