14
2.1.6 Tatalaksana Pada Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan DM didasarkan pada 1 rencana diet, 2 latihan fisik dan pengaturan aktifitas fisik, 3 agen-agen hipoglikemik oral, 4 terapi insulin, 5
pengawasan glukosa dirumah, dan 6 pengetahuan tentang diabetes dan perawatan diri. Pasien-pasien DM perlu mengetahui cara-cara pengobatan dan penyesuaiannya
untuk mencapai keadaan metabolik yang stabil dan optimal, dikarenakan penyakit diabetes ini tergolong penyakit kronik.
33
Pada pasien DM tipe 1 yang mengalami defisiensi insulin absolut, terapi satu- satunya adalah dengan terapi insulin. Terdapat tiga jenis insulin, yaitu insulin masa
kerja pendek, masa kerja sedang, dan masa kerja panjang. Insulin masa kerja pendek digunakan untuk mengontrol hiperglikemia postprandial karena masa kerjanya
mencapai pucaknya pada beberapa menit hingga enam jam setelah penyuntikan. Selain itu insulin masa kerja pendek juga digunakan sebagai terapi pada pasien
dengan ketoasidosis.
33
Insulin masa kerja sedang digunakan untuk mengontrol kadar glukosa harian pasien diabetes mellitus karena dapat bekerja maksimal pada enam hingga delapan
jam pasca penyuntikan. Sedangkan insulin masa kerja panjang mencapai kerja maksimal dalam waktu 14 hingga 20 jam setelah pemberian sehingga jarang
digunakan untuk pemakaian rutin.
33
Lain halnya dengan DM tipe 1, pada DM tipe 2 terapi yang diberikan adalah dengan obat-obat oral hipoglikemi. Salah satu obat yang dapat diberikan sebagai
terapi tunggal pertama adalah metformin. Metformin merupakan biguanid yang bekerja menurunkan produksi gula hepatik, menurunkan absorbsi gula oleh usus, dan
meningkatkan sensitifitas insulin terutama di hepar.
33
Obat yang lain adalah Tiazolidinedion yang bekerja meningkatkan kepekaan insulin perifer dan menurunkan produksi gula hepatik. Obat ini merupakan agonis
Peroxisome Proliferator-Activated Reseptor PPAR yang banyak terdapat pada
15
jaringan adiposa, otot skelet dan hepar. Golongan yang lain adalah golongan insulin sekretagog, yaitu sulfoni
lurea yang merangsang sel β pankreas untuk sekresi insulin.
33
2.1.7 Efek Insulin Pada Metabolisme Lemak
Gangguan utilisasi glukosa paling umum banyak menyebabkan peningkatan trigliserida dan penurunan High Density Lipoprotein HDL. Pada sel adipose, insulin
memiliki banyak peran fisiologis, diantaranya 1 meningkatkan masuknya glukosa kedalam jaringan adiposa, 2 meningkatkan lipogenesis dan deposisi trigliserida
TG, 3 aktifasi LPL dan 4 inhibisi Hormone Sensitive Lipase HSL.
17
Gambar 2.5 Pengaruh Insulin pada sel adipose
Marks, 2005
Pada kondisi DM, defisiensi insulin berpengaruh pada aktifitas LPL sehingga banyak Very Low Density Lipoprotein VLDL dalam darah yang tidak dapat
dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.