Studi Terdahulu Tinjauan Pustaka

12

1.4.2 Manfaat Akademis

1. Memenuhi standar tugas akhir untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar S1 jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Peneliti dapat mengaplikasikan teori dan konsep yang berhubungan dengan Politik Luar Negeri. 3. Pengembangan studi politik luar negeri.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Studi Terdahulu

Kajian yang menyoroti hubungan Iran-AS memang telah menyita banyak perhatian dari pengkaji politik internasional, terutama pasca kepemimpinan Ahmadinejad di Iran. Kentalnya rivalitas kedua Negara ini, telah menjadi warna khusu bagi pokok penelitian dalam kajian hubungan politik luar negeri Polugri Iran dan AS. Sikap Iran yang menunjukan kebangkitan nasional menentang dominasi AS di dunia merupakan bentuk daya tarik utama dalam mengkaji politik luar negeri Iran. Dominasi AS atas politik dunia pasca perang dingin, merupakan pemicu bagi kajian sikap Iran dalam rivalitas menentang dominasi AS. Terutama setelah secara tegas Iran tidak menanggapi dengan sikap konfrontatif atas berbagai tekanan melalui sanksi embargo atas Iran oleh AS sebagai bentuk tekanan AS atas kebijakan pengembangan nuklir oleh Iran. Berikutnya adalah thesis doctoral di University of Newcastle oleh Babak Ganji dengan judul Politics of Confrontation: the Foreign Policy of the USA and Revolutionary Iran yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku pada tahun 13 2006. Memfokuskan kajian pada kebijakan AS dalam menyikapi sikap revolusionis Iran, penelitian ini memfokuskan pada sikap AS dibawah kepemimpinan Presiden Jimmy Carter dengan menggunakan alat anlisa currents policy dari Franz Schurmann yang ia kembangkan dengan menambah variable tendendsi jangka panjang long-term tendencies atau ide mind sebagai alat anlisa utama. Melalui penjelasannya ia menunjukan sikap AS yang menekan Iran pasca kemunculan revolusi islam di akhir masa kepemimpinan Shah presiden Iran masa itu adalah hasil dari pengalaman jangka panjang AS yang melakukan upaya menekan kemungkinan kemunculan regional powers kekuatan regional baru melalui kepemimpinan dictator. Kemunculan pandangan tersebut merupakan hasil dari current of opinion wacan terkini yang berkembang dalam partai democrat amerika Democratic Party. Kemunculan situasi terkini yang berkembang sebagai landasan dalam masa Carter itu adalah hasil dari perhelatan AS yang gagal menekan Vietnam, selain itu doktrin Nixon yang menekankan pentingnya sanksi embargo hingga intervensi pada pembelot demokrasi Amerika, dan terkakhir yang juga berpengaruh pada perkembangan kebijakan AS adalah penelitian kebijakan oleh berbagai ilmuan pada masa itu di dalamnya dalah Anthony Lake, Leslie Gelb, Patricia Derian dan Morton Helprin yang memiliki argument utama berupa penekanan persiapan AS untuk menghadapai perubahan di dunia ke tiga to accommodate change in the Third World. 22 22 Ganji, Babak. 2006. Politics of Confrotation: the Foreign Policy of the USA and Revolutionary Iran. New York: Palgrave Macmillan. 14 Penelitian ini menjelaskan analisa polugri dari segi AS dalam menyikapi Iran, sementara peneliti akan membahas dari sisi yang berbeda, yaitu menganalisa polugri dari sudut pandang Iran dalam menyikapi AS. Keduanya memiliki kesamaan untuk menekankan pembahasan kepada sosok pemimpin yang memimpin, bila Ganji mengkaji kebijakan AS di bawah Carter, peneliti akan membahas kebijkan Iran di bawah Ahmadinejad. Penelitian lain yang dijadikan studi terdahulu dalam penelitian ini adalah tulisan dari Oliver Babson 23 dengan Judul Diplomacy of Isolation: United States Unilateralsm Sanctions Policy and Vientam 1975-1995. Pada tahun 2002. Penelitian ini menjelaskan penerapan sanksi embargo ekonomi oleh Amerika Serikat terhadap