Klorin Pada Beras Perbedaan Kandungan Klorin (Cl2) Pada Beras Sebelum Dan Sesudah Dimasak Tahun 2009

41 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Klorin Pada Beras

Penggunaan klorin pada beras bertujuan untuk membuat beras menjadi lebih putih dan mengkilap agar beras yang berstandar medium terlihat seperti beras yang berkualitas super Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 2007. Penelitian klorin yang dilakukan pada beras karena mengingat bahaya klorin terhadap kesehatan dan berdasarkan Permenkes No. 722MenkesPerIX88 tentang Bahan Tambahan Makanan, disebutkan bahwa klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan BTP dalam kelompok pemutih dan pematang tepung. Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa kandungan klorin mengalami penurunan setelah dilakukan proses pencucian terhadap beras. Kandungan klorin pada beras mengalami penurunan karena adanya pengaruh proses pencucian terhadap beras. Proses pencucian yang dilakukan sebanyak dua kali terhadap beras mengakibatkan kandungan klorin pada beras semakin banyak yang terlarut di dalam air. Pada saat pencucian beras kedua kandungan klorin turun menjadi 25,595 ppm. Hal ini sesuai dengan sifat klorin yang dapat larut dengan mudah di dalam air U.S. Department Of Health And Human Services, 2007. Klor pada tekanan dan suhu biasa adalah bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah mencair. Klor tidak terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium, yang terdapat banyak ialah pada Natrium Chloride NaCl. Klorin merupakan hasil tambahan yang dibuat 42 dari Sodium Hydroxide dengan jalan mengelektrolisasikan Sodium Hydroxide Adiwisastra, 1989. Reaksi gas klor dengan Natrium Hidroksida akan menghasilkan Natrium Hipoklorit. Senyawa ini agak mudah mengalami dekomposisi penguraian. NaOCl dibuat dengan jalan mereaksikan NaOH Sodium Hidroksida dengan gas klor Cl 2 , yaitu dengan reaksi sebagai berikut : Cl 2 + 2NaOH  NaCl + H 2 O + NaOCl Parnomo, 2003. Dampak dari beras yang mengandung klorin itu tidak terjadi sekarang. Bahaya untuk kesehatan baru akan muncul 15 hingga 20 tahun mendatang, khususnya bila kita mengkonsumsi beras itu secara terus menerus Stefi, 2007. Zat klor sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh sebagai salah satu zat penguat, namun jika kadarnya tidak terawasi atau melebihi ambang batas dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengkonsumsi beras yang mengandung klorin dalam jangka panjang adalah seperti ganggguan pada ginjal dan hati Irma, 2007.

5.2. Kandungan Klorin Pada Nasi Yang Diukur Pada Suhu 75 C dan Suhu