Tanaman Kelapa Sawit Manfaat Fosfor Pada Tanaman

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil buruh-militer yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya Malaysia. Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan Pirindu Perkebunan PTPN III. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif. Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. Darmosarkoro,W.2003

2.2. Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan di tanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur Sumatera Deli dan Aceh.luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor 5 Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan perekonomian nasional. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan perkonomian Negara asing termasuk Belanda. Tim Penulis PS.2007

2.3. Daun Kelapa Sawit

Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 meter. Jumlah anak daun disetiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat tergantung iklim setempat. Di Sumatera Utara, misalnya produksi daun mencapai 20 – 24 helaitahun. Umur daun mulai terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua. Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda. Berat kering satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Pada tanaman dewasa 6 Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 ditemuka n sekitar 40 – 50 pelepah. Saat tanaman berumur sekitar 10 – 13 tahun dapat ditemukan daun yang luas permukaannya mencapai 10 – 15 m 2 . Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11 m 2 . Tim Penulis PS. 2007 Seperti tanaman palma lainnya, daunnya merupakan majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang. Pelepah sawit meliputi helai daun, setiap satunya mengandungi lamina dan midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga 65 cm dan menguncup dengan lebar 2.5 cm hingga 4 cm. Ada dua jenis bentuk kedudukan helai daun dalam Elaeis oleifera. Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25 pelepah. Stomata atau rongga terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis wujud pada permukaan helai daun. Pelepah matang berukuran hingga 7.5 cm dengan petiol lebih kurang satu perempat daripada panjang pelepah serta mempunyai duri. Pelepah sawit tersusun dalam bentuk pusaran yang mana setiap satu pusaran bagi setiap lapan pelepah. http:toiusd.multiply.comjournalitem79Elaeis_guineensis_Kelapa_Sawit Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009

2.3.1. Penentuan Contoh Daun Kelapa Sawit

Daun yang diambil untuk contoh harus dapat menggambarkan keadaan hara tanaman, yang menurut hasil penelitian ternyata daun ke 17 adalah yang paling sesuai, jika keadaan tanaman menghasilkan daun ke 17 rusak maka dapat diganti dengan daun ke-9 untuk seluruh pohon contoh pada KCD Kesatuan Contoh Daun tersebut. Pada tanaman muda, daun ke 17 kadang-kadang tidak dalam keadaan baik, maka dapat diambil daun ke 9, dan kalau tanamannya masih sangat muda yang berumur 2-3 tahun, maka dapat diambil daun ke 3. Analisa daun pada TBM Tandan Buah Masak tidak dilakukan, kecuali untuk keperluan khusus seperti untuk percobaan atau adanya sebab-sebab tertentu.

2.3.2. Susunan Letak Daun Kelapa sawit

Daun ke 9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak daun dapat ditentukan dengan pedoman sebagai berikut : • Daun ke 1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah mekar seluruhnya dan jarak antara helai daun yang lain sudah jelas tampak pada pangkal pelepah. • Daun ke 3 letaknya 274 derajat dari daun pertama. Derajat sudut ini dihitung dari daun pertama ke arah kiri pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kanan righ handed palm dan dihitung ke arah kanan pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kiri left handed palm. • Daun ke 9 letaknya dibawah daun ke 1 agak ke sebelah kiri pada pusingan kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri. • Daun ke 17 letaknya dibawah daun ke 9 agak kesebelah kiri pada pusingan spiral kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri. 8 Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009

2.4. Pengambilan Contoh Anak Daun Kelapa Sawit

Anak daun diambil setelah daun contoh diturunkan dari pohon. Dari daun contoh tersebut diambil sebanyak 8 atau 12 helai anak daun 4 atau 6 helai dari sebelah kiri dan 4 atau 6 helai dari sebelah kanan. Anak daun diambil dari bagian tengah daun. Helai anak daun tersebut diambil dengan menggunakan sabit agrek yang tajam. Pengambilan contoh daun bertujuan terutama untuk memperoleh data tentang kandungan unsur hara dalam daun melalui analisis laboratorium.Dengan demikian kandungan hara daun digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit pada masa berikutnya Suhardjo,H. 1996

2.4.1. Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit

• Dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir. • Tidak dilakukan pada musim kemarau panjang. • Tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm. • Untuk dapat membandingkan hasil analisa daun hendaknya pengambilan contoh daun dilakukan pada bulan yang sama setiap tahunnya. • Untuk TBM pengambilan contoh daun dilakukan hanya jika diperlukan dan pengambilan contoh daun mulai dapat dilakukan pada 6 – 12 bulan sesudah penanaman. • Pengambilan contoh daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap afdeling atau divisi yang sebelumnya dilatih oleh embaga yang terkait. Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 • Satu tim untuk pengambilan contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk mengambil daun dengan egrek dan 1 orang lagi untuk mengumpulkan contoh daun yang sudah diambil dari atas pohon. • Pembuatan peta KCD yang baik akan sangat membantu kelancaran pengambilan contoh daun. Warta PPKS, 2007

2.4.2. Unsur Hara Pada Tannaman Kelapa Sawit

Menurut penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur ada yang menyebutnya zat agar pertumbuhannya normal. Dari kr 16 unsur tersebut, tiga unsur yaitu Karbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan dari 13 unsur lagi disediakan oleh tanah. Jadi tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya harus tersedia 13 jenis menu agar pertumbuhannya normal. Ke-13 unsur tersebut adalah Nitrogen N, Fosfor P, Kalium K, Kalsium Ca, Magnesium Mg, Sulfur atau Belerang S, Klor Cl, Ferum fe, Mangan Mn, Kuprum atau tembaga Cu, Zinc atau Seng Zn, Boron B, dan Molibdenum Mo. Akan tetapi terkadang tanah pun tidak mengandung unsur – unsur tersebut secara lengkap, hal ini biasa terjadi karena dari dulu memang sudah tidak lengkap, atau bisa pula terjadi karena sudah habis tersedot.

2.4.3. Fosfor

Fosfor dijumpai dalam tanah dan tanaman, dalam bentuk organik dan anorganik, yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam metabolisme seluler. Dalam bahan organik tanah, hanya sedikit P dijumpai namun memegang peranan penting. Alexander, 1084, jumlah P total dalam suatu tanah yang Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 dapat ditanami lebih kurang 0,1 dan hanya sebagian kecil tersedia untuk tanaman. Wardana, 1999 Fosfor P termasuk unsur hara makro esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun kandungannya didalam tanah lebih rendah disbanding nitrogen N, kalium K, dan kalsium Ca. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik. Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhan. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus. Novizan, 2005 Sumber unsur Fosfor pada tanaman berasal dari DiAmmonium Phosphat DAP granule yang mempunyai kelarutan yang tinggi. Ada penambahan Rock Phosphat yang dibentuk menjadi granular dan biasa disebut Filler. http:www.anak-soleh

2.5. Manfaat Fosfor Pada Tanaman

Fosfor merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi untuk pembentukkan protein, lemak, biji-bijian. Kadar hara P pada daun yang di analisis tidak menunjukkan adanya perbedaan antara tanaman yang mengalami patah daun. Namun tanaman yang tidak mengalami patah daun juga tidak menunjukkan adanya pola yang jelas. Kadar P berkisar dari 0,14 sampai 0,25, adapun manfaatnya sebagai berikut : • Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat. 11 Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor P Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan, 2008. USU Repository © 2009 • Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman. • Memacu pembentukan bunga dan masaknya buahbiji, sehingga mempercepat masa panen. • Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji. • Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

2.6. Gejala Kekurangan Unsur Hara Fosfor Pada Tanaman