3.8 Sarana Penelitian 3.8.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan oral adalah :
a. Kaca mulut, digunakan untuk menarik pipilidah untuk melihat dengan jelas keadaan lidah yang ada.
b. Lampu senter, digunakan sebagai pencahayaan untuk melihat rongga mulut. c. Spatula, digunakan untuk mengerok permukaan lidah untuk melihat ada
tidaknya hairy tongue.
3.8.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sarung tangan dan masker untuk mencegah infeksi silang serta kapas untuk mengeringkan permukaan lidah.
3.8.3 Formulir Pencatatan
Formulir Pencatatan terdiri dari : -
Blanko yang mencakup data demografi nama dan umur dan data klinik pemeriksaan subjektif dan objektif
pemeriksaan intraoral dan extraoral. -
Blanko kuesioner mengenai kebiasaan merokok.
3.9 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi subjek di tempat yang ditujukan untuk mengadakan penelitian :
Universitas Sumatera Utara
3.9.1 Data demografi dan Data Kebiasaan Merokok Data demografi diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan
subjek yang dipilih oleh peneliti dan data kebiasaan merokok diperoleh dengan wawancara terhadap subjek peneliti menggunakan kuesioner.
3.9.2 Data Klinik Data klinik diperoleh dengan melakukan pemeriksaan terhadap subjek
penelitian dengan cara sebagai berikut : - Subjek penelitian diminta duduk dalam posisi rileks
- Pemeriksaan klinis dilakukan dengan kaca mulut dibantu dengan penerangan dengan menggunakan senter.
- Subjek diminta untuk menjulurkan lidahnya kemudian segera diperiksa. Permukaan lidah dikeringkan dengan menggunakan kapas. Kemudian dengan
menggunakan spatula, permukaan lidah dikerok ringan. - Apabila terdapat kelainan segera mendokumentasikan data dengan
menggunakan kamera - Peneliti mencatat jika terdapat hairy tongue yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Kriteria diagnosa klinis sesuai dengan kriteria definisi operasional.
3.10 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program software SPSS 15 for windows menurut tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.11 Analisa Data
• SPSS
• Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kelainan hairy tongue
terhadap kebiasaan merokok dilakukan dengan uji statistik dengan uji Pearson chi- square
SKEMA ALUR PENELITIAN
Pemilihan sampel laki-laki yang berusia 20 tahun ke atas yang mempunyai kebiasaan
merokok selama ± 6 bulan
Pembagian kuesioner dan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner.
Pemeriksaan langsung kondisi lidah subjek peneliti
Pencatatan data hasil pemeriksaan
Pengolahan dan analisis data
Evaluasi data
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Subjek penelitian berjumlah 166 orang yang dibagi atas 83 orang perokok dan 83 orang non perokok, semuanya laki-laki. Usia rata-rata subyek yang mempunyai
kebiasaan merokok adalah berkisar 40,65 tahun dengan usia terendah 21 tahun dan usia tertinggi 70 tahun. Usia rata-rata subyek yang tidak mempunyai kebiasaan
merokok adalah 33 tahun dengan usia terendah adalah 21 tahun dan usia tertinggi adalah 67 tahun.
Pada penelitian ini, distribusi kelompok perokok dengan frekuensi jumlah perokok tertinggi adalah diantara subyek berusia 31-40 tahun sebesar 23 27,7 dan
kelompok umur 41-50 sebesar 23 27,7. Kelompok umur 21-30 tahun adalah sebesar 20 24,1. Kelompok umur 51-60 tahun adalah 1416,9 . Kelompok
umur 61-70 tahun adalah sebesar 3 3,6. Kelompok non perokok dengan frekuensi tertinggi adalah diantara subyek
berusia 21-30 tahun sebesar 45 53 . Kelompok umur 31-40 tahun sebesar 2428,9. Kelompok umur 41-50 sebesar 89,6. Kelompok umur 61-70 tahun
adalah sebesar 44,8 . Kelompok umur 51-60 sebesar 22,4. Gambar 8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur. Pada penelitian ini, distribusi responden kelompok perokok dengan jenis
pekerjaan paling banyak yaitu kuli bangunan sebesar 35 orang 42,2. Responden yang memiliki mata pencaharian sebagai supir angkot sebesar 19 orang 22,9,
tukang becak sebesar 17 orang 20,5, dan bekerja sebagai karyawan biasa sebesar 12 orang 14,5.
