Penerangan Difusi Penerangan Setengah Tidak Langsung Penerangan Tidak Langsung

b. Penerangan Setengah Langsung

Efesiensi penerangan yang sebagian besar langsung ini tidak juga cukup baik. Dibandingkan dengan penerangan langsung, pembentukan bayang-bayang dan kilaunya agak kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan ke atas, karena itu kesan mengenai ukuran ruangannya menjadi lebih baik. Seolah-olah langit- langitnya lebih tinggi. Sestem penerangan ini digunakan di gedung-gedung ibadah, untuk tangga dalam rumah atau dalam gang. Gambar 3.11. Armatur dengan pelindung dari kawat Gambar diatas menunjukkan armatur dengan pelindung dari kawat yang terbuat dari baja dengan lapisan seng untuk ornamen, misalnya untuk ruangan- ruangan olahraga.

c. Penerangan Difusi

Efesiensi penerangan difusi lebih rendah daripada efesiensi kedua sistem yang telah dibahas lebih dahulu. Sebagian dari cahaya sumber-sumber cahaya Universitas Sumatera Utara sekarang diarahkan ke dinding dan langit-langit. Pembentukan bayang-bayang dan kilaunya banyak berkurang. Penerangan difusi digunakan di ruangan- ruangan sekolah, di ruangan-ruangan kantor dan di tempat-tempat kerja. Gambar 3.12. Armatur gantung pakai pipa Armatur untuk penerangan difusi ialah armatur-armatur balon, misalnya armatur gantung pakai pipa. Armatur ini memiliki balon dari kaca opal tripleks. Kaca opal tripleks terdiri dari dua lapis kaca bening dengan satu lapis tipis kaca opal diantaranya.

d. Penerangan Setengah Tidak Langsung

Bayang-bayang dan kilau yang timbul pada sistem penerangan ini hanya sedikit. Sebagian besar dari cahaya sumber-sumber cahaya sekarang diarahkan Universitas Sumatera Utara ke atas. Karena itu langit-langit dan dinding ruangan harus diberi warna terang. Penerangan sebagian besar tak langsung ini digunakan di rumah sakit, di ruangan baca, toko-toko dan di kamar tamu. Gambar 3.13. Armatur dinding untuk penerangan setengah tidak langsung Gambar 3.14. Armatur gantung bentuk gelang

e. Penerangan Tidak Langsung

Pada sistem penerangan tidak langsung cahanya dipantulkan oleh langit-langit dan dinding. Warna langit-langit dan dinding ini harus terang. Bayang-bayang Universitas Sumatera Utara hampir tidak ada lagi. Penerangan tidak langsung umumnya digunakan untuk ruangan membaca, menulis dan ruangan untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan halus lainnya. III.3. Hukum PeneranganIluminasi Cahaya 2 Daya dari sumber cahaya disebut Intensitas Iluminasi I. Menurut sejarahnya, sumber cahaya adalah lilin dan sekarang ini merupakan standar yang disetujui disimpan di Laboratorium Fisika Nasional. Lilin kandela adalah suatu intensitas dari sebuah titik sumber yang memancarkan energi cahaya ke semua arah. Sumber titik merupakan suatu pengertian yang relatif karena dianggap sangat kecil dibandingkan terhadap sekelilingnya. Aliran cahaya atau Fluxi Iluminasi F yang dipancarkan oleh sumber diukur dalam lumen. Satu lumen adalah fluxi cahaya yang dipancarkan dalam sudut pejal satuan dari sebuah titik sumber sebesar 1 lilin. Sekarang ini satu radian dapat dipandang sebagai sudut yang dilingkupi oleh suatu busur yang sama dengan radius satuan r, sedangkan sebuah sudut pejal menutupi suatu daerah pada bola yang sama dengan kuadrat jari-jarinya. a b Gambar 3.15. a Radian b Sudut pejal atau steradian Universitas Sumatera Utara Iluminasi E adalah cahaya yang jatuh pada sebuah permukaan. Hal ini diukur terhadap fluxi penerangan yang diterima pada luas satuan, misalnya lumen setiap m 2 . Satuannya adalah LUX. Penerangan cahaya iluminasi mengikuti hukum kuadrat terbalik sehingga jika permukaan yang diterangi berpindah sejauh dua kali posisinya semula, maka iluminasi menjadi seperempat dari harga semula. Sebagai contoh, jika bola dalam gambar 3.15. a diganti oleh yang jari-jarinya 2 m maka, Luas permukaan = 2 2 4 π = 16π Iluminasi dari satu lilin kandela = luas lumen = π π 16 4 = 0,25 lux Ketiga besaran tersebut dihubungkan oleh rumus E = 2 d I lux Untuk tujuan pengubahan 1 lumenft 2 = 10,76 lux Satu lux sama dengan jumlah lmm 2 . jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m 2 ialah : lm A x E = Φ Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai bidang kerja. Sebagian dari flux cahaya itu akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit. Universitas Sumatera Utara Karena itu menentukan flux cahaya yang diperlukan harus diperhitungkan efesiensi atau rendemennya. o g Φ Φ = η dimana : o Φ = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam ruangan g Φ = flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tidak langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit III.4. Efesiensi Penerangan 4 Dari o g Φ Φ = η dan lm A x E g = Φ didapat rumus flux cahaya lm A x E o η = Φ dimana : A = luas bidang kerja dalam m 2 E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan efesiensi penerangannya harus diperhitungkan : a. efesiensi atau rendemen armaturnya v b. faktor refleksi dindingnya r w , faktor refleksi langit-langitnya r p dan faktor refleksi bidang pengukurannya r m c. indeks ruangannya III.5. Faktor-faktor Refleksi 4 Faktor-faktor refleksi r w dan r p masing-masing menyatakan bagian yang di pantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit dan kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja r m , ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk r m ini diambil 0,1. Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50-70, dan yang berwarna gelap 10-20. Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil dari flux cahaya. Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara-cara berikut ini : a. Menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang kerja b. Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaanya luas dan luminasinya rendah. c. Penempatan sumber cahaya yang tepat. Universitas Sumatera Utara III.6. Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk 4 Indeks ruangan atau indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar : l p h l x p k + = dimana : p : panjang ruangan m l : lebar ruangan m h : tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja m Bidang kerja ialah suatu bidang horizontal khayalan, umumnya 0,8 m diatas lantai. Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efesiensi penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi. Kalau misalnya k = 4,5 maka untuk η diambil nilai tengah antara k = 4 dan k = 5. Untuk k yang melebihi 5, diambil nilai η untuk k = 5, sebab untuk k diatas 5, efisiensi penerangannya hampir tidak berubah lagi. III.7. Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi 4 Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d ialah : baru keadaan dalam E dipakai keadaan dalam E d = Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah intensitas penerangan rata- rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan armatur yang daya gunanya telah berkurang karena kotor atau karena sudah lama digunakan. Berdasarkan tabel, jika Universitas Sumatera Utara faktor depresiasinya 0,8 suatu instalasi yang dalam keadaan baru memberi 250 lux, akan memberi hanya 200 lux saja dalam keadaan sudah dipakai. Jadi untuk memperoleh efesiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai rendemen yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresisasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk : a. pengotoran ringan b. pengotoran biasa c. pengotoran berat Masing-masing golongan utama ini dibagi lagi atas tiga kelompok, tergantung pada masa pemeliharaan lampu-lampu dan armatur, yaitu setelah 1,2 atau 3 tahun. Jika tingkat pengotoran nya tidak diketahui maka faktor depresiasinya adalah 0,8. Selanjutnya efesiensi penerangannya juga dipengaruhi oleh cara penempatan sumber-sumber cahaya dalam ruangan. Jarak a antarsumber cahaya sedapat mungkin harus sama untuk kedua arah. Jarak antara sumber cahaya yang paling luar dan dinding harus 0,5 a. Sedapat mungkin a harus sama dengan tinggi h sumber cahaya di atas bidang kerja. Disamping pengaruh pengotoran, dalam faktor depresiasi telah juga diperhitungkan pengaruh usia lampu-lampunya. Pengaruh ini tergantung pada jumlah jam nyalanya. Untuk lampu-lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, dan untuk lampu pijar 500 jam nyala per tahun. Angka-angka ini sesuai dengan angka rata-rata di perusahaan pada umumnya. Universitas Sumatera Utara III.8. Flux Cahaya Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Kalau sumber cahayanya adalah sebuah lampu pijar yang ditempatkan dalam reflektor, maka cahanya akan diarahkan, tetapi jumlah atau flux cahayanya tetap. Dari rumus : cd ω Φ = Ι dimana : I = intensitas cahaya cd Φ = flux cahaya lm ω = sudut ruangan sr maka didapat : lm Ι = Φ ω Sumber cahaya dilingkup i oleh 4 π steradian maka sumber cahaya itu memancarkan : lm I π ω 4 = Ι = Φ Universitas Sumatera Utara III.9. Tabel-tabel Penerangan No Jenis Ruangan Tingkat Pencahayaan Minimun 1 KANTOR RUANGAN GAMBAR 750 lux RUANGAN KERJA 350 lux RUANGAN RUANG RAPAT 300 lux 2 LEMBAGA PENDIDIKAN RUANGAN KELAS 250 lux RUANGAN GAMBAR 750 lux LABORATORIUM 500 lux 3 INDUSTRI RUANGAN UNTUK PEKERJAAN SANGAT HALUS 2000 lux RUANGAN UNTUK PEKERJAAN HALUS 1000 lux RUANGAN UNTUK PEKERJAAN BIASA 500 lux RUANGAN UNTUK PEKERJAAN KASAR 200 lux 4 TOKO RUANGAN JUAL DAN PAMER 500 lux TOKO KUE DAN MAKANAN 250 lux TOKO BUKU DAN ALAT TULIS 300 lux TOKO PERHIASAN, BARANG KULIT DAN PAKAIAN 500 lux PASAR SWALAYAN 500 lux TOKO ELEKTRONIK 250 lux 5 RUMAH IBADAH 200 lux 6 RUMAH TINGGAL TERAS 60 lux RUANG TAMU 250 lux RUANG MAKAN 250 lux RUANG KERJA 250 lux KAMAR TIDUR 250 lux KAMAR MANDI 250 lux DAPUR 200 lux GARASI 60 lux 7 RUMAH SAKIT RUANG RAWAT INAP 250 lux RUANG OPERASI 300 lux LABORATORIUM 500 lux Tabel 3.2. Tabel Tingkat Pencahayaan berdasarkan fungsi ruangan Universitas Sumatera Utara Jenis Armatur Jumlah cahaya Kearah Atas Kearah Bawah LANGSUNG 5 95 SETENGAH LANGSUNG 25 75 DIFUS 50 50 SETENGAH TIDAK LANGSUNG 75 25 TIDAK LANGSUNG 95 5 Tabel. 3.3. Tabel Efisiensi Penerangan berdasarkan armatur yang digunakan Universitas Sumatera Utara BAB IV PERENCANAAN PENERANGAN KERETA API PENUMPANG KELAS EKSEKUTIF PT KAI adalah merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan transportasi . Seperti kita ketahui, penerangan pada kereta api penumpang tidak disuplai oleh PT PLN, melainkan adanya suatu generator yang bekerja memberikan penerangan pada kereta api penumpang. Daya yang dihasilkan generator tersebut sebesar 250 KVA – 380220 V dengan pengamanan sebesar 50 A. Ruangan pada kereta api penumpang kelas eksekutif, terdiri dari: 1. Ruangan Lokomotif masinis 2. Ruangan Penumpang 3. Ruangan Makan dan Pembangkit

IV.1. Penerangan pada lokomotif