Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Sehubungan dengan hal tersebut, penilaian status gizi merupakan salah satu hal yang perlu dilaksanakan. Penilaian tersebut dapat dipakai sebagai landasan
untuk pengembangan program masyarakat dan nasional dalam membantu mengatasi kurang gizi, menyediakan jumlah dan jenis pangan yang diperlukan
dan umumnya mendukung kesehatan masyarakat. Menurut Ali Khomsan, standar acuan status gizi balita adalah berat badan
menurut umur BBU, berat badan menurut tinggi badan BBTB, dan tinggi badan menurut umur TBU. Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar
tabel WHO-NCHS World Health Organization – National Center for Health Statistic.
Di Posyandu Pos Pelayanan Terpadu, telah disediakan Kartu Menuju Sehat KMS yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan
kurva KMS. Pada kurva tersebut diperoleh plot yang menghubungkan umur dan berat badan.
Akan tetapi, tidak semua petugas gizi memahami dengan baik grafik pertumbuhan, pesan diare, imunisasi, pedoman makanan balita dan tindakan
pelayanan gizi di Posyandu. Bahkan berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT Susenas 2001, hanya 46,6 kader Posyandu yang pernah
mendapat pelatihan mengenai KMS. Menurut 58,6 kader yang disurvei, penggunaan KMS adalah untuk memantau pertumbuhan balita. Akibatnya,
pemanfaatan KMS sebagai sarana penyuluhan gizi dinilai masih rendah. Hal demikian berdampak pula pada pengetahuan ibu balita mengenai KMS
dan status gizi balita. Ibu balita yang tahu tentang arti grafik dalam KMS sebanyak 18, yang tahu tentang pesan imunisasi sebanyak 29 dan tahu tentang
pesan diare sebanyak 58, sedangkan yang tahu tentang jenis makanan yang harus diberikan sesuai umur anak sebanyak 61,3. KMS sebagai sumber
informasi pemberian makanan balita, imunisasi dan diare hanya dilakukan oleh 16 ibu balita. Pusat Penelitian dan Pengembangan Depkes RI, 2001
1.2. Rumusan Masalah
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Adakah hubungan pengetahuan Ibu mengenai pembacaan grafik pertumbuhan pada KMS dengan status gizi balita ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita dalam membaca grafik
pertumbuhan pada KMS 2.
Mengetahui kaitan pengetahuan pembacaan grafik pertumbuhan KMS dengan peningkatan status gizi balita
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu
dalam membaca grafik pertumbuhan KMS
1.4. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pemanfaatan KMS di kalangan ibu balita
2. Meningkatkan kesadaran ibu balita tentang pemantauan tumbuh kembang
balita 3.
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang status gizi balita dan pengetahuan ibu tentang pembacaan grafik pertumbuhan KMS
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Grafik Pertumbuhan dalam KMS 2.1.1 Defenisi Kartu Menuju Sehat untuk Balita
Kartu Menuju Sehat untuk Balita KMS- Balita atau road to health chart of under five di Indonesia didasarkan dengan standar Harvard Seminar
Antropometri Di Jakarta, 1975. KMS-Balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan
anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas atau rumah sakit. KMS- Balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua
balita tentang kesehatan anaknya.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Gambar 2.1 Grafik pertumbuhan dan perkembangan anak Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008
Sementara itu, grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHONCHS BBU yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Kurva
garis merah dibentuk dengan menghubungkan angka-angka 70 median, grafik berwarna kuning di atas merah pada batas 75-80 median, daerah
hijau muda adalah 85–90 median daerah hijau tua 95 – 100 median.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
2.1.2 Manfaat Grafik Pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat
Manfaat grafik pertumbuhan pada KMS-Balita adalah : •
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI. •
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak •
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi. Akan tetapi penggunaan grafik pertumbuhan pada KMS - Balita
akan tepat guna apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut : •
Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
• Semua kolom isian diisi dengan benar
• Semua keadaan kesehatan dan gizi anak juga dicatat
• Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
• Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil
penimbangan •
Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.
• Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak
selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS •
KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
bidandokter.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
2.1.3 Cara Pengisian Kartu Menuju Sehat
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan
pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik
pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih
dahulu. Pada halaman muka KMS, nama anak dan nomor pendaftaran diisi sesuai dengan nomor registrasi yang ada di Posyandu.
Kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS-Balita diisi dengan nama Posyandu, tanggal pendaftaran, nama balita, jenis kelamin,
tempat dan tanggal lahir balita, berat badan lahir, nama orang tua, dan alamat. Berat badan lahir yang diisikan adalah angka hasil penimbangan berat badan
anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. Kemudian angka ini dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan 0. Selanjutnya, bulan lahir anak
dicantumkan pada kolom 0, kemudian semua kolom bulan diisi secara berurutan. Misalnya, bulan lahir anak Agustus 2000, maka dicantumkan
bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian, semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya diisi.
Setelah anak ditimbang, titik berat badannya diletakkan pada titik temu garis tegak sesuai dengan bulan penimbangan dan garis datar berat badan.