negara yang dianggap bertentangan dengan AS. Dalam tulisan ini, sikap embargo ekonomi AS sebagai bentuk unilateralisme diberlakukan AS di Vietnam. Bentuk sanksi isolasi Vietnam melalui embargo ekonomi ini akhirnya membentuk sistem embargo yang lebih luas dimana sekutu AS pada saat itu Jepang,Korea Selatan, dan Eropa turut menjatuhkan sanksi embargo atas Vietnam. AS juga mendekati negara-negara ASEAN untuk juga berpihak kepada sanksi AS atas Vietnam dengan mengupayakan minimalisasi interaksi mereka dengan Vietnam. Penelitian ini dijadikan sebagai rujukan bgi upaya peneliti untuk menjelaskan bentuk penerepan sanksi embargo ekonomi AS yang membentuk sanksi ekonomi dalam sistem internasional dengan menggandeng sekutu- 23 Oliver Babson, 2002, Diplomacy of Isolation: United States Unilateral Sanctions Policy and Vietnam 1975-1995 diakses melalui http:wenku.baidu.comview1b8bae0b52ea551810a6879e.html 21092014 10:26. 15 sekutunya untuk menerapkan dan memberlakukan sanksi terhadap negara yang dituju. Dalam penelitian ini, negara yang dimaksud adalah Iran, dimana AS memberlakukan sanksi ekonomi yang kemudian berbentuk sistem internasional dengan terus menekankan sanksi ekonomi terhadap Iran untuk juga diterapkan oleh negara-negara lain yang menjadi sekutu AS. Selanjutnya adalah buku dengan judul Iran’s Foreign Policy from Khatami to Ahmadinejad oleh Anoushiravan Ehteshami dan Mahjoob Zweiri yang merupakan rekaman hasil kofenrensi pada tahun 2005 di Durham University. Dalam tulisan ini Iran disebutkan sebagai sebuah Negara dengan empat landasan utama dalam polugrinya, pertama adalah penolakan kepada segala bentuk dominasi eksternal atas Iran. Kedua adalah penguatamaan preservation kemandirian iran dan integritas territorial iran. Ketiga adalah mempertahankan hak seluruh muslim tanpa menyadarkan diri atau bergantung allying kepada kekuatan dominan manapun hegemonic power. Namun seiring perkembangan politik internasional, terjadi penyesuaian baru dalam arah kebijakan luar negeri Iran melalui para pemimpin baru yang mengadopsi nilai-nilai pragmatis sebagai bagian dalam arah politik luar negerinya. Dalam pertimbangan hubungan inilah yang memunculkan kalkulasi lebih sedikit resiko untuk berhubungan dengan Negara dari timur seperti China sebagai model yang patut ditiru dibandingkan dengan Barat seperti Amerika yang justru memiliki tendensi hegemoni yang sangat tinggi. Mellaui pertimbangan tersebut pula kini Iran mengarahkan polugrinya untuk mencapai posisisi sebagai pusat atau percontohan utama to portray itself as heart of Muslim pemerintahan 16 Muslim dunia. Pandangan ini lah yang berubah dari kepemimpinan Khatami menuju kemimpinan revolusionis Ahmadinejad. 24 Sama-sama memiliki kajian polugri Iran, Penelitian peneliti memiliki sisi yang berbeda pada focus pembahasan, dimana dalam penelitian sebelumnya yang pembahasan menjelaskan pada kajian kebijakan luar negeri Iran secara umum melalui penjelasan haluan-haluan pokok landasan kebijan luar negeri iran, dalam penelitian ini, peneliti lebih mengerucutkan penelitian pada analisa kebijakan yang diambil oleh Iran berkaitan dengan embargo AS. Meskipun sama-sama menitik beratkan factor kepemimpinan Iran di bawah Ahmadinejad, namun penelitian peneliti memiliki sisi yang berbeda dalam menunjukan factor yang menjelaskan perbedaan kebijakan iran sebagai akibat dari sosok individu Ahmadinejad itu sendiri, sementara di dalam penelitian sebelumnya, factor Ahmadinejad hanya dijelaskan sebagai patokan dalam kemunculan arah baru politik luar negeri Ira, tanpa menjelaskan lebih mendalam factor Ahmadinejad untuk menjelaskan polugri Iran. Selanjutnya adalah karya Yonah Alexander dan Milton Hoening dalam bukunya The New Iranian Leadership: Ahmadibejad, Terrorism, Nuclear Ambition and the Middle East. Dalam penelitian ini, dijelaskan mengenai politik luar negeri Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad sebagai bentuk ancaman stabilitas kawasan timur tengah. Dijelaskan melalui analisa historis, peelitian ini menunjukan berbagai perilaku ekspansionis Iran yang menyebabkan instabilitas keamanan kawasan. Dalam penelitian ini, ambisi nuklir Iran dan gaya 24 Ehteshami, Anoushiravan and Mahjoob Aweiri. 