5 Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan.
6 Guru memunculkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari tentang
baterai agar bertanya kepada guru atau teman jika menemukan kesulitan.
7 Guru menegur siswa yang tidak mengerjakan tugas.
8 Guru membimbing siswa untuk mencari hal-hal penting dalam
disksusi. 9
Guru menegur siswa yang tidak mencatat hasil diskusi. 10
Guru menjelaskan kembali tentang metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian penghargaan bagi individu dan
kelompok yang aktif mengerjakan tugas dan berdiskusi. 11
Guru membimbing siswa secara merata agar dapat menyimpulkan dan mencatat temuan hasil diskusi.
12 Guru meminta siswa agar menyelesaikan tugas tepat waktu.
2. Siklus Kedua
2.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan tindakan, penulis melakukan perencanaan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang berorientasi pada model
pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing, menyusun lembar kerja siswa LKK, dan mempersiapkan alat observasi. RPP, LKK, dan lembar observasi
untuk siklus II terlampir. Kegiatan guru difokuskan pada hal-hal yang telah ditentukan pada hasil refleksi siklus I, yaitu:
1 Guru menegur siswa yang tidak berkontribusi dalam kerja kelompok.
2 Guru meminta siswa untuk mengemukakan urgensi kebersamaan dalam
mengerjakan tugas dan kehidupan sehari-hari. 3
Guru menjelaskan bahwa apapun pendapat seseorang tetap akan berharga dan akan dihargai.
4 Guru menjanjikan penghargaan bagi siswa yang mengemukakan
pendapat. 5
Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan. 6
Guru memunculkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari tentang baterai agar bertanya kepada guru atau teman jika menemukan kesulitan.
7 Guru menegur siswa yang tidak mengerjakan tugas.
8 Guru membimbing siswa untuk mencari hal-hal penting dalam disksusi.
9 Guru menegur siswa yang tidak mencatat hasil diskusi.
10 Guru menjelaskan kembali tentang metode pembelajaran yang
menekankan pada pemberian penghargaan bagi individu dan kelompok yang aktif mengerjakan tugas dan berdiskusi.
11 Guru membimbing siswa secara merata agar dapat menyimpulkan dan
mencatat temuan hasil diskusi. 12
Guru meminta siswa agar menyelesaikan tugas tepat waktu.
Materi pembelajaran pada siklus kedua mengenai perawatan dan perbaikan baterai. Materi pada perawatan dan perbaikan meliputi langkah-langkah
perawatan, perawatan secara visual, perawatan menggunakan alat, cara pengisian baterai secara cepat, dan cara pengisian baterai secara lambat.
2.2 Pelaksanaan a. Kegiatan Awal
• Guru menjelaskan materi tentang perawatan dan perbaikan baterai.
• Guru menjelaskan kembali tata cara diskusi kelompok dengan model
pembelajaran kooperatif
tipe kancing
gemerincing dengan
menekankan pada perolehan penghargaan bagi siswa dan kelompok yang aktif berdiskusi.
• Guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok-klompok yang sudah
ditentukan. b. Kegiatan Inti
• Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok agar berjalan lancar.
• Guru meminta siswa menyelesaikan LKK dengan benar dan tepat
waktu. •
Guru memberikan penguatan kepada siswa yang aktif dengan langsung menulis nilai didepan siswa.
• Guru meminta siswa yang belum aktif mengemukakan pendapat,
menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada teman. c. Kegiatan Akhir
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling
bagus. •
Guru mempempersilahkan
kelompok paling
bagus untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
77 64
61
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Aktifitas Motorik Berada Dalam Tempat Kerja
Kelompok
Tetap Berada dalam tugasmemilih alat dan
melakukan praktek
mempraktekkan informasi yang disampaikan teman
2.3 Observasi Berdasarkan hasil observasi, rerata indikator aktivitas motorik pada
siklus II adalah 67 dengan perincian sebagai berikut : 23 atau 10 siswa tidak berada dalam tempat kerja kelompok, 36 atau 16 siswa tidak berada dalam
tugas, dan 39 atau 17 siswa tidak mempraktekkan informasi yang disampaikan teman. Mengacu pada tabel 4.1, berikut adalah grafik hasil observasi terhadap
aktivtas motorik.
Gambar 4. 4 Hasil Observasi Aktivitas Motorik Siklus II
Rerata indikator aktfitas lisan pada siklus II sebesar 54 dengan perincian sebagai berikut : 50 atau 22 siswa tidak bertanya kepada teman atau
guru, 43 atau 19 siswa tidak mengemukakan pendapat, dan 55 atau 20 siswa tidak menjawab pertanyaan. Mengacu pada tabel 4.1, berikut adalah hasil
observasi indikator aktivitas lisan.
Gambar 4.5 Hasil Observasi Aktivitas lisan Siklus II
Rerata indikator aktivitas visualmenggambarmenulis sebesar 53 dengan perincian 45 atau 20 siswa tidak mengerjakan soal, 48 atau 21 siswa
tidak mencatat atau menggambarkan temuan-temuan, dan 48 atau 21 siswa tidak mencatat hasil diskusi. Mengacu pada tabel 4.1, berikut adalah grafik
aktivitas mengerjakan visualmenggambarmencatat pada siklus II :
Gambar 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Visualmenggambarmencatat Siklus II
50 57
55
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Aktifitas Lisan Bertanya kepada teman atau
guru Mengemukakan Pendapat
menjawab pertanyaan
55 52
52
20 40
60 80
100
Aktifitas visualmenggambarmenulis Mengerjakan Soal
Mencatat Temuan- temuan
Mencatat hasil diskusi
Dari setiap indikator aktivitas belajar yang diukur motorik, lisan, dan visualmenggambarmenulis, aktivitas belajar siswa pada siklus II dikategorikan
cukup, prosentasi aktivitas belajar pada siklus II hanya mencapai 58 atau meningkat dari siklus I yang menghasilkan prosentase aktivitas belajar sebesar 33
. Sesuai dengan sasaran tindakan yang telah ditentukan, yaitu rerata perolehan minimal aktiviats belajar adalah 65 , maka perolehan prosentasi aktivitas belajar
pada siklus II masih tidak mencapai sasaran penelitian. Oleh karena itu perlu diadakan analisis-analisis pada pelaksaaan pembelajaran siklus II ini. Hasil
analisis dituangkan dalam tahap refleksi. Berikut adalah rincian perolehan rerata aktivitas belajar pada siklus II.
1.4 Refleksi
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi aktivitas belajar siswa, maka penulis mengidentifikasi beberapa kekurangan pada siklus II:
1 Siswa masih merasa malu bertanya kepada teman atau guru, dikuasai oleh
siswa tertentu. 2
Siswa masih kesulitan mengemukakan pendapat. 3
Siswa masih merasa malu menjawab pertanyaan. 4
Siswa masih kesulitan mengerjakan soal. 5
Siswa masih kesulitan menggambarkan temuan-temuan diskusi. 6
Siswa masih malas mencatat hasil diskusi. Sedangkan berdasarkan analisis terhadap lembar observasi aktivitas guru
terlampir, penulis mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran siklus I, yaitu :
1 Guru tidak membimbing diskusi secara merata.
2 Guru kurang mengatur alokasi jam pelajaran.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan dari hasil observasi maka penulis dapat menentukan tindakan-tindakan perbaikan untuk dilakukan
pada siklus III. Berikut adalah tindakan-tindakan yang dimaksud : 1
Guru mengkondisikan siswa yang aktif berdiskusi dan memberikan kesempatan kepada siswa yang belum aktif.
2 Menyebut siswa-siswa yang mendapatkan nilai bagus, hal ini
dimaksudkan untuk memotivasi siswa yang belum aktif untuk mengikuti teman-temannya yang sudah mendapatkan nilai bagus.
3 Guru
mengakrabi siswa,
hal dilakukan
untuk menghilangkan
kecanggungan bertanya kepada guru atau teman. 4
Guru menjelaskan tanggung jawab individu terhadap kelompoknya, hal ini bertujuan agar siswa bekerja sama untuk mengerjakan tugas kelompok
secara bersama-sama. 5
Guru meminta siswa untuk diskusi kelompok agar siswa dapat menyimpulkan temuan-temuan dalam diskusi.
6 Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok agar siswa dapat
mencatat hasil diskusi. 7
Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mengerjakan tugas tepat waktu.
3. Siklus III