Contohnya, berat badan Mia pada penimbangan bulan Mei adalah 7,5 kg. Apabila ini adalah penimbangan pertama maka hanya ada satu titik berat
badan dan tidak dapat dibuat garis. Sedangkan apabila ini merupakan penimbangan lanjutan, maka titik berat badan bulan ini dengan bulan
sebelumnya dihubungkan dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan,
maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat
badan sebelumnya. Semua kejadian yang dialami anak yang dapat mempengaruhi
kesehatannya juga harus dicatat pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan. Misalnya, anak tidak mau makan, anak sakit panas, dan anak diare. Setiap
kali anak memperoleh imunisasi, maka dilakukan pula pengisian di kolom imunisasi. Pengisian ini dilakukan langsung oleh petugas. Kolom lainnya
yang harus diisi adalah apabila anak memperoleh kapsul vitamin A. Periode pemberian ASI air susu ibu dan perkembangan konsumsi makanan
pendamping dan pengganti ASI juga harus diisikan pada kolom yang sesuai. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2005
2.1.4 Cara Pembacaan Grafik Pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan
pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik
pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Terdapat tiga buah garis
berwarna pada grafik pertumbuhan tersebut yakni hijau, kuning, dan merah. Pertumbuhan paling baik ditunjukkan pada garis hijau.
Apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau garis pertumbuhannya naik berpindah ke pita warna di atasnya, maka
berat badan balita dinyatakan naik. Pertumbuhan balita tersebut berlangsung baik. Dengan demikian pula status gizinya dinyatakan baik.
Akan tetapi, apabila garis pertumbuhannya turun, mendatar, atau garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya, maka berat
badan balita tersebut dinyatakan tidak naik. Keadaan demikian menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Apabila garis pertumbuhan balita berada di bawah garis merah ataupun mendatar selama tiga bula berturut-turut, maka balita tersebut mengalami
gangguan pertumbuhan yang nyata. Tambahan lagi, status gizi balita tersebut tidak baik.
Grafik pertumbuhan balita naik berkaitan dengan nafsu makan balita yang baik ataupun meningkat. Hal ini berarti bahwa ibu telah cukup
memberikan makanan dengan gizi seimbang. Sementara itu, grafik pertumbuhan yang tidak naik dapat dikaitkan dengan nafsu makan anak
menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit pola asuh tidak baik, atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Gambar 2.2 Grafik pertumbuhan berat badan anak naik dan tidak naik Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008
2.2. Status Gizi Balita
Masa balita merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya. Di samping itu,
balita membutuhkan zat gizi yang seimbang agar status gizinya baik, serta proses pertumbuhan tidak terhambat, karena balita perupakan kelompok umur yang
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
paling menderita akibat kekurangan gizi, Soegang Santoso dan Anne Lies, 2004 : 71
2.2.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan
untuk meningkatkan konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat Deddy Muchtadi, 2002 : 95. Status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan Suhardjo, 2003 : 256. Penilaian status gizi balita dapat menunjukkan
keadaan gizi dan tumbuh kembang balita.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor penyebab langsung maupun faktor penyebab tidak langsung.
Menurut Depkes RI 1997, faktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit infeksi serta kesesuaian pola
konsumsi makanan dengan kebutuhan anak, sedangkan faktor penyebab tidak langsung merupakan faktor seperti tingkat sosial ekonomi,
pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan di tingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke fasilitas pelayanan. Selain itu, pemeliharaan
kesehatan juga memegang peranan penting Supariasa, 2001. Di bawah ini dijelaskan beberapa faktor penyebab tidak langsung
masalah gizi balita.
a. Tingkat Pendapatan Keluarga
Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang disediakan untuk konsumsi balita serta kuantitas ketersediaannya.
Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir universal Sediaoetama. 1985 : 50.
b. Tingkatan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan yaitu:
• Status gizi cukup adalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan. •
Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan tubuh yang optimal. •
Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi
perbaikan gizi. Suhardjo, 2003 : 25. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu : •
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Notoatmodjo, 1997 : 128.
• Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar Notoatmodjo, 1997: 129.
• Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain Notoatmodjo, 1997 : 129. •
Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain Notoatmodjo, 1997 : 129. •
Sintesis Synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada Notoatmodjo, 1997 : 129.
• Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggu nakan kriteria-kriteria yang telah ada
Notoatmodjo, 1997 : 130. Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu
menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan
jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi Sediaoetama, 2000: 12-13. Semakin bertambah pengetahuan ibu
maka seorang ibu akan semakin mengerti jenis dan jumlah makanan untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarganya termasuk pada anak
balitanya. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga, sehingga dapat mengurangi atau mencegah gangguan gizi pada
keluarga Harper, Deaton, dan Driskel, 1986: 32.
Ekawaty Suryani Mastari : Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dalam Membaca Grafik Pertumbuhan Kms Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Glugur Darat 1, 2009.
Pengetahuan gizi yang dimaksud di sini termasuk pengetahuan tentang penilaian status gizi balita. Dengan demikian ibu bisa lebih
bijak menanggapi tentang masalah yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita.
c. Tingkatan Pendidikan Ibu