2008. Iran’s Foreign Policy from Khatami to Ahmadinejad. UK: ITHACA PRESS. 17 kepemimpinan Ahmadinejad merupakan kombinasi utama yang akan menyebabkan instabilitas kawasan. Selain itu, Ahmadinejad juga dijelaskan memiliki keterikaitan dengan jaringan terorisme yang berkembang di timur tengah, pengembangan nuklir Iran ditengarahi akan mampu membahayakan keamanan internasional apanila terjadi pentransferan teknologi nuklir kepada terorisme. 25 Berbeda dengan penelitian ini, peneliti akan menjelaskan factor kepemimpinan ahmadinjead sebagai penjelas atas arah kebijakan luar negeri Iran melalui analisa politik luar negeri. Sehingga berbeda dengan penelitian Yonah yang mengembangkan asumsi ancaman Iran, dengan hasil prediktif, penelitian ini hanya bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang sudah terjadi terkait sikap Iran melelui polugrinya atas sanksi embargo AS. Terdapat penelitian dari Indonesia yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian, yaitu penelitian dari Andriani Pujayanti 26 yang merupakan penelitit bidang Hubungan Internasional di Pusat Pengolahan Data dan Informasi P3DI Setjen DPR RI dengan judul Sanksi Ekonomi terhadap Iran dan Dampak Internasionalnya, Pada tahun 2012. Dalam tulisannya, Anriani menunjukan bahwa Sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS terhadap iran berdampak pada ketegangan dengan sikap Iran terkait oprasi militer di Selat Hormus. Ketegangan tersebut berimbas besar bagi Indonesia yang juga memeasok minyak mentah dari Timur Tengah. Transaksi utama minyak ini dilakukan melalui Selat Hormus, 25 Alexander, Yonah and Milton Hoening. 2008. The New Iranian Leadership: Ahmadinejad, Terrorism, Nuclear Ambition, and The Middle East. London: Praeger Scurity international. 26 Adirini Pujayanti, 2012, Sanksi Ekonomi terhadap Iran dan Dampak Internasionalnya. Diakses dalam http:berkas.dpr.go.idpengkajianfilesinfo_singkatInfo20Singkat-IV-4-II-P3DI- Februari-2012-16.pdf 23062014 12:59. 18 apabila terhambat akan sangat berpengaruh kepada ketahanan BBm dalam negeri. Transaksi ekonomi Indonesia dengan Iran yang utama adalah terkait ekspor minyak sawit yang menjadi terhambat dikarenakan perusahaan Singapura sudah membatasi transaksinya dengan Iran, Singapura hanya mau bertransaksi jika ada kepastian pembayaran yang jelas akibat dari sanksi embargo Iran dari perbankan internasional. Perusahaan kargo juga enggan mengirim barang ke Iran karena khawatir akan dampak ketegangan tersebut. Penelitian ini dipilih sebagai rujukan untuk mendapati bentuk gambaran dari sanksi ekonomi AS terhadap Iran dan untuk mendapati gambaran terkait kebijakan Iran menyikapai sanksi embargo ekonomi AS tersebut. Tabel 1.1 Tabel Posisi Penelitian No Nama Judul Penelitian Metodologi TeoriKonsep Hasil Penelitian 1 Babak Ganji dengan judul Politics of Confrontation: the Foreign Policy of the USA and Revolutionary Iran. Tahun 2006 Explanasi Currents policy theory AS di bawah kepemimpinan Jimmy Carter memutuskan untuk melakukan kebijakan menekan terhadap Iran sebagai dampak kekhawatiran AS atar kemungkinan kemunculan kekuatan regional baru Iran. Revolusi Islam oleh Iran ditengarahi akan merubah arah politik regional Timur Tengah dan membahayakan hegemoni AS. 2. Oliver Babson dengan Judul Diplomacy of Isolation: United States Unilateralsm Sanctions Policy and Vientam 1975-1995. Explanatif