BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah merupakan Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Pembangunan nasional sebagaimana tersebut dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tabun 1945, bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya baik secara materil, maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk dapat mewujudkan tujuan kemasyarakatan yaitu kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat. Pembangunan
secara materil dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, berarti pembangunan unsur-unsur diluar kejiwaan manusia seperti pembangunan ekonomi, teknologi, dan
sarana-sarana fisik kehidupan, sedangkan pembangunan spiritual berarti pembangunan unsur-unsur kejiwaaan manusia seperti pembangunan moral dan pembangunan
pendidikan. Indonesia sebagai negara hukum telah menempatkan landasan yuridis bagi warga
negaranya dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sebagaimana tertulis dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Isi pasal tersebut,
Universitas Sumatera Utara
Negara menyadari akan arti penting dan mendasarnya masalah pekerjaan bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya, maka
perlu bekerja untuk menghasilkan sesuatu imbalan berupa materi, dan salah satu dari pekerjaan itu adalah dengan cara mengabdi pada Negara dengan menjadi Pegawai
Negeri. Pendapat E.Utrecht yang dikutip oleh Muchsan dalam bukunya Hukum
Kepegawaian, bahwa negara merupakan badan hukum yang terdiri dari persekutuan orang Gemeenschaap Van Merten yang ada karena perkembangan faktor-faktor sosial
dan politik dalam sejarah
2
Menurut Logemann bahwa tiap-tiap pegawai mempunyai hubungan dinas publik openbare diensbetreking.Hubungan dinas publik ini ada, apabila seseorang menyetujui
untuk mengikatkan dirinya diangkat sebagai pelaksana pekerjaan-pekerjaan tertentu .Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa negara
sebagai organisasi kekuasaan merupakan suatu badan yang berstatus hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban subyek hukum. Negara akan mencapai tujuannya
dengan menggunakan status badan hukum beserta hak dan kewajibannya tersebut. Hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh aparatur negara didistribusikan kepada jabatan-
jabatan negara. Aparatur yang melaksanakan hak dan kewajiban negara yang disebut subyek
hukum adalah Pegawai Negeri.Hubungan antara Pegawai Negeri dengan negara menimbulkan kaidah-kaidah dalam hukum kepegawaian.Kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan tergantung pada kesempurnaan dan kemampuan aparatur Negara, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri.
2
Muchsan, Hukum Kepegawaian
Universitas Sumatera Utara
yang lebih kurang sejenis dalam keseluruhan jabatan tertentu, dengan menerima gaji dan imbalan-imbalan pribadi lainnya
3
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 UUD 1945, diperlukan Aparatur Sipil Negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
.Dapat dikatakan bahwa Pegawai Negeri merupakan aparatur yang diangkat dan digaji oleh pemerintah untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu tersebut yang harus berdasarkan pada segala peraturan yang mengaturnya yang telah dibuat dan ditetapkan oleh Negara.
4
Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan
. Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN. Pegawai ASN
diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan
pelayanan atas barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai ASN.
2 Amrah Muslimin, 1985: 18
4
Penjelasan atas UU RI No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Universitas Sumatera Utara
ketatalaksanaan.Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa cultural and political development serta
melalui pembangunan ekonomi dan sosial economic and social development yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, Pegawai ASN harus memiliki profesi dan Manajemen ASN
yang berdasarkan pada Sistem Merit atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata
kelola pemerintahan yang baik. Adapun Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dan abdi masyarakat berkedudukan
dan memegang peranan yang penting, karena Pegawai Negeri adalah unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan nasional.Tujuan nasional tersebut hanya dapat dicapai melalui pembangunan nasional yang direncanakan dengan terarah dan realistis serta
dilaksanakan secara bertahap, bersungguh-sungguh, berdaya guna dan berhasil guna. Sejalan dengan tujuan tersebut, penyelenggara pemerintah tidak hanya dilakukan
dari pusat, namun juga dari daerah.Penyelenggara pemerintah daerah memerlukan
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia sebagai pelaksananya.Sumber daya manusia pada pemerintah daerah merupakan unsur yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Pemerintah daerah akan dapat diselenggarakan dengan baik sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien jika didukung oleh sumber daya manusia yang
kompeten
5
5
Hanif Nurcholis, 2007, Teori Praktik Pemerintahan Dan Otonomi Daerah, Grasindo
.