Distribusi responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok umumnya bekerja sebagai karyawan biasa sebesar 28 orang 33,7. Responden yang bekerja
sebagai kuli banguna sebesar 25 orang 30,1, tukang becak sebesar 15 orang 18,1 dan supir angkot sebesar 15 orang 18,1. Gambar 9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 1. Distribusi Subjek dan Kontrol Menurut Kelainan-Kelainan yang Ditemukan
Pada Lidah.
Kelainan-kelainan lidah Subyek
Kontrol n
n Hairy tongue
4 4,8
1 1,2
Coated tongue 49
59 29
34,1 Coated tongue + Fissured tongue
15 18,1
5 6
Fissured tongue 8
9,6 8
9,6 Makroglosia
2 2,4
1 1,2
Normal 5
6 39
47 Total
83 100
83 100
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menunjukkan distribusi subyek menurut kelainan yang ditemukan pada lidah. Dari seluruh sampel subyek yang ada, hanya terdapat 4 orang
dari kalangan perokok yang mempunyai hairy tongue 4,82, dan 1 orang dari kalangan non perokok mempunyai hairy tongue 1,2, ditemukan juga kelainan lain
seperti coated tongue, fissured tongue dan makroglosia. Tabel 1 Tabel 2. Persentase Perokok Menurut Jenis Rokok
Jenis Rokok Jumlah
Rokok Putih biasa 46
55,4 Rokok Kretek
37 44,6
Total 83
100
Penelitian menunjukkan persentase subyek perokok menurut jenis rokok yang dihisap, terlihat bahwa jenis rokok yang paling banyak dihisap subyek adalah rokok
biasa yaitu sebesar 46 55,4 sedangkan penghisap jenis rokok kretek sebesar 3744,6. Tabel 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Persentase Perokok Menurut Lama Merokok Tahun Lama Merokok Tahun
Jumlah 1-10
23 27,7
11-20 31
37,3 20
29 34,9
Total 83
100
Penelitian ini menunjukkan persentase subjek perokok menurut lama merokok, terlihat bahwa kebiasaan merokok yang paling lama dilakukan adalah 11-
20 tahun sebesar 3137,3, dibandingkan dengan lama merokok selama 20 tahun sebesar 2934,9. Responden dengan lama merokok 1-10 tahun sebesar 2327,7.
Rata-rata responden menghisap rokok selama ±16,22 tahun.Tabel 3. Tabel 4. Persentase Perokok Menurut Jumlah Rokok Yang Dihisap Per hari
Jumlah Rokok yang dihisap Per hari
Jumlah
1 bungkus 23
27,7 2 bungkus
23 27,7
2 bungkus 37
44,6 Total
83 100
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menunjukkan persentase perokok menurut jumlah rokok yang dihisap responden per hari, terlihat bahwa penduduk Kelurahan Indra Kasih
Kecamatan Medan Tembung paling banyak menghisap rokok lebih dari 2 bungkus per hari37 dan yang menghisap 1 dan 2 bungkus rokok per hari masing-masing
sebesar 23 orang 27,7. Rata-rata responden menghisap rokok sebanyak ≥2
bungkus per hari. Tabel 4 Tabel 5. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Jenis Rokok
JENIS ROKOK Hairy Tongue
Ada Tidak Ada
n n
Rokok Kretek 3
3,6 30
36,1 Rokok Biasa
1 1,2
49 59,3
Total 4
4,8 79
95,1
Penelitian ini menunjukkan persentase kelainan hairy tongue yang ada berdasarkan jenis rokok yang dihisap responden, terlihat bahwa hairy tongue paling
banyak terdapat pada responden yang menghisap jenis rokok kretek sebesar 3 orang 3,6 dan terdapat 1 orang yang mempunyai kelainan hairy tongue pada responden
yang menghisap jenis rokok biasa1,2. Tabel 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Lama Merokok Tahun
LAMA MEROKOK TAHUN Hairy Tongue
Ada Tidak
n n
1-10 24
28,9 11-20
2 2,4
25 30,1
20 2
2,4 30
36,1 Total
4 4,8
79 95,1
Penelitian ini menunjukkan persentase terjadinya hairy tongue berdasarkan lama merokok, terlihat bahwa hairy tongue diderita responden yang menghisap rokok
selama 11-20 tahun sebesar 2 orang 2,4 dan 20 tahun sebesar 2 orang 2,4. Tabel 6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari bungkus
JUMLAH ROKOK YANG DIHISAP
PERHARI Hairy Tongue
Ada Tidak
n n
1 bungkus 2
2,4 19
22,9 2 bungkus
28 33,7
2 bungkus 2
