Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 Efektivitas Pembelajaran Teams Games Tournament TGT yang

Lampiran 21 DOKUMENTASI PENELITIAN Pretes kelas eksperimen 1 Pretes kelas eksperimen 2 Penyajian materi di kelas eksperimen 1 Penyajian materi di kelas eksperimen 2 Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang diberikan peneliti Membahas hasil diskusi Postes d kelas eksperimen 1 Postes di kelas eksperimen 2 Lampiran 22 r Table Pearson Product Moment Signifikan Level 0.05 N 1-tailed 2-tailed N 1-tailed 2-tailed 3 0.988 0.997 41 0.261 0.308 4 0.900 0.950 42 0.257 0.304 5 0.805 0.878 43 0.254 0.301 6 0.729 0.811 44 0.251 0.297 7 0.669 0.755 45 0.248 0.294 8 0.622 0.707 46 0.246 0.291 9 0.582 0.666 47 0.243 0.288 10 0.549 0.632 48 0.240 0.285 11 0.521 0.602 49 0.238 0.282 12 0.497 0.576 50 0.235 0.279 13 0.476 0.553 51 0.233 0.276 14 0.458 0.532 52 0.231 0.273 15 0.441 0.514 53 0.228 0.270 16 0.426 0.497 54 0.226 0.268 17 0.412 0.482 55 0.224 0.265 18 0.400 0.468 56 0.222 0.263 19 0.389 0.456 57 0.220 0.261 20 0.378 0.444 58 0.218 0.258 21 0.369 0.433 59 0.216 0.256 22 0.360 0.423 60 0.214 0.254 23 0.352 0.413 61 0.213 0.252 24 0.344 0.404 62 0.211 0.250 25 0.337 0.396 63 0.209 0.248 26 0.330 0.388 64 0.207 0.246 27 0.323 0.381 65 0.206 0.244 28 0.317 0.374 66 0.204 0.242 29 0.312 0.367 67 0.203 0.240 30 0.306 0.361 68 0.201 0.239 31 0.301 0.355 69 0.200 0.237 32 0.296 0.349 70 0.198 0.235 33 0.291 0.344 71 0.197 0.233 34 0.287 0.339 72 0.195 0.232 35 0.283 0.334 73 0.194 0.230 36 0.279 0.329 74 0.193 0.229 37 0.275 0.325 75 0.191 0.227 38 0.271 0.320 76 0.190 0.226 39 0.267 0.316 77 0.189 0.224 40 0.264 0.312 78 0.188 0.223 41 0.261 0.308 79 0.186 0.221 42 0.257 0.304 80 0.185 0.220 Lampiran 23 TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI-t TABEL t 0.025 0.05 0.025 0.05 1 12.706 6.314 41 2.020 1.683 2 4.303 2.920 42 2.018 1.682 3 3.182 2.353 43 2.017 1.681 4 2.776 2.132 44 2.015 1.680 5 2.571 2.015 45 2.014 1.679 6 2.447 1.943 46 2.013 1.679 7 2.365 1.895 47 2.012 1.678 8 2.306 1.860 48 2.011 1.677 9 2.262 1.833 49 2.010 1.677 10 2.228 1.812 50 2.009 1.676 11 2.201 1.796 51 2.008 1.675 12 2.179 1.782 52 2.007 1.675 13 2.160 1.771 53 2.006 1.674 14 2.145 1.761 54 2.005 1.674 15 2.131 1.753 55 2.004 1.673 16 2.120 1.746 56 2.003 1.673 17 2.110 1.740 57 2.002 1.672 18 2.101 1.734 58 2.002 1.672 19 2.093 1.729 59 2.001 1.671 20 2.086 1.725 60 2.000 1.671 21 2.080 1.721 61 2.000 1.670 22 2.074 1.717 62 1.999 1.670 23 2.069 1.714 63 1.998 1.669 24 2.064 1.711 64 1.998 1.669 25 2.060 1.708 65 1.997 1.669 26 2.056 1.706 66 1.997 1.668 27 2.052 1.703 67 1.996 1.668 28 2.048 1.701 68 1.995 1.668 29 2.045 1.699 69 1.995 1.667 30 2.042 1.697 70 1.994 1.667 31 2.040 1.696 71 1.994 1.667 32 2.037 1.694 72 1.993 1.666 33 2.035 1.692 73 1.993 1.666 34 2.032 1.691 74 1.993 1.666 35 2.030 1.690 75 1.992 1.665 36 2.028 1.688 76 1.992 1.665 37 2.026 1.687 77 1.991 1.665 38 2.024 1.686 78 1.991 1.665 39 2.023 1.685 79 1.990 1.664 40 2.021 1.684 80 1.990 1.664 Df Signifikan Level Df Signifikan Level

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa,karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusiaDjamarah,2002. Maka dapat dikatakan pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntun manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peran guru dalam pembelajaran adalah fasilitator, mediator, dan pembimbing. Dalam proses pembelajaran, keberhasilan pembelajaran diukur berdasarkan pada ketercapaian kompetensi yang ditetapkan sejak awal kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa harus bekerja sama sedemikian rupa, saling mendukung sehingga memungkinkan tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Pembelajaran kimia disekolah dewasa ini, tidak sesuai dengan yang diharapkan, apabila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kimia. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghapal materi yang diterima dengan baik, tetapi mereka tidak memahami secara mendalam apa yang mereka hapalkan khususnya bagi pelajaran kimia yang umumnya bersifat abstrak, dan siswa tidak mengetahui apa pentingnya mereka mempelajari kimia untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara lisan ceramah tanpa menggunakan media sehingga siswa menerima pengetahuan secara abstrak hanya membayangkan tanpa mengalami atau melihat sendiri. Pada konsep kimia yang kebanyakan bersifat abstrak dan kebanyakan juga perhitungan yang mana guru selalu menyajikan materi kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan. Salah satu contoh materi dalam kimia yang bersifat abstrak adalah pada pokok bahasan ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu pokok bahasan kimia dikelas X SMA dan juga merupakan pokok bahasan yang luas dengan konsep dan uraian. Pada pokok bahasan ini diperlukan pemahaman yang serius. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diperlukan langkah- langkah agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Unsur yang amat penting dalam suatu proses belajar-mengajar adalah metode mengajar dan media pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, kedua aspek ini saling berkaitan. Kenyataan di lapangan dengan tuntutan keprofesionalan guru, masih didapatkan persoalan yaitu banyak guru yang minim pengetahuan tentang media pembelajaran sebagai sarana penunjang keberhasilan pembelajaran. Di sisi lain ada beberapa guru yang sudah memanfaatkan media pembelajaran, namun bentuk dan modelnya sudah ketinggalan zaman atau keberhasilannya belum memuaskan Winarji, 2009. Faktor–faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain : 1 Sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien dan kurang membangkitkan gairah belajar siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar siswa. 2 Kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa belajar dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. 3 Kurangnya fasilitas sekolah yang mendukung proses pengajaranslameto,2003. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran, serta media pembelajaran yang menarik atau menyenangkan. Salah satu model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa senang. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan pokok bahasan Sistem Koloid adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achiement Division.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

0 2 21

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DI SMK.

0 3 18

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL STAD MEDIA POWER POINT DAN PETA KONSEP DI SMA NEGERI 7 MEDAN PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

1 3 16

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28