4.5.3.2 Strategi Gerakan Langsung Demo
Demo merupakan langkah yang tepat bagi para organisasi-organisasi kerakyatan untuk menyampaikan aspirasinya. Demo disahkan oleh
pemerintah selama memiliki izin demo dari kantor polisi dan demo harus berjalan dengan kondusif. Demo juga merupakan langkah yang diambil
oleh organisasi HIPPMA demi menarik perhatian publik. HIPPMA yang telah melakukan aksi demo ini sejak tahun 2000 selalu mendapatkan
respon yang baik. Organisasi HIPPMA berani melakukan demo walaupun dengan usia anggotanya yang sudah tua karena mereka memiliki dasar
yang kuat yaitu sesuai dengan SK BPN nomor 42,43,44HGUBPN2002 tentang pendistribusian tanah seluas 558,35 Ha untuk para pensiunan
PTPN II eks PTPN IX. Demo bukanlah hal yang mudah bagi organisasi HIPPMA. Mereka
harus mempersiapkan secara tepat apa yang harus dilakukan sehingga tersuktur dengan baik. Sebelum melakukan demo, anggota HIPPMA
melakukan pertemuan antar ketua-ketua ranting hingga ada kesepakatan sehingga tidak ada maslah. Setelah sepakat mereka langsung meminta izin
kepada Kapolda, Kapolres dan Polresta Medan. Lalu dibicarkan sasaran untuk melakukan demo tersebut sehingga ada tujuan dan ada yang ingin
dicapai oleh 21 ranting tersebut. Kemudian setelah mencapai kesepakatan apa yang menjadi tujuan bersama ketika akan mengadakan demo,
kelompok setiap ranting akan mendata siapa yang ingin ikut agar dibagi rata dan tidak terjadi kecemburuan sosial diantara para ranting. Setelah itu
seminggu sebelum dilakukannya demo, surat izin untuk demo telah
diterima dan pada saat dilapangan nantinya dibagi-bagi terlebih dahulu tim petugas lapangan seperti koordinasi lapangan korlap, ketua satgas dan
humas setiap ranting untuk mendata ulang jumlah anggota setiap ranting yang ikut sehingga tidak terjadi kehilangan anggota karena anggota yang
ikutpun merupakan orang-orang tua sehingga harus terus diperhatikan. Tidak lupa pula segala atribut untuk dibawa misalnya bendera,
soundsistem, spanduk dan tanda pengenal lainnya. ketika semua urusan internal sudah siap maka demopun akhirnya terlaksana dipandu oleh
organisasi HIPPMA Sumut. Demo merupakan kegiatan aktif yang berguna untuk menyampaikan
aspirasi. Kegiatan demo bukanlah hal yang mudah ketika aksi sedang dilakukan karena sering terjadi konflik dengan aparat dan terjadi
penyiksaan. Hal yang sama telah dirasakan oleh anggota organisasi HIPPMA. Salah satu bentuk demo yang berakhir menjadi perseteruan
yaitu pada bulan februari tahun 2013. “... kami melakukan unjuk rasa untuk mendapatkan perhatian
publik yang cukup besar. Kami demo meduduki bandara Polonia yang waktu itu masih aktif. Tetapi malamnya orang tak dikenal
memukuli anggota di posko dan ketua umum jadi buronan selama 4 bulan dan lari ke Jakarta dan meminta perlindungan ke
Mabespolri. Hasilnya Kapolda dan Kapolres dipindahkan karena membuat kesaksian palsu dan 4 bulan kemudian dinyatakan bebas.
Jika persoalan para pensiunan tidak diselesaiakan akan ada korban terus menerus.” Sri Rahayu, Ketua Umum
4.5.3.3 Strategi Gerakan Tidak Langsung