Sebagai tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional, kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan
sangatlah menentukan.Oleh sebab itu, pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman pada
masyarakat serta kemampuan profesional dan kesejahteraan aparat dalam menunjang pelaksanaan tugas.Dalam rangka meningkatkan profesionalitas, kinerja, efektifitas, dan
efisiensi pelaksanaan tugas pegawai negeri sipil, perlu adanya peraturan mengenai disiplin pegawai negeri sipil.
Dalam melaksanakan pembinaan hendaknya sejauh mungkin diusahakan adanya keserasian antara kepentingan dinas dan kepentingan pegawai negeri sebagai
perorangan, dengan ketentuan bahwa apabila ada perbedaan antara kepentingan dinas dan kepentingan pegawai negeri sebagai perorangan, maka kepentingan dinaslah yang
harus di utamakan. Tetapi kadang kenyataannya, berdasarkan pada observasi mengenai pembangunan
menunjukan bahwa hambatan pelaksanaan pembangunan terkadang justru muncul dari kalangan Aparatur Negara sendiri. Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh The Liang
Gie adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
“ Dalam praktek, Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih banyak kekurangan yaitu kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai, sehingga dapat
menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional, antara lain adalah masih adanya jiwa kepegawaian dengan berfikir mengikuti kebiasaan bagian, bukan
terletak pada kesatuan yang harmonis melainkan kesatuan pada bagian – bagian tersendiri, mempunyai bentuk dan corak yang berbeda serta kurang menghargai
ketepatan waktu “.
Jiwa kepegawaian yang mempunyai sifat seperti tersebut di atas akan berakibat negatif terhadap prestasi kerja pegawai negeri yang bersangkutan karena tidak adanya
pengembangan pola pikir kerja sama dan pemakaian kelengkapan peralatan dalam mendukung kelancaran tugas.Berdasarkan pada hal tersebut, Pegawai Negeri Indonesia
dipandang masih banyak kekurangan yaitu kurang adanya menghargai waktu, mengefisienkan tenaga dan kedisiplinan kerja. Untuk itu pembinaan Pegawai Negeri
Sipil sebaiknya terus dilakukan dari waktu ke waktu. Terkait dengan pembinaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diamanatkan
dalam Undang Undang No.43 tahun 1999 yang selanjutnya diubah menjadi Undang- Undang No. 5 Tahun 2014, maka salah satu faktor yang dipandang sangat penting dan
prinsipil dalam mewujudkan Aparatur Negara yang bersih dan berwibawa adalah masalah kedisiplinan para Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas
pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Indonesia masih rendah dan kasusnya cenderung meningkat
6
Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan yaitu apakah keberadaan Badan Kepegawaian Daerah memberikan pengaruh positif yaitu meningkatnya kedisiplinan
. Kasusnya pun beragam mulai dari tidak masuk kerja, poligami, melakukan perzinahan atau perselingkuhan, menggunakan narkotika, melakukan tindakan asusila,
calo CPNS, hingga penyalahgunaan wewenang. Seharusnya seorang pemimpin di suatu dinas atau bagian memiliki kewenangan untuk menindak atau memberi teguran kepada
anak buahnya yang tidak disiplin atau yang melakukan pelanggaran. Akan tetapi tidak banyak pemimpin yang menegakkan peraturan ini.
Permasalahan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil sangat menarik untuk diteliti apalagi apabila permasalahan tersebut dikaitkan dengan peran pihak pemerintah untuk
mewujudkan penegakan disiplin tersebut di kalangan Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini pemerintah dibantu oleh suatu instansi atau lembaga yang berada di tingkat daerah
baik propinsi, kota maupun kabupaten yang dinamakan Badan Kepegawaian Daerah. Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu perangkat daerah untuk membantu
kelancaran manajemen Pegawai Negeri Sipil. Salah satu fungsi dari Badan Kepegawaian Daerah adalah untuk penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai Negeri Sipil daerah sesuai dengan norma, standar dan prodesur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan fungsi tersebut
maka Badan Kepegawaian Daerah perlu mempertimbangkan sampai sejauh mana Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
seorang Pegawai Negeri Sipil.
