Karet Untuk Kegunaan Umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengenalan Karet Sintetik Karet alam hanya dihasilkan oleh negara-negara beriklim tropis, sehingga produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan karet dunia. Hal ini mendorong negara- negara Barat untuk melakukan serangkaian penelitian dan produksi karet sintetik. Karet sintetik pertama dibuat di Jerman disaat Perang Dunia I, yaitu polidimetil butadiena karet metil. Produksi karet ini terhenti saat PD I selesai. Komersialisasi karet sintetik dilakukan dalam tahun 1926, juga di Jerman, dengan nama Buna. Karet buna dibuat dengan cara polimerisasi butadiena dengan menggunakan natrium sebagai pencepat accelerator. Sejak saat itu produksi karet sintetik berkembang pesat, dan dewasa ini karet sintetik memenuhi sebanyak dua pertiga daripada kebutuhan karet dunia. Umumnya karet sintetik diklasifikasikan kedalam 2dua kelompok utama,yaitu : a. Kegunaan Umum Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM b. Kegunaan Khusus Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR,polikloroprena, NBR

2.2 Karet Untuk Kegunaan Umum

2.2.1 Karet Stirena Butadiena Universitas Sumatera Utara Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer, merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena 25 stirena dan 75 butadiena yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa kelebihan seperti : tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat deteoriozation in properties, dan ketahanan terhadap penuaan dan abrasi seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan terhadap minyak api, karena gugus sisi stirena yang besar, maka karet Stirena Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat sendiri self reinforced rubber, sehingga perlu penambahan pengisi penguat saat komponding. Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga divulkanisasi dengan mengguanakan sistem vulkanisasi sulfur terakselerasi, oleh karena ikatan gandanya lebih sedikit dibandingkan karet alam maka jumlah hidrogen alilik juga lebih sedikit, sehingga jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang digunakan untuk karet alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak 2.2.2 Karet Polibutadiena Butadiene RubberBR Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi larutan menghasilkan karet karet BR yang stereo regular, untuk keperluan pembuatan ban yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya, lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi menghasilkan polimer campuran yang acak Cis dan Trans poli butadiene.Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban, karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan campuran dengan karet SBR maupun karet alam, kelebihan terutama dalam mengurangi terjadinya pemanasan dalam hysteresis pada produk ban 2.2.3 Karet Isobutilena-Isoprena Isobutylene-Isoprena RubberIIR Universitas Sumatera Utara Karet Butil IIR terdiri dari kopolimer isobutilena dan Isoprena merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak berkutub nonpolar tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar seperti ester fosfat. Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai kekuatan gum vulkanisasi tanpa pengisi penguat yang tinggi. Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barang-barang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket,pipa dan selang radiator,penebalan kabel,produk tahan bahan kimia atau barang-barang yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri kimia

2.3 Karet Untuk Kegunaan Khusus