2,4 32
38,6 Total
4 4,8
79 95,2
Penelitian ini menunjukkan persentase terjadinya hairy tongue berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari, terlihat bahwa 2 orang responden2,4 yang
menghisap 1 bungkus setiap harinya mempunyai hairy tongue. Hairy tongue juga ditemukan pada 2 orang responden 2,4 yang menghisap rokok lebih dari 2
bungkus perhari. Tabel 7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hairy Tongue
SUBYEK PENELITIAN
Hairy Tongue Total
Nilai p Ada
Tidak Ada n
n n
0,173 Perokok
4 2,4
79 47,6
83 50
Bukan Perokok 1
0,6 82
49,4 83
50 Total
5 3
161 97
166 100
Penelitian ini menunjukkan perbandingan antara perokok dan non perokok dengan terjadinya hairy tongue di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan
Tembung, ternyata hairy tongue yang ditemukan dari 166 subjek yang diteliti hanya sebesar 5 orang3 dimana 4 orang diantaranya merupakan perokok dan 1 orang
diantaranya bukan perokok. Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p0,05 untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue
dengan menggunakan SPSS didapat hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue dimana nilai p=0,173. Tabel 8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Hubungan Antara Kelainan Hairy Tongue dengan Karakteristik Merokok. Karakteristik
Koefisien korelasi Nilai p
Jenis Rokok 0,138
0,214 Lama Merokok
-0,120 0,280
Jumlah rokok per hari 0,035
0,752 = signifikan
Penelitian ini menunjukkan hubungan yang ada antara kelainan hairy tongue dengan karakteristik merokok. Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p0,05
untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue dengan menggunakan SPSS didapat hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara jenis
rokok, lama merokok, jumlah rokok per hari terhadap terjadinya hairy tongue dimana nilai p = 0,214 dengan koefisien korelasi terhadap jenis rokok yaitu 0,318, nilai p =
0,280 dengan koefisien korelasi terhadap lama merokok yaitu -0,120, nilai p = 0,752 dengan koefisien korelasi terhadap jumlah rokok per hari yaitu 0,035. Tabel 9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Hasil penelitian perokok yang memiliki hairy tongue.
Gambar 11. Hairy tongue yang terdapat pada orang yang tidak mempunyai
kebiasaan merokok.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Meningkatnya prevalensi merokok di negara-negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Hari tanpa tembakau
sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei tidak menyurutkan perokok untuk mengurangi kebiasaannya. Sebagian perokok di Indonesia telah menganggap bahwa
merokok adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakkan, sehingga merokok menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.
4
Menurut data Susenas 2001, prevalensi merokok penduduk di Indonesia usia 15 tahun ke atas adalah 31,5.
25
Dari penelitian ini terlihat bahwa subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu penduduk Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung yang
memiliki kebiasaan merokok dan penduduk yang tidak mempunyai kebiasaan merokok kontrol masing-masing sebanyak 83 orang, sehingga total jumlah subjek
penelitian adalah 166 orang. Kelainan lidah berupa hairy tongue pada penelitian ini ditemui sebanyak 5
orang 3 dari 166 subjek penelitian. Hasil penelitian ini lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan Motallebnejad M, dkk 2008 yaitu sebanyak 1,2 dan oleh Koay
CL, dkk 2010 sebanyak 1.
26,28
Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah pada masyarakat yang menjadi responden di Kecamatan Medan Tembung tentang
kesehatan rongga mulut terutama lidah. Hal ini diketahui dari mata pencaharian
Universitas Sumatera Utara