Peran Keluarga Dan Gaya Belajar Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung

(1)

Peran Keluarga Dan Gaya Belajar Anak Usia Sekolah

Di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung

Indah Permata Nauli Nasution

Skripsi

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung ”.

Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan, dan koreksi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Adinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, pembantu Dekan I (satu) Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai dosen pembimbing saya yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini . 4. Bapak Iwan Rusdi, SKp, MNS sebagai dosen penguji I

5. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS sebagai dosen penguji II dan Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak Ramli Lubis selaku Lurah Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.

7. Seluruh dosen Fakultas Keperawatan USU yang lainnya, yang ikut serta dalam membantu saya dalam skripsi penelitian ini.


(4)

8. Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tua tercinta Ibunda Hj. Imah Juliati Nasution dan Ayahanda Palid Nasution, BBA , kakanda tersayang Elvi Choiriah Nasution, S.Pd, Chairul Miftah Nasution, S.P, Chairunnisa AMK dan Indah Permata Namora Nasution, S.Pd. Terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan kalian, yang telah menjadi motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, kasih sayang dan doa yang selalu menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Dan tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada Mora Parlindungan Pasaribu, sahabat-sahabat terbaikku Juliani, Efriza Fadilah, Astri Haryani, Fadila Agustina, Dian Transiska, Conny Amelia dan seluruh teman-teman sejawat Fakultas Keperawatan-B USU 2010, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Februari 2012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Keluarga ... 7

2.1.1 Pengertian Keluarga ... 7

2.1.2 Fungsi Keluarga ... 8

2.1.3 Tugas Kesehatan Keluarga ... 9

2.1.4 Peran Keluarga ... 11

2.2 Konsep Belajar ... 14

2.2.1 Pengertian Belajar ... 14

2.2.2 Gaya Belajar ... 15

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 17

2.2.4 Cara Belajar Yang Efektif ... 24

2.2.5 Peran Keluarga Dalam Belajar ... 25

2.3 Anak Usia Sekolah ... 29

Bab 3. Kerangka Konseptual 3.1 Kerangka Konsep ... 31

3.2 Defenisi Operasional ... 31

Bab 4. Metodologi Penelitian 4.1 Desain Penelitian ... 33

4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 33

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 34

4.5 Instrumen Penelitian ...35

4.6 Pengukuran Validitas-reliabilitas ... 36

4.7 Pengumpulan Data ... 37


(6)

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.1 Hasil Penelitian ... 39 5.2 Pembahasan ... 42

Bab 6 . Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan ... 48 6.2 Saran ... 48 Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

1 Formulir Persetujuan Peserta Penelitian 2 Instrumen Penelitian

3 Jadwal Penelitan 4 Transaksi Dana 5 Surat Izin Penelitian

6 Data Hasil SPSS Penelitian 7 Daftar Riwayat Hidup


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

karakteristik responden ... 40 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan

peran keluarga ... 41 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

Judul : Peran Keluarga Dan Gaya Belajar Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Nama Mahasiswa : Indah Permata Nauli Nasution

NIM : 101121027

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Peran keluarga dalam pendidikan anak adalah sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing, model atau teladan hidup. Selain itu, keluarga dapat berpartisipasi dalam mengamati gaya belajar masing-masing anak untuk memberikan kontribusi dalam keberhasilan anak dalam menerima materi pelajaran secara optimal baik gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik karena setiap anak menggunakan gaya belajar yang berbeda-beda untuk membantu mereka dalam menerima pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan menggunakan desain deskriptif.Sampel yang diteliti sebanyak 10% dari populasi (791 orang) yaitu 79 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner tentang peran keluarga, dan gaya belajar anak usia sekolah.Hasil penelitian tentang peran keluarga menunjukkan bahwa 57 responden (72,2%) telah melakukan peran keluarga dengan baik, sedangkan 22 responden (27,8%) melakukan peran keluarga dengan cukup. Untuk hasil penelitian tentang gaya belajar anak diperoleh bahwa gaya belajar visual sebanyak 41 responden (51,9%), gaya belajar auditorial sebanyak 7 responden (8,9%), gaya belajar kinestetik sebanyak 5 responden (6,3%). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam kategori baik dimana keluarga dapat berpartisipasi dan memberikan perhatian dalam proses belajar anak. Rekomendasi diharapkan dapat mengidentifikasi hubungan peran keluarga dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.


