Pemerintah No. 9 Tahun 1974 menyatakan bahwa “suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, yang akan menceraikan
isterinya, harus mengajukan surat kepada Pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa dia bermaksud menceraikan isterinya disertai dengan
alasan-alasannya serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu”.
4
Pasal 16 Peraturan Pemerintah ini menyatakan bahwa Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang Pengadilan untuk menyaksikan perceraian
yang dimaksud dalam pasal 14 apabila memang terdapat alasan-alasan yang cukup sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah ini, dan
Pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri bersangkutan tidak mungkin didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
B. Pandangan Hakim Tentang Talak di Luar Pengadilan
Mengenai perceraian di luar Pengadilan, masih ada sebagian pendapat fuqaha bahwa perceraian itu sah apabila dilakukan hanya dilakukan di hadapan
beberapa saksi, ini hanya sebahagian kecil saja. Tapi jika belajar dari pasal perundang-undangan, bahwa perceraian itu hanya sah dilakukan di hadapan
4
Ibid, Fiqh Munakahat, h. 208.
persidangan, maka siapa pun yang melakukan perceraian di luar pengadilan maka dinyatakan tidak sah.
5
Dalam pandangannya Hakim Pengadilan Agama Tigaraksa mengenai talak di lura Pengadilan menyatakan pula bahwa hukum itu pertimbangannya adalah
fikih, dan fikih itu bukanlah hukum, fikih adalah sebuah faham, fikih itu menjadi hukum jika sudah diundang-undangkan. Seperti pendapat Imam Hanafi, Syafi’i,
jika melihat dari sana harus mengambil pendapat Imam Hanafi, termasuk pendapatnya itu adalah marsalah mursalah, pernikahannya harus dicatat, jika
mereka yang mengatakan tidak harus dicatat yang penting ada saksi dan adanya wali, maka perceraian pun tidak harus dicatat, jadi menurut Syafi’iyah sah-sah
saja, tetapi menurut Imam Hanafi itu harus dicatat. Ketika zaman Rasulullah ada sahabat yang datang ya Rasulullah isteri saya mempunyai penyakit dan isterinya
juga sama menghadap Rasulullah, bahwa ya Rasulullah suami saya tidak memberikan nafkah, kemudian Rasulullah membawa mereka ke Masjid untuk
diceraikan, artinya ketika mereka hendak bercerai, mereka menghadap kepada Rasulullah, dan dilakukanlah perceraiannya di masjid. Ketika perceraian tersebut
dilakukan, maka perceraian itu dicatat.
6
Namun, perlu diingat pula bahwa berdasar kepada landasan al-Qur’an yang menyatakan bahwa selain kita patuh kepada Allah dan Rasulnya, kita juga harus
5
Wawancara Pribadi dengan Haryadi Hasan, Tigaraksa, 26 Maret 2010.
6
Wawancara Pribadi dengan Soleman, Tigaraksa, 26 Maret 2010.
patuh kepada para pemimpin. dalam hal perceraian, pemimpin negara telah mempercayakan Pengadilan Agama sebagai lembaga yang berhak menyelesaikan
perceraian bagi orang Islam sehingga perceraian harus mengikuti produk Undang- Undang yaitu harus melalui persidangan.
7
Talak yang dilakukan di luar Pengadilan tidak memiliki sebuah pembuktian perdata karena bahwa lembaga Pengadilan Agama sudah ditunjuk menjadi satu-
satunya lembaga dalam Islam di negara Indonesia yang berhak mengeluarkan pernyataan perceraian.
C. Dampak Talak di Luar Pengadilan