6
http:www.batamtoday.comberita35062-Disiplin-Rendah,-44-PNS-Dipecat-Akibat-Bolos.html diakses tanggal 5 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
Pegawai Negeri Sipil berupa peningkatan kedisiplinantersebut sudah terlalu melekat dalam jiwa kepegawaian Pegawai Negeri Sipil sehingga sulit untuk di adakan
pembinaaan atau penertiban sebagaimana telah di atur dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014.
Perumusan Masalah
Apakah tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara
Bagaimanakah tinjauan hukum administrasi negara yang mengacu pada Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan kaitannya dengan peningkatan disiplin Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara Apakah hambatan-hambatan yang timbul dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan dalam skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Untuk mengetahui pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan kaitannya dengan kedisiplinan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Untuk mengetahui implementasi tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah sebagai instansi yang berkaitan dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam meningkatkan disiplin Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat penulisan yang diharapkan diperoleh dari skripsi ini adalah sebagai berikut : Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ataupun menambah pengetahuan terutama dalam hukum administrasi negara mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Secara Praktis
Bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sekaligus menambah
pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera
Utara sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2014.
Keaslian Penulisan
Untuk mengetahui originalitas penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi berjudul ”Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah dalam Meningkatkan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Ditinjaudari Hukum Administrasi Negara Studi Kasus di Kabupaten Labuhan Batu Utara” terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap
berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini juga menulusuri berbagai judul karya ilmiah melalui media
internet, dan sepanjang penulusuran yang penulis lakukan, belum ada penulis lain yang pernah mengangkat topik tersebut. Sekalipun ada, hal itu adalah di luar sepengetahuan
dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam skripsi ini. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran Penulis yang didasarkan
Universitas Sumatera Utara
pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak maupun media elektronik. Oleh karen itu, dapat dinyatakan bahwa
skripsi ini adalah karya asli penulis dan dapat dipertanggungjawabkans secara ilmiah.
Tinjauan Kepustakaan
Menurut J.H.A Logemanm bahwa Pegawai Negeri Sipil PNS adalah tiap pejabat yang mempunyai hubungan dinas publik open bare dienst betrokkingdalam negara.
Mengenai hubungan dinas publik ini terjadi jika seseorang mengikat dirinya untuk tunduk pada pemerintah dan pemerintah untuk melakukan suatu atau beberapa macam
jabatan tertentu dengan mendapatkan penghargaan berupa gaji dan beberapa keuntungan lain
7
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. .
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1 menyatakan :
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
7
Lili Rasjidi IB Wyasa, Hukum sebagai suatu sistem, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993, hal.20
Universitas Sumatera Utara
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil pasal
1 membedakan antara Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah sebagai berikut : Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kantor Menteri Negara Koordinator,
Kantor Menteri Negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Lembaga Pemerintah, Departemen, Kesekretariatan Lembaga TertinggiTinggi Negara, Badan Narkotika
Nasional, Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh Pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari DepartemenLembaga Pemerintah Non Departemen,
Instansi Vertikal di Daerah Propinsi KabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, atau
Universitas Sumatera Utara
dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya. Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah PropinsiKabupatenKota atau dipekerjakan di luar instansi induknya.
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari DepartemenLembaga Pemerintah Non Departemen.
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah Gubernur. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah KabupatenKota adalah BupatiWalikota.
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lebih lanjut dalam pasal 30 dinyatakan bahwa :
Pelanggaran atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dapatdikenakan tindakan administratif.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berupa : peringatan,
teguran, pencabutan keputusan atas pengangkatan, pemindahan, atau pemberhentian.
Pencabutan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf c, mulai berlaku
Universitas Sumatera Utara
sejak tanggal ditetapkan. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dilakukan oleh
KepalaKepegawaian Negara, kecuali terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Presiden. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 dapat mendelegasikan atau
memberikankuasa kepada pejabat lain di lingkungannya untuk melakukan tindakan administratifsebagaimana dimaksud dalam ayat 2, kecuali atas keputusan yang
ditandatangani olehPejabat Pembina Kepegawaian dan Gubernur. Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur
kehidupan manusia dan masyarakat, yang juga mencakup lembaga-lembaga dan proses- proses yang mewujudkan berlakunya kaidah itu dalam kenyataan. Kehadiran hukum
dalam masyarakat salah satunya adalah untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan organisasi dalam masyarakat sehingga dapat meminimalkan benturan
sekecil-kecilnya. Menurut J.B. Sumarlin, agar PNS dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna
dan berhasil guna, maka pembinaan harus diarahkan untuk menjamin antara lain
8
Agar satuan organisasi lembaga pemerintah mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang rasional berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang dibebankan kepadanya.
:
Pembinaan yang terintegrasi terhadap seluruh PNS artinya bahwa terhadap semua PNS berlaku ketentuan yang sama.
Pembinaan PNS atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. Pengembangan sistem penggajian yang mengarah pada penghargaan terhadap prestasi
dan besarnya tanggung jawab. Melaksanakan tindakan korektif yang tergas terhadap norma-norma hukum dan norma-
8
Sudibyo Triatmodjo, Op. Cit, hal 93
Universitas Sumatera Utara
norma kepegawaian. Penyempurnaan sistem administrasi kepegawaian dan sistem pengawasannya.
Pembinaan kesetiaan dan ketaatan penuh pegawai negeri terhadap negara dan pemerintah.
Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil berkaitan erat dengan hak dan kewajiban yang melingkupi aktivitasnya. Apabila hak telah diperoleh namun kewajiban
tidak dilaksanakan secara otomatis Pegawai Negeri Sipil tersebut akan dikenakan sanksi. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari openbare dienstbetrekking hubungan dinas
publik yang melekat pada hubungan kepegawaian sebagai hubungan sub-ordinatie antara bawahan dan atasan
9
Mengucapkan sumpahjanji PNS. .
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pasal 3 adalah :
Mengucapkan sumpahjanji jabatan. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS; Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, danatau
golongan.
9
Philipus M. Hadjon., Philipus M Hadjon dkk, 1994, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Universitas Sumatera Utara
Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan.
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara. .
Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil. .
Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. .
Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. .
Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya. .
Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. .
Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas. .
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier .
Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Adapun larangan bagi Pegawai Negeri Sipil yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pasal 4 adalah : Menyalahgunakan wewenang.
Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi danatau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain danatau lembaga atau organisasi internasional.
Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing.
Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
Universitas Sumatera Utara
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah.
Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan danatau pekerjaannya. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.
. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani.
. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
. Memberikan dukungan kepada calon PresidenWakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
Ikut serta sebagai pelaksana kampanye. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS.
Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
. Memberikan dukungan kepada calon PresidenWakil Presiden dengan cara:
Membuat keputusan danatau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
Universitas Sumatera Utara
pasangan calon selama masa kampanye; danatau Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. .
Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; danmemberikan dukungan kepada calon Kepala
DaerahWakil Kepala Daerah, dengan cara: Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala DaerahWakil
Kepala Daerah. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye.
Membuat keputusan danatau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; danatau
Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dansesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
PemberhentianPemberhentian sementara bagi Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 yang tertuang dalam pasal 3 :Seorang
pegawai Negeri harus diberhentikan jika ia terbukti telah melakukan
Universitas Sumatera Utara
penyelewenganterhadap ideologi dan haluan Negara atau ia terbukti dengan sadar danatau sengaja telahmelakukan sesuatu yang merugikan kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil juga diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 32 Tahun 1979 Pasal 1 memuat : Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang
mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian dari Jabatan Negeri adalah pemberhentian yang mengakibatkan yang
bersangkutan tidak bekerja lagi pada suatu satuan organisasi Negara, tetapi masih tetap berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Hilang adalah suatu keadaan bahwa seseorang di luar kemauan dan kemampuannya tidak diketahui tempatnya berada dan tidak diketahui apakah ia masih hidup atau telah
meninggal dunia. Batas usia pensiun adalah batas usia Pegawai Negeri Sipil harus diberhentikan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Kemudian di Bagian Keempat, dicantumkan Pemberhentian Karena Melakukan PelanggaranTindakPenyelewengan yang tertuang dalam Pasal 8, 9, dan 10. Pasal 8
berbunyi ”Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena” :
Melanggar SumpahJanji Pegawai Negeri Sipil, SumpahJanji Jabatan Negeri atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; atau
Dihukum penjara, berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
Universitas Sumatera Utara
hukum yang tetap, karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 empat tahun, atau diancam
dengan pidana yang lebih berat.
