Defenisi Pengaruh TBC Pada Kehamilan

f. Badan terasa lemah mudah capek rasa malas g. Sesak napas bila penyakit sudah lanjut h. Sakit dada bila terjadi peradangan selaput paru dinding dada

5. Dampak

Dampak Tuberkulosis pada kehamilan seperti myiocarditis, pericarditis, sakit kepala, malaise, tidak sadar, demam, halusinasi, mata berkunang-kunang, dermatitis, kulit kemerahan, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, nephritis, hepatotiksik, gejala hipersensitif Rukiyah, 2010

6. PenanganandanPengobatan

Penatalaksanaan pasien TBC pada kehamilan tidak berbeda dengan TBC tanpakehamilan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemberian OAT yang bisa menimbulkan efek teratogenik terhadap janin. Penatalaksanaansecara umum terbagi atas penderita dengan TBCaktif dan TBC laten. Wanita hamil denganTBC aktif biasanya diterapi dengan tidakmempertimbangkan trisemester kehamilan. OATyang digunakan tidak berbeda dengan wanitayang tidak hamil.Golongan utama OAT sepertiisoniazid, rifampisin, etambutol digunakansecara luas pada wanita hamil. Obat-obattersebut dapat melalui plasenta dalam dosisrendah dan tidak menimbulkan efek teratogenikpada janin. Pada pemberian isoniazid sebaiknya diberikan piridoksin 50 mghari untukmencegah terjadinya neuropati perifer.Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukansaat pemberian isonizid dan rifampisin.Pemberian vitamin K dilakukan pada akhirtrismester ketiga kehamilan dan bayi yang barulahir. Pada kasus multidrug resistant MDRdigunakan pirazinamid, akan tetapi pirazinamidtidak digunakan secara rutin pada wanita hamilkarena terdapat efek teratogenik. Paraaminosalisilat PAS telah digunakan secara amanpada wanita hamil akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh secara buruk. Tuberkulosis laten adalah pasien denganuji tuberkulin positif dan secara klinis tidak adatanda-tanda terjadi tuberkulosis aktif. Terapipada TBC laten tergantung faktor risiko danhasil konversi uji tuberkulin. Pemberian terapipada TBC laten biasanya ditunda sampai 2-3bulan setelah kelahiran. Pada pasien yangmempunyai risiko kontak dengan individu BTApositif dan infeksi HIV, terapi diberikan setelahtrisemester pertama pada kehamilan dengankonversi uji tuberkulin positif dalam 2 tahunterakhir. Sedangkan pada wanita hamil denganTBC laten yang sebelumnya telah diterapisecara adekuat tidak memerlukan terapiprofilaksis isoniazid 300 mg selama 6-12bulan. Penatalaksanaan TBC pada wanita hamilharus diberikan secara tepat dan adekuat, sertamencegah timbulnya efek samping teratogenikpada janin. Pasien TBC aktif dengan sputumBTA positif diberikan isoniazid, rifampisin,etambutol dan piridoksin selama 9 bulan padapopulasi risiko TBC rendah. Pada populasidengan risikoTBC tinggi dan adanya resistenobat anti TBC tinggi perlu penambahanpirazinamid. Pasien dengan uji tuberkulin positif,sputum BTA negatif, biakan negatif dan fototoraks menunjukkan infiltrat atau adanyakavitas, diberikan isoniazid, rifampisin,etambutol dan piridoksin selama 9 bulan. Sedangkan bila pada foto toraks terlihat prosespenyakit yang telah menyembuh terdapatkalsifikasi pada kelenjar getah bening dan lesiparenkim, dilakukan observasi pada pasien.Pengobatan diberikan secara tepat setelah melahirkan atau diberi pengobatan profilaksisdengan isoniazid dan piridoksin selama 9 bulanyang dimulai pada trisemester keduakehamilan.Pasien dengan konversi uji tuberkulinterbaru positif, foto toraks normal sertapemeriksaan bakteriologis negatif, makadilakukan observasi selama kehamilan,pengobatan diberikan setelah melahirkan ataudengan pemberian profilaksis isoniazid danpiridoksin selama 9 bulan dimulai padatrisemester kedua kehamilan.Pasien