(10)

Judul : Peran Keluarga Dan Gaya Belajar Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Nama Mahasiswa : Indah Permata Nauli Nasution

NIM : 101121027

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Peran keluarga dalam pendidikan anak adalah sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing, model atau teladan hidup. Selain itu, keluarga dapat berpartisipasi dalam mengamati gaya belajar masing-masing anak untuk memberikan kontribusi dalam keberhasilan anak dalam menerima materi pelajaran secara optimal baik gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik karena setiap anak menggunakan gaya belajar yang berbeda-beda untuk membantu mereka dalam menerima pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan menggunakan desain deskriptif.Sampel yang diteliti sebanyak 10% dari populasi (791 orang) yaitu 79 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner tentang peran keluarga, dan gaya belajar anak usia sekolah.Hasil penelitian tentang peran keluarga menunjukkan bahwa 57 responden (72,2%) telah melakukan peran keluarga dengan baik, sedangkan 22 responden (27,8%) melakukan peran keluarga dengan cukup. Untuk hasil penelitian tentang gaya belajar anak diperoleh bahwa gaya belajar visual sebanyak 41 responden (51,9%), gaya belajar auditorial sebanyak 7 responden (8,9%), gaya belajar kinestetik sebanyak 5 responden (6,3%). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam kategori baik dimana keluarga dapat berpartisipasi dan memberikan perhatian dalam proses belajar anak. Rekomendasi diharapkan dapat mengidentifikasi hubungan peran keluarga dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sejak dahulu hingga saat ini, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai bagian dari kehidupan setiap orang. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dimulai dari lahir sampai mati atau dengan istilah “long life education”. Terdapat tiga lingkungan yang penting artinya bagi pendidikan anak yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan masyarakat.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Slameto (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal berasal dari faktor yang ada diluar individu. Faktor internal meliputi faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan Undang Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (4) dinyatakan bahwa pendidikan keluarga merupakan


(12)

dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan (Hasbullah, 1999).

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan menyatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Lingkungan keluarga dapat dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga ( Hasbullah, 1999).

Menurut penelitian Sandoro (2005) kepedulian orang tua terhadap perilaku belajar siswa kelas III Sukowati Sragen memberikan manfaat sebesar 75,97%. Jadi dapat diartikan bahwa untuk memperoleh perilaku belajar yang baik dapat ditempuh dengan meningkatkan kepedulian orang tua terhadap anak. Dengan didapatnya data sebesar 12% perilaku belajar anak yang kurang diperlukan kepedulian orang tua terhadap perilaku belajar agar dapat segera diatasi oleh orang tua dan anak tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Sehingga dapat memotivasi anak dalam belajar dan berprestasi.

Peran keluarga terhadap pendidikan anak yaitu; 1. penyedia fasilitas belajar, yaitu dimana keluarga menyediakan tempat dan peralatan belajar, buku dan alat-alat tulis, jadwal belajar dan kegiatan sehari-hari, buku PR/latihan. 2. Pendidik, dimana keluarga menjelaskan perlunya menasehati anak agar belajar dengan rajin dan berprestasi, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, menegur bila anak lalai tugas dan memberi sanksi jika dipandang perlu. 3. Pembimbing, dimana


(13)

keluarga membantu memecahkan masalah anak dan membuat keputusan dalam belajar atau sekolah, menyangkut langkah-langkah apa saja yang ditempuh anak dalam belajar, memeriksa dan menanyakan nilai yang diperoleh di sekolah.4. Model atau teladan hidup, dimana keluarga dapat mengatur waktu menonton anak dan menyuruh anak belajar sesuai jadwal (Slameto, 2003).

Hasil penelitian US Departement Of Education (2002, dalam penelitian Slameto, 2003) diperoleh bahwa siswa yang mendapat nilai A (setara 9-10) ternyata 51% ayah dan ibu berperan tinggi, atau 48% hanya ayah saja yang berperan tinggi, atau hanya 44% ibu saja yang berperan tinggi, dan atau hanya 27% baik ayah maupun ibu yang berperan rendah, sedangkan siswa yang tidak naik kelas 6% saja yang baik ayah maupun ibu berperan tinggi, atau 9% hanya ibu saja yang berperan tinggi, dan atau 2% baik ayah maupun ibu yang berperan rendah. Ditemukan juga oleh Nord (1998) bahwa dikalangan siswa yang mendapat nilai A (setara 9-10) setengah dari siswa ternyata hanya ayahnya saja yang berperan tinggi, dan sepertiga siswa ternyata hanya ayahnya berperan kurang.

Pengalaman belajar yang terjadi dalam keluarga merupakan pengalamaan yang paling utama dan paling penting bagi anak. Pengalaman belajar yang menyenangkan, nyaman, dan aman sehingga anak merasa bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan dan membawa manfaat bagi dirinya. Setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda sehingga keluarga sangat berarti bagi perkembangan anak. Peran yang dapat diberikan oleh keluarga dalam proses


(14)

perhatian, memberi semangat dan dorongan, memfasilitasi, memberi rasa hormat, mengenalkan apa yang boleh dan tak boleh dilakukan oleh anak (Nugraha, 2011) . Pada pengalaman belajar seseorang harus mengenal gaya belajar yang dapat diambil agar dapat belajar lebih cepat dan mudah menyerap dan mengolah informasi sebagai gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. Orang yang gaya belajar visual melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukanya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing orang menggunakan ketiga gaya belajar ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya (Deporter, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Budiningsih (2009) tentang prestasi belajar menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual (72,5%), auditori (65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%).

Selain itu, ada faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar mencakup faktor fisik, emosional, sosiologi, dan lingkungan. Ada orang yang dapat belajar dengan pencahayaan yang terang, belajar secara berkelompok atau memerlukan adanya figur otoriter seperti orang tua, dan sebagian orang memerlukan musik, sedang yang lain memerlukan ruangan yang sepi untuk berkonsentrasi, dan menyukai lingkungan yang rapi dan teratur (Deporter, 2000).

Peran keluarga dalam pendidikan anak sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing, dan model atau teladan hidup. Keluarga harus mengetahui langkah pertama yang harus dilakukan keluarga ketika mendampingi anak belajar dengan tujuan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga sesuai dengan


(15)

kebutuhan anak. Sehingga keluarga dapat memotivasi anak dalam belajar. Keluarga juga harus mengamati gaya belajar pada masing-masing anak karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda untuk membantu mereka dalam menerima dan mengolah informasi yang diperoleh.

Berdasarkan uraian diatas mengingat pentingnya peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah seperti yang telah di sebutkan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Selain itu di daerah ini belum pernah dilakukan penelitian.

1.2Pertanyaan penelitian

1.2.1 Bagaimana peran keluarga pada belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung ?

1.2.2 Bagaimana gaya belajar pada anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui peran keluarga pada anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.

1.3.2 Mengetahui gaya belajar pada anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.


(16)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakaan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan bagi perawat dalam memahami peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah. Sehingga dapat memberikaan informasi dan asuhan keperawataan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan tambahan pengetahuan mengenai peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah khususnya dalam bidang keperawatan.

1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah referensi tentang peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008). Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.


(18)

2.1.2 Fungsi Keluarga

Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan yaitu sebagai berikut :

1 Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga (Mubarak, dkk 2009).

2 Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga (Mubarak, dkk 2009).

3 Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Mubarak, dkk 2009). Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).

4 Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Mubarak, dkk 2009). Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan (Setiawati, 2008).


(19)

5 Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya (Mubarak, dkk 2009).

2.1.3 Tugas Kesehatan Keluarga

Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahanya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara


(20)

anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.


(21)

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.

2.1.4 Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarak,dkk. 2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran dalam situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiadi, 2008).

Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok


(22)

sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelau psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Menurut Mubarak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal.

1 Peran Formal

Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran sosial.