Pasal 9 berbunyi ”Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila dipidana penjara ataukurungan berdasarkan keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena”: Melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan; atau Melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104
sampai dengan Pasal 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bunyi dari Pasal 10 adalah ”Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila ternyata melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan atau Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat
dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah. Dalam Pasal 12 diterangkan tentang Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas
yaitu : Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu 2 dua
bulan terus-menerus, diberhentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga. Pegawai Negeri Sipil sebagaimna dimaksud dalam ayat 1 yang dalam waktu kurang
dari 6 enam bulan melaporkan diri kepada pimpinan instansinya, dapat : Ditugaskan kembali apabila ketidak hadirannya itu karena ada alasan-alasan yang dapat
diterima; atau
Universitas Sumatera Utara
Diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai Negeri Sipil, apabila ketidak hadirannya itu adalah karena kelalaian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan menurut
pendapat pejabat yang berwenang akan mengganggu suasana kerja, jika ia ditugaskan kembali.
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, yang dalam waktu 6 enam bulan terus menerus meninggalkan tugasnya secara tidak sah, diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Metode Penulisan Jenis Penelitian
Sesuai judul dan permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan supaya dapat memberikan hasil yang bermanfaat maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian
yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan dan menganalisa masalah-masalah yang akan dikemukakan, yang dilakukan dengan cara pendekatan yuridis normatif penelitian
hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
10
Pendekatan yuridis normatif digunakan dengan maksud untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori .
11
Penelitian yuridis normatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti sumber-sumber bacaan yang relevan dengan tema penelitian, yang meliputi penelitian
.
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 13
11
Ronny Hanitijo Soeitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990, hal. 11
Universitas Sumatera Utara
terhadap asas-asas hukum, sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan yang bersifat teoritis ilmiahyang dapat menganalisa permasalahan yang akan di bahas serta
ditambah data lainnya yang diperoleh di lapangan dengan cara melakukan observasi langsung Perilaku Disiplin Pegawai Negeri Sipil ditinjau dari segi hukum yang
berlandaskan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara studi kasus pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Sumber Data
Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung penelitian lapangan, sebagai berikut :
Penelitian Kepustakaan Library Research, yaitu menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakan atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier
12
Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan peraturan perundang-undangan yaitu :
, yaitu :
a. Undang-Undang dasar 1945 b. Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil negara serta peraturan
pelaksanaan yang terkait lainnya Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan-
bahan hukum primer yaitu karangan ilmiah, buku-buku referensi dan informasi. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk dan penjelasan-
penjelasan terhadap hukum sekunder, yakni kamus umum, kamus hukum, jurnal, artikel
12
Soerjono Soekanto dan Sri mamudji, Op, Cit, hal. 59
Universitas Sumatera Utara
dan lainnya.
b. Penelitian lapangan Field Research tentang Tinjauan Hukum Administrasi
Negara Terhadap Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil diPemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan wawancara dan
observasi.
Analisis Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, baik dengan studi kepustakaan maupun studi di lapangan maka data tersebut dianalisis secara kualitatif
13
untuk mendapatkan hasil penelitian hukum empiris dengan analisis domain. Analisis domain dilakukan
untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang menyeluruh
14
. Dengan mengadakan pengamatan data yang diperoleh dan menghubungakan tiap data yang diperoleh tersebut
dengan ketentuan maupun asas hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti sehingga dengan logika induktif yaitu berfikir dari hal yang khusus menuju hal yang
lebih umumdengan menggunakan perangkat normatif, yakni interpretasi dan konstruksi hukum sehingga diharapkan dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum
terhadap permasalahan dan tujuan penelitian.
13
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, hal. 10
14
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang, 1990, hal. 91
Universitas Sumatera Utara
Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyajian yang baik dari suatu penelitian harus memiliki suatu keteraturan. Oleh karena itu, penulis membagi skripsi ini dalam beberapa bab yang
saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya.
Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN