38
2.5.2 Proses Pemisahan
1 Dari hasil proses pendinginan di atas dihasilkan minyak jagung dengan fasa liquid dan gas hidrogen sisa yang merupakan sisa dari pensuplaian gas
hidrogen berlebih. Kemudian diumpankan ke separator V-101 untuk memisahkan komponen minyak jagung dengan gas hidrogen yang berlebih
pada kondisi 1 atm dan temperatur 70 C.
2 Gas hidrogen sisa kemudian diumpankan ke cooler E-103 yang berfungsi mendinginkan gas hidrogen hingga temperatur 30
C. 3 Minyak jagung yang telah dipisahkan dari gas hidrogen, kemudian
diumpankan ke tangki pencampur I M-101 untuk dicampurkan dengan minyak RBDP Stearin.
2.5.3 Proses Pencampuran
1 RBDP Stearin yang diperoleh dari pabrik dengan kemurnian 99,972 trigliserida dan sisanya merupakan komponen zat yang tidak tersabunkan
tocopherol dan tocotrienol disimpan pada gudang bahan baku RBDP Stearin G-101 pada suhu 30
C dan tekanan 1 atm, dimana pada keadaan ini RBDP Stearin berbentuk padatan. Kemudian RBDP stearin diumpankan ke tangki
penyimpanan sementara RBDP stearin TT-104 dengan kondisi 1 atm dan temperatur 70
C untuk dileburkan dari fasa padat menjadi fasa liquid. Pada kondisi ini terjadi losing RBDP Stearin oil hilangnya kadar minyak RBDP
Stearin. Menurut O’Brien 2009 bahwa tocopherol dan tocotrienol merupakan zat antioksidan alami yang terdapat pada minyak nabati, yang
apabila dikontakkan pada suhu tinggi atau pencampuran dengan bahan yang bersifat larut dalam air maka zat antioksidan tersebut akan mengalami
kerusakan atau hilang. Dari pernyataan di atas diasumsikan bahwa kadar minyak yang hilang merupakan komposisi tocopherol dan tocotrienol. Setelah
terjadi perubahan fasa, kemudian RBDP Stearin diumpankan ke tangki pencampur I M-101 untuk dicampurkan dengan minyak jagung yang telah
dimodifikasi dengan proses hidrogenasi. Setelah tercampur dengan sempurna homogen kemudian campuran minyak diumpankan ke tangki pencampur II
M-102.
39 2 Pada tangki pencampur II M-102 terjadi pencampuran antara campuran
minyak dengan bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan margarin dimana bahan tersebut bersifat larut dalam minyak soluble ingredient in oil
pada suhu 70 C dan tekanan 1 atm. Setelah tercampur dengan sempurna atau
homogen, kemudian campuran minyak yang terdiri antara komponen minyak dengan bahan pembantu yang bersifat larut dalam minyak soluble ingredient
in oil diumpankan ke tangki pencampur IV M-104. 3 Pada tangki pencampur III M-103 terjadi pencampuran antara komponen air
dengan bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan margarin yang bersifat larut dalam air soluble ingredient in water pada kondisi 1 atm dan
temperatur 30 C. Setelah tercampur dengan sempurna homogen kemudian
campuran diumpankan ke tangki pencampur IV M-104. 4 Pada tangki pencampur IV M-104 terjadi emulsifikasi antara bahan yang
bersifat nonpolar larut dalam air dengan polar larut dalam minyak dengan penambahan agent emulsifier lecithin pada kondisi 1 atm dan temperatur
70 C. Pada kondisi ini bahan yang bersifat nonpolar larut dalam air
teremulsi sempurna ke dalam bahan yang bersifat polar larut dalam minyak atau sering disebut dengan water in oil atau disebut juga dengan margarin.
2.5.4 Tahap Pemadatan Margarin Semi Fluid