Berikut ini disajikan contoh dari anggaran tersebut :
Tabel 2-7 PT. ABC
Anggaran Biaya Tidak Langsung Bagian
Pengeringan Pencetakan
Pengemasan PRODUK A
Unit yang diproduksi Biaya tidak langsung per unit
Biaya tidak langsung Produk A
PRODUK B
Unit yang diproduksi Biaya tidak langsung per unit
Biaya tidak langsung produk B
Total biaya tidak langsung A dan B
9.500 3
28.500
10.500 2
21.000
49.500
9.500 4
38.000
10.500 2
21.000
59.000
9.500 2
38.000
10.500 3
31.500
50.500
D. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan
Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan
mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengawasan berdasarkan anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan
realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpanan antara anggaran dengan realisasi. Dari hasil analisis tersebut maka akan tampak
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi
bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan, dan pengawasan. Dari kegunaan
anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengawasan. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berrti bahwa
perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengawasi jalannya kegiatan dalam mencapai apa yang
telah ditetapkan tersebut. Pengawasan harus dilakukan secara terus-menerus, bukan hanya penilaian
terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi
pengawasan suatu anggaran yaitu : 1.
Standar, merupakan hal yang diingini yang menjadi dasar bagi perhitungan- perhitungan.
2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar,
3. Pelaporan, bertanggung jawab memberikan laporan dan penilaian atas hasil
yang dicapai. Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu
pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta
berperan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Jika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar
memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa anggaran adalah merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan sejumlah
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan satu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu
harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan dasar untuk menentukan anggaran.
Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum produksi dimulai yang berdasarkan atas norma-norma efisiensi mengenai
pemakaian bahan, pembebanan biaya produksi langsung maupun biaya produksi tidak langsung serta biaya umum maupun biaya penjualan. Demikian pula bahwa
biaya standar ditetapkan berdasarkan pengalaman dan ramalan masa yang akan datang. Biaya standar harus dapat dijabarkan dilapangan, dalam rangka
menetapkan biaya standar, maka langkah-langkah berikut dapat ditempuh : a.
Melakukan inventarisasi dari pengalaman-pengalaman yang lalu. Dalam hal ini berarti harus meneliti kembali biaya yang sesungguhnya terjadi pada masa
yang lalu. b.
Tanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini perlu diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara
otomatis dapat mempengaruhi rencana pada masa yang akan datang. c.
Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling sulit, sebab perubahan haraga merupakan salah satu
faktor ekstern perusahaan. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar akan memungkinkan untuk
mencapai sistem pengawasan yang memadai. Standar berfungsi sebagai alat mengukur hasil yang akan dicapai dari semua kegiatan atau fungsi, tetapi penulis
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
menekankan standar pada biaya produksi yaitu standar untuk bahan baku, upah langsung, dan biaya tidak langsung.
Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka kegiatan- kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kuantitas maupun kualitas produk
serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengawasan biaya produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, pengawasan
biaya bahan baku, pengawasan upah langsung, pengawasan biaya tidak langsung. a.
Pengawasan biaya bahan baku Pengawasan biaya bahan baku mencakup penyediaan bahan baku dengan
kuantitas dan kualitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahwa bahan baku yang
diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan dipertanggung jawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran, pengawasan biaya
bahan baku bertujuan untuk : 1.
Menghindari pemborosan bahan baku 2.
Mengurangi atau mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan
3. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan
b. Pengawasan upah langsung
Pengawasan terhadap upah langsung memerlukan suatu standar atau kriteria untuk menilai suatu prestasi dan mengukur kemampuan hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai. Umumnya ditetapkan terlebih dahulu.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
Pengawasan upah langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah yang dibayarkan kepada karyawan.
c. Pengawasan biaya tidak langsung
Pengawasan biaya tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya bahan penolong, biaya upah tidak langsung, biaya penyusutan, biaya
reparasi, dan sebagainya. Cara yang paling meyakinkan untuk menemukan mengapa realisasi biaya pabrikasi tidak sesuai dengan anggarannya adalah
menelusuri penyebab-penyebab yang mungkin untuk setiap biaya. Namun biasanya pengawsan biaya pabrikasi tidak langsung dilakukan dengan cara :
1. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung
2. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk tiap unit produk
atau seluruh produk. Biaya produksi tidak langsung berbeda dengan biaya produksi langsung
dan upah langsung. Biaya produksi tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya dan terdapat pada setiap departemen produksi, sehingga sedikit menyulitkan
pengawasannya. Meskipun demilian pendekatan dasar bagi pengawasan biaya produksi tidak langsung sama seperti yang diterapkan biaya langsung yaitu
penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan. Hansen dan Mowen 2001 : 769 menyebutkan bahwa “ terdapat dua
alasan mengapa sistem biaya standar diterapkan yaitu untuk meningkatkan perencanaan dan untuk memengontrol serta memfasilitasi pembiayaan produk”.
Biaya standar dikembangkan untuk bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau jasa. Dengan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
menggunakan biaya-biaya ini, standar biaya per unit dihitung. Standar unit merupakan syarat yang fundamental bagi sebuah sistem penganggaran yang
fleksibel, yang menjadi angka kunci dari sistem perencanaan dan kontrol yang berarti.
Berikut akan disajikan contoh biaya standar dan biaya sesungguhnya :
Tabel 2-8 PT. ABC
Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya Untuk Bulan Januari 2006
Biaya Kuantitas
Standar Kuantitas
Sesungguhnya Harga
Standar Harga
Sesungguhnya
Bahan baku 4.000 unit
5.000 unit Rp. 20
Rp. 15 Tenaga kerja
1.000 unit 2.000 unit
Rp. 10 Rp. 20
Perhitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar adalah:
a. Model Satu Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku = KSt x HSt – KS x HS
= 4.000 x Rp.20 – 5.000 x Rp.15 = Rp.5.000 L
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja = JKSt x TUSt – JKS x TUS
= 1.000 x Rp.10 – 2.000 xRp.20 = Rp.30.000 R
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
b. Model Dua Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku
a. Selisih harga bahan baku = HSt – HS x KS
= Rp.20 – Rp.15 x 5.000 = Rp.25.000 L
b. Selisih kuantitas bahan baku = KST – KS x HSt
= 4.000 – 5.000 x Rp.20 = Rp.20.000 R
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Selisih tarif upah = TUSt – TUS x JKS
= Rp.10 – Rp.20 x 2.000 = Rp.20.000 R
b. Selisih efisiensi upah = JKSt- JKS x TUSt
= 1.000
– 2000
x Rp.10
= Rp.10.000
R c. Model Tiga Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih harga bahan baku
= HSt –HS x KSt =
Rp.20 –
Rp.15 x
4.000 =
Rp.20.000 L
b. Selisih kuantitas bahan baku = KSt – KS x HS
= 4.000
– 5.000
x Rp.15
= Rp.15.000
R
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja a. Selisih tarif upah
= TUSt – TUS x JKSt =
Rp.10 –
Rp.20 x
1.000 =
Rp.10.000 R
b. Selisih efisiensi upah = JKSt – JKS x TUSt
= 1.000
– 2.000
x Rp.10
= Rp.
10.000 R
c. Selisih tarifefisiensi upah = JKSt –JKS – TUSt – TUS
= 1.000 – 2.000 – Rp.10 – Rp.20 =
Rp. 10.000
R Keterangan :
TUS = Tarif upah standar TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKSt = Jam kerja standar JKS = Jam kerja sesungguhnya
HSt = Harga standar HS = Harga sesungguhnya
KSt = Kuantitas standar
KS = Kuantitas sesungguhnya
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
Dengan adanya contoh diatas, dapat diketahui berapa selisih yang terjadi diantara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya sehingga pihak manajemen
dapat menganalisa penyebab terjadinya selisih tersebut dan kemudian mencari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Oleh karenanya,
pengawasan terhadap biaya produksi akan semakin menjadi lebih efektif dengan diterapkannya biaya standar dalam perusahaan.
Dengan mengembangkan harga unit dan kuantitas standar, suatu varian keseluruhan dapat diuraikan menjadi varian harga dan varian efisiensi atau
pemakaian. Dengan melakukan penguraian ini, seorang menajer mendapat informasi yang lebih. Jika variannya unfavorable tidak menguntungkan, seorang
manajer dapat memberitahu apakah hal itu disebabkan oleh perbedaan harga aktual dan harga yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual, atau karena
keduanya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Jenis Data
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian mendalam terhadap suatu objek dalam kurun waktu tertentu dengan pendekatan
spesifik terhadap fakta-fakta yang menjelaskan hubungan sebab akibat untuk menerangkan apa sebab terjadinya masalah dan bagaimana
menyelesaikannya. 2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelian ini terdiri dari: a.
Data Primer, merupakan data yang secara langsung di dapat dari PT. Mutifa Medan yaitu, proses penyusunan anggaran, teknik dan
kebijakan pengawasan anggaran biaya produksi. b.
Data Sekunder, merupakan data yang telah diolah oleh perusahaan, seperti data struktur organisasi, sejarah singkat perusahaan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a.
Dokumentasi, yaitu mencari data tentang hal-hal yang berhubungan dengan meteri penulisan yang berupa laporan-laporan, catatan-catatan,
surat-surat, arsip dan sebagainya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007 USU Repository © 2009