Unilateralisme Penelitian ini menjelaskan penerapan sanksi embargo ekonomi oleh Amerika Serikat terhadap negara yang dianggap bertentangan dengan AS. Dalam tulisan ini, sikap embargo ekonomi AS sebagai bentuk 19 Pada tahun 2002 unilateralisme diberlakukan AS di Vietnam. Bentuk sanksi isolasi Vietnam melalui embargo ekonomi ini akhirnya membentuk sistem embargo yang lebih luas dimana sekutu AS pada saat itu Jepang,Korea Selatan, dan Eropa turut menjatuhkan sanksi embargo atas Vietnam. AS juga mendekati negara-negara ASEAN untuk juga berpihak kepada sanksi AS atas Vietnam dengan mengupayakan minimalisasi interaksi mereka dengan Vietnam. 3 Anoushiravan Ehteshami dan Mahjoob Zweiri dengan judul Iran’s Foreign Policy from Khatami to Ahmadinejad. Tahun 2008 Deskriptif Konsep Politik Luar Negeri dan Konsep Kebijakan Luar Negeri Terjadi pergeseran arah polugri Iran dari kepemimpinan Khatami menuju Ahmadinejad. Dimana terdapat adopsi nilai baru di bawah kepemimpinan Ahmadinejad yang mengedepankan ladasan raasionalitas dalam arah Polugri Iran. 4 Yonah Alexander dan Milton Hoening dalam bukunya The New Iranian Leadership: Ahmadibejad, Terrorism, Nuclear Ambition and the Middle East. Tahun 2008 Explanatif Analisa Historis history analysis Berdasarkan penelusuran historis, didapati hubungan yang kuat dalam pola kepemimpian Ahmadinejad dengan perilaku Iran di masa lampau yang banyak menujukan sikap agresif dan ekspansionis Iran. Iran dinilai telah banyak menyebabkan instabilitas keamanan kawasan timur tengah semenjak masa silam. Kembali, di bawah Ahmadinejad, Iran dinilai sebagai penyebab instablitas kawasan melalui abisi nuklirnya serta gaya kepemimpinan Ahmadinejad yang dnilai pro revolusi dan perlawanan 20 minoritas gerakan terorisme di timur tengah. 5 Andriani Pujayanti dengan judul Sanksi Ekonomi terhadap Iran dan Dampak Internasionalnya. Pada tahun 2012 Deskriptif Sanksi Ekonomi Sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS terhadap iran berdampak pada ketegangan dengan sikap Iran terkait oprasi militer di Selat Hormus. Ketegangan tersebut berimbas besar bagi Indonesia yang juga memeasok minyak mentah dari Timur Tengah. Transaksi utama minyak ini dilakukan melalui Selat Hormus, apabila terhambat akan sangat berpengaruh kepada ketahanan BBm dalam negeri. Transaksi ekonomi Indonesia dengan Iran yang utama adalah terkait ekspor minyak sawit yang menjadi terhambat dikarenakan perusahaan Singapura sudah membatasi transaksinya dengan Iran, Singapura hanya mau bertransaksi jika ada kepastian pembayaran yang jelas akibat dari sanksi embargo Iran dari perbankan internasional. Perusahaan kargo juga enggan mengirim barang ke Iran karena khawatir akan dampak ketegangan tersebut. 6 Muhammad Bagir dengan judul Kebijakan Iran dalam Menyikapi Embargo oleh Amerika Serikat pada Masa Ahmadinejad. Tahun 2014 Eksplanatif Teori Analisa politik Luar NegeriKonsep Kebijakan Luar NegeriKonsep Embargo Kebijakan Iran melawan embargo Ekonomi oleh Amerika Serikat dilakukan dengan kebijakan ekonomi melalui kerjasama ekonomi khusus dengan China, kemudian kebijakan militer dengan ancaman penutupan Selat Hormus, hingga ancaman penghentian pengiriman minyak kepada mereka yang mendukung embargo ekonomi Amerika 21 Serikat. Merupakan kebijakan Iran sebagai bentuk respon yang muncul akibat adanya pengaruh eksternal berupa tekanan oleh Amerika Serikat dan dunia internasional, kemudian kondisi dinamika kawasan yang tidak menguntungkan Iran hingga adanya fakta keterikatan banyak negara akan pasokan minyak dari Iran. Selain itu, terdapat pula faktor internal berupa pengaruh dari pemerintahan atau birokrasi, Mullah serta faktor individu Ahmadinejad sendiri yang mendorong munculnya kebijakan yang melawan tersebut.

1.5.2 Pendekatan dan Konsep