2 Peran Informal kelurga

Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adapif antara lain :


(23)

a. Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk di dengarkan.

b. Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

c. Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

d. Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

e. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.

f. Perawaatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

g. Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitori kemunikasi dalam keluarga.

h. Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing mendapat pengalaman baru.


(24)

i. Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.

j. Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.

2.2 Konsep Belajar 2.2.1 . Belajar

Menurut Alimul (2002) belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan maksudnya adalah terjadi perubahan tingkah laku, memfokuskan pada interaksi individu dengan lingkungan karena dalam interaksi akan teruji pengalaman belajar dan ada perubahan sikap dan tingkah laku. Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya dan ditimbulkan atau dirubah melalui praktek dan pengalaman ( Soemanto, 2006).

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu perbuatan (Soemanto, 2006). Sedangkan menurut Slameto (2003) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


(25)

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar merupakan suatu pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1983). Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2008).

2.2.2 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah suatu cara untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi untuk menyerap dan mengelolah informasi dan dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar sendiri ( Deporter, 2000).

Menurut Rita Dunn banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Ada orang yang dapat belajar dengan efektif bila cahaya yang digunakan terang, sedangkan sebagian lagi dengan pencahayaan yang suram ada yang dapat belajar secara berkelompok, sedang yang lain memerlukan figur otoriter seperti orang tua, dan yang lain merasa bahwa belajar sendiri yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang lagi memerlukan musik dan lingkungan belajar yang rapi dan teratur ( Deporter, 2000).


(26)

Menurut Soemanto (2006) lingkungan banyak memberikan pengalaman pada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi proses belajar yang bersangkutan, terutama dalam transfer belajar.

Pada pengalaman belajar ada tiga macam gaya belajar dengan menggunakan modalitas indra yang mempengaruhinya antara lain (Deporter, 2010) :

1 Visual yaitu dalam belajar dengan menggunakan fungsi indra penglihatan, yang diciptakan maupun diingat dengan menggunakan gambar, warna. Seseorang yang visual bercirikan teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan menggambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan, dan mengingat apa yang dilihat.

2 Auditorial yaitu dalam belajar dengan jenis bunyi-bunyian dan kata-kata yang diciptakan maupun diingat. Seseorang yang auditorial bercirikan berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca.

3 Kinestetik yaitu belajar dengan menggunakan segala jenis gerak dan sentuhan. Seseorang yang kinestetik bercirikan menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak, belajar dengan menunjuk tulisan saat membaca, dan mengingat sambil bejalan dan melihat.


(27)

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu sebagai berikut:

1. Faktor-faktor internal

Dalam faktor internal terdapat tiga faktor, yaitu: faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan

a. Faktor jasmani

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya bebas dari penyakit. Kesehatan berpengaruh terhadap belajar. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk dan badanya mudah lelah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara selalu memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.


(28)

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Siswa yang cacat akan mengalami gangguan dalam belajarnya. Jika hal ini terjadi, hendknya anak belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.

b. Faktor psikologis

Pada faktor psikologis ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain:

1) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan yang tidak menjadi perhatian akan timbul kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar anak dapat


(29)

belajar dengan baik usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sebagai hobi atau bakatnya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Sehingga minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar yang baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan pelajaran sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya akan lebih giat lagi dalam belajarnya.

5) Motif

Motif erat hubunganya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong anak agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, perencanaan dan melaksakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.


(30)

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata lain anak yang sudah siap belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Jadi kemajuan untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan yang berarti kesiapan untuk melaksanakanya.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang dan mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak sesuai bakat, minat dan perhatianya.


(31)

2 Faktor-Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

a. Faktor keluarga

Anak yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang memperhatikaan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak mengatur waaktu belajarnya, tidak melengkapi alat belajarnya, tidak mau tau bagaimana kemajuan anak, kesulitan-kesulitan yang dialami anak dan orang tua yang terlalu memanjakan anak adalah cara yang mendidik yang tidak baik sehingga anak tidak berhasil dalam belajarnya.

2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang penting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi dengan saudarnya dan anggotaa keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi ini adalah hubungan


(32)

penuh kasih sayang dan perhatian. Relasi antar anggota keluarga sangat erat kaitanya dengan cara orang tua mendidik.

3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan dengan situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram sehingga menyebabkan anak betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik . Tetapi jika suasana rumah yang terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang, ribut, pertengkaran antar anggota keluarga dapat menyebabkan anak menjadi tidak betah di rumah.

4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruangan belajar, peralatan menulis. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin maka kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu dan anak belajar anak terganggu. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi rendah, justru menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai


(33)

kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatianya kepada belajar.

5) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu perhatian dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Terkadang anak merasa tidak bersemangat untuk belajar disinilah orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya, membantu kesulitan yang dialami anak di sekolah.

6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siwa dan siswi, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003).


(34)

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar anak. Pengaruh itu terjadi karena anak dalam masyarakat tentang kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar (Slameto, 2003).

2.2.4 Cara Belajar Yang Efektif

Menurut Slameto (2003) ada beberapa cara yang digunakan dalam belajar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, anatar lain :

1 Perlunya bimbingan

Dalam belajar ketangkasan dan kecakapan dalam belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara belajar yang efisien. Sukses hanya dapat tercapai dengan usaha keras. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar sekaligus membimbing dan mengawasi mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara belajar dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.

2 Kondisi belajar

Belajar yang efektif dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkaan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk


(35)

meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut .

a. Kondisi internal

Yang dimaksud kondisi internal yaitu kondisi yang ada dalam diri sendiri misalnya kesehatan, keamanan, ketentramannya. Anak dapat belajar dengan baik jika kebutuhan-kebutuhan internalnya terpenuhi. Menurut Maslow ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualisation, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti serta kebutuhan estetik.

b. Kondisi eksternal

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah dengan ruang belajar bersih dan tidak ada bau-bauan yang menggangu konsentrasi belajar, penerangan yang cukup terang, cukup sarana yang diperlukan untuk belajar misalnya alat pelajaran dan buku-buku, sertaa keadan lingkungan fisik yang lain.

2.2.5 Peran Keluarga Dalam Belajar

Keluarga merupakan satu kesatuan (sistem sosial) yang hidup bersama terdiri dari ayah dan ibu. Keluarga berperan dalam menyediakan situasi belajar yang nyaman dan tenang sehingga memotivasi anak untuk belajar. Orang tua juga harus memprhatikan pengalaman-pengalaman anak dan menghargai anak atas segala


(36)

usahanya untuk belajar. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara belajar anak dirumah sehingga orang tua berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar (Hasbullah, 1989). Peran orang tua dalam pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992, dalam penelitian Slameto, 2003) adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pengerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar pembentukan peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan. Selain itu peran keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang diajarkan di sekolah.

Peran keluarga dalam pendidikan merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan ke sosial, seperti menjaga kebersihan rumah, dan menjaga kesehatan. Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian (Ikhsan, 2005).

Peran pada masing-masing anggota keluarga antara lain peran ayah sebagai pemimpin yang mencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi


(37)

rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran ibu sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga (Setiadi, 2008). Peran orang tua terhadap perkembangan anaknya adalah memberikan anak kesempatan untuk berkembang, sebagai guru dengan mengajarkan ketangkasan motorik , menanamkan pedoman hidup bermasyarakat, sebagai tokoh teladan untuk anaknya, dan sebagai pengawas dengan memperhatikan, mengamati kelakuan, tingkah laku anak (Singgih, 2002). Peran yang dapat diberikan oleh keluarga dalam proses belajar anak sehingga berkembang secara optimal yaitu memberi kasih sayang, perhatian, memberi semangat dan dorongan, memfasilitasi, memberi rasa hormat, mengenalkan apa yang boleh dan tak boleh dilakukan oleh anak (Nugraha, 2011).

Menurut Slameto (2003) peran keluarga terhadap pendidikan anak, antara lain :

1 Penyedia fasilitas belajar yaitu dimana keluarga menyediakan tempat dan peralatan belajar, buku dan alat-alat tulis, jadwal belajar dan kegiatan sehari-hari, buku konsultasi/PR/latihan.

2 Pendidik, dimana keluarga menjelaskan perlunya dan menasehati agar belajar dengan rajin dan berprestasi, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, menegur bila anak lalai tugas dan memberi sanksi jika dipandang perlu.

3 Pembimbing, dimana keluarga membantu memecahkan masalah anak dan pembuat keputusan dalam belajar atau sekolah, menyangkut langkah-langkah apa saja yang ditempuh anak dalam belajar, memeriksa dan menanyakan nilai yang diperoleh di sekolah.


(38)

4 Model atau teladan kehidupan, dimana keluarga dapat mengatur waktu menonton anak dan menyuruh anak belajar sesuai jadwal.

2.3 Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah dimana anak telah memasuki usia bersekolah. Anak usia sekolah adalah akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6 tahun sampai anak mencapai kematangan seksual. Yaitu sekitar 13 tahun bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki (Hurlock, 1999). Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun daan mulai masuk usia sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja (Friedman, 1998).

Masa anak-anak berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri-ciri utama : memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan anak memasuki dunia permain dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani, memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas (Tohirin, 2005). Pada usia ini aktivitas anak semakin tinggi dan kemampuan motoriknya semakin kuat. Anak memiliki rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam melakukan tugas, sehingga ketika menghadapi kegagalan sering kali timbul reaksi kemarahan. Perkembangan kognitif, psikososial, moral, dan spiritual mulai menunjukkan kematangan pada masa ini anak mencoba belajar mengambil bagian dalam kelompok dan terjadi perkembangan konsep diri, keterampilan membaca, berhitung, dan bersosialisasi dengan baik di sekolah (Alimul, 2006). Pada masa ini anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, di


(39)

samping kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orang tua (Friedman, 1998). Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan anak, atau memberikan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah tersebut.

Menurut Tohirin (2005) tugas-tugas perkembangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut:

1 Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh .

2 Membina sikap yang positif terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri dan kemampuan diri.

3 Belajar bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakat.

4 Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai wanita (jika ia seorang wanita).

5 Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.

6 Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.

7 Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakat.


(40)

8 Megembangkan sikap objektif baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.

9 Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang mandiri dan bertanggunng jawab.


(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

car

Skema 1. Kerangka konsep peran keluarga dan gaya belajar

3.2 Definisi Operasional

1 Peran keluarga adalah cara keluarga dalam menjalankan perannya pada belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan memberikan peran yang baik dalam pendidikan anak sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing dan model atau teladan kehidupan.

Peran keluarga 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik

3 Pembimbing

4 Model atau teladan hidup

Gaya Belajar

• Kurang

• Cukup

• Baik

• Visual

• Auditorial


(42)

2. Gaya belajar adalah penilaian keluarga tentang cara anak untuk menyerap dan mengolah informasi yang tertangkap oleh indra anak usia sekolah dengan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki anak yang menekankan pada semua alat indranya terkait aspek visual, auditorial, dan kinestetik pada keluarga yang mempunyai anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.


(43)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak usia sekolah di Lingkungan 7 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan jumlah populasi 791 kepala keluarga

4.2.2 Sampel

Berdasarkan populasi di atas, penentuan jumlah sampel dilakukan menurut Arikunto (2002) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah besar dapat diambil antara 10-15 % . Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi yaitu 79 keluarga.

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling yaitu pengambilan sampel untuk tujuan tertentu dan didasarkan pada


(44)

satu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Keluarga (ayah, ibu, kakak, nenek atau yang lain ) yang mempunyai hubungan darah dan satu rumah dengan anak usia sekolah (6 tahun sampai 12 tahun).

2 Bersedia menjadi responden penelitian.

4.3 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah dengan pertimbangan bahwa di Lingkungan 7 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung ini memungkinkan untuk mendapatkan sampel yang memadai sesuai dengan kriteria penelitian dan penelitian ini juga belum pernah dilakukan di daerah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2011.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksaan penelitian. Lembar persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikologis, kerahasiaan catatan


(45)

mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori yang ada pada tinjauan pustaka. Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, kuesioner data demografi mencakup data mengenai hubungan dengan anggota keluarga, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bula. Kedua, kuesioner tentang peran keluarga yang terdiri dari dua puluh pernyataan (nomor 1-20) dengan jawaban tidak pernah (TP) dengan nilai 1, kadang-kadang (KK) dengan nilai 2, sering (S) dengan nilai 3, sangat sering (SS) dengan nilai 4. Kuesioner ini terdiri dari lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar (nomor 1-5), lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai pendidik (nomor 6-10), lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai pembimbing (nomor 11-15), dan lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai media atau teladan hidup (nomor 16-20). Ketiga, kuesioner tentang gaya belajar anak usia sekolah yang terdiri dari 12 pertanyaan. Empat pertanyaan tentang gaya belajar secara visual (nomor 1-4), empat pertanyaan tentang gaya belajar secara auditorial (nomor 5-8), empat pertanyaa tentang gaya belajar secara kinestetik (nomor 9-12).


(46)

Penilaian peran keluarga dilakukan dengan menggunakan kuesioner dibagi dalam tiga kelas, yaitu kurang, cukup, dan baik. Peran keluarga diidentifikasi dengan 20 pertanyaan dengan nilai tertinggi adalah 4

×

20 dan nilai terendah adalah 1

×

20. Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Sudjana, 1992) :

Panjang kelas =

s banyakkela

dah nilaiteren nggi

nilaiterti )

( −

1 kurang = 20-40

2 Cukup = 41-60

3 Baik = 61-80

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan oleh Dosen yang ahli dalam bidang Keperawatan Keluarga Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsistensi sasaran yang diukur. Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas yang diperoleh dengan cara menganalisis data yang dilakukan pada 10 orang. Responden untuk uji reliabilitas adalah keluarga yang bertempat tinggal di Lingkungan 9 Kelurahan Indra kasih Kecamatan Medan Tembung. Uji reliabilitas mengenai peran keluarga pada proses belajar anak usia sekolah dilakukan dengan menggunakan komputerisasi


(47)

untuk analisis Cronchbach Alpha. Untuk instrumen baru dikatakan reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995). Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner peran keluarga adalah 0,83. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel. Sedangkan uji reliabilitas untuk gaya belajar dilakukan dengan menggunakan KR-21 karena instrumen terdiri dari pertanyaan genap.. Hasil uji reliabilitas terhadap gaya belajar adalah 0,68. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mengikuti langkah-langkah pengumpulan data yaitu: (1) mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada institusi pendidikan (Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), (2) mengirimkan permohonan izin yang diperoleh kepada kepala Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, (3) setelah mendapat izin dari kepala Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian, (4) menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian, (5) calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan, (6) menjelaskan kepada responden tentang prosedur pengisian kuesioner, (7) responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk


(48)

kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapanya, apabila ada yang tidak lengkap diselesaikan di saat itu juga, (9) pengolahan dan analisa data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan.

4.8 Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian analisa data dilakukan melalui tahapan editing untuk mengecek dan memastikan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk. Kemudian dilanjutkan dengan koding dan memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah dalam menganalisa data. Selanjutnya peneliti memasukan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Dimana data peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(49)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah, yang diperoleh melalui pengumpulan dengan menggunakan kuesioner terhadap 79 orang responden yaitu keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.

5.1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil tentang karakteristik responden yaitu berdasarkan hubungan dengan keluarga, sebanyak 42 responden (53,2%) yaitu ibu. Berdasarkan pendidikan terakhir keluarga yaitu sebanyak 54 responden (68,4%) adalah berpendidikan SMU. Berdasakan suku yaitu 47 responden (59,5%) suku jawa, dan 23 responden (29,1%) suku batak. Berdasarkan agama yaitu sebanyak 63 responden (79,7%) adalah islam dan 12 responden (15,2%) adalah protestan. Berdasarkan pekerjaan yaitu 20 responden (25,3%) wiraswasta. Berdasarkan penghasilan keluarga yaitