PENGERTIAN TEMA INTERPRETASI TEMA

78

BAB III ELABORASI TEMA

3.1. PENGERTIAN TEMA

Adapun tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Medan Interior Center adalah Green Architecture . Istilah Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti hijau. • Architecture berasal dari Arsitektur berakar dari bahasa Yunani 1 Arche : yang asli, yang utama, yang awal 2 Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3 Archetektoon : pembangun utama, tukang ahli bangunan yang utama. 16 Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya. Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.

3.2. INTERPRETASI TEMA

Green Architecture dilatarbelakangi oleh kepedulian para arsitek terhadap kualitas lingkungan hidup dan kualitas kehidupan manusia yang berkelanjutan. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah mengungkapkan betapa pemanasan global telah semakin parah, sumber daya alam semakin berkurang, sementara itu populasi penduduk bumi semakin bertambah. Pendekatan desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dalam memasyarakatkan Green Architecture berbeda-beda aplikasinya sesuai dengan keahlian masing- masing. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan dalam efisiensi energi 16 Mangunwijaya, YB.1992. Wastu Citra. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. hal:327 Universitas Sumatera Utara 79 dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan budaya. Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan isu yang sedang berkembang di masa sekarang. Begitu banyaknya terjadi bencana alam, peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon menjadi pendorong penerapan arsitektur hijau dalam masyarakat. Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada alam. Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Mengkombinasikan pencahayaan, pengudaraan, dan temperatur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor – faktor lingkungan. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi 40 energi dari total energi yang dimiliki bumi tidak termasuk dalam proses pengangkutan material dan konstruksi. Pemanfaatan bentuk kontur sebagai bubungan bangunan, bebatuan dari alam, serta atap berupa rerumputan dalam desain menjadi cara untuk mengurangi pemanasan dan mempercepat pendinginan, mengurangi beban angin, api dan juga gempa bumi. Rangka yang terbuka memberi tekstur pada ceiling. Jendela yang memanjang memperlihatkan pandangan ke luar bangunan. Konstruksi yang menggunakan beton sebagai bingkai. Rangka atap dilindungi dengan slab beton, hal ini berfungsi menyediakan suhu ruangan yang terjaga tetap sejuk pada musim panas dan tetap hangat saat panas dari luar telah hilang. Slab beton pada atap juga berfungsi untuk menahan air hujan untuk tidak masuk ke dalam ruangan. Skylight yang dikendalikan oleh komputer secara otomatis bergerak menurut musim dan keadaan hari. Bangunan yang memanjang dari utara ke selatan menghasilkan pencahayaan dan pengudaraan alami sepanjang hari. Pengairan tanaman di sisi bangunan menciptakan kualitas udara yang sehat di dalam dan di luar bangunan. Ciri-ciri Green Architecture antara lain : • Peka terhadap lingkungan • Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin • Mengusahakan pencahayaan alami Universitas Sumatera Utara 80 • Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri • Mengusahakan penghawaan alami • Memakai material daur ulang atau material yang ekologis Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Terdapat 6 prinsip Green Architecture yang diajukan oleh Brenda dan Robert dan Brenda Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, yaitu : 1. Konservasi energi • Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. • Perlindungan sumber daya alam. • Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi. • Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk. • Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim • Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. • Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air. • Pencahayaan alami pada siang hari. • Penghawaan alami. 3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru • Penggunaan material daur ulang. • Penggunaan material yang dapat diperbaharui. • Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. • Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4. Menghargai pemakai • Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang Universitas Sumatera Utara 81 memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami. 5. Menghargai site • Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. • Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan. 6. Holistik • Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun. Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan dalam arsitektur adalah sebagai berikut : 1. Pertapakan Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah. 2. Pencahayaan alami siang Pencahayaan alami pada siang hari pada konsep Green Architecture didasarkan pada pemanfaatan potensi dan untuk menghemat energi matahari pada siang hari. 3. Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi Universitas Sumatera Utara 82 Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan dengan persyaratan teknis tertentu tetap dibutuhkan pencahayaan buatan serta pengkondisian udara buatan. Pendekatan desain Green Architecture dalam hal ini adalah penggunaan lampu dan teknologi sistem HVAC hemat energi. 4. Pemanfaatan sumber daya alam alternatatif Penggunaan sunber daya alam pada konsep Green Architecture haruslah digunakan seefisien mungkin. Hal ini dapat diimplementasikan dalam penggunaan material bangunan yang merupakan : • Hasil daur ulang maupun yang dapat didaur ulang. • Material bangunan yang alami dan dapat diperbaharui. • Material bangunan dari sumber daya alam yang mendukung efisiensi sumber daya alam. Penggunaan material seperti tersebut di atas didukung oleh industri-industri pendaur ulangan material sebagai bagian dari tanggung jawab antar disiplin. Selain itu mencerminkan cinta terhadap lingkungan, strategi ini juga biasanya dapat menghemat biaya pembangunan. 5. Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami Merupakan bagian dari strategi desain Green Architecture yang tanggap terhadap lingkungan, dalam hal ini iklim. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan kenyamanan yang efisien. Strategi ini diterapkan dengan cara : • Penggunaangn material bangunan yang tanggap terhadap iklim • Desain massa bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim 6. Pemanfaatan kondisi kondisi iklim matahari, angin, air sebagai sumber energi. Pemanfaatan sumber energi matahari menghasilkan inovasi baru dalam penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic-material pengubah cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung, yang memiliki implikasi arsitektural yang telah mengubah status bangunan yang semula pemakai energi menjadi penghasil energi. Pemanfaatan matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan bangunan-bangunan berteknologi khas yang mempengaruhi citra visual. 7. Pengelolahan limbah Universitas Sumatera Utara 83 Sistem pengelolahan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar-benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan biogeneratif waste treatment daya alam yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan dengan situasi iklim yang sangat mendukungnya Secara teknis lingkungan topografi, iklim dan lainnya mempengaruhi desain proyek ini, dimana topografi berpengaruh terhadap bentuk bangunannya, iklim dan angin berpengaruh terhadap teknis kenyamanan dalam bangunan dan tapak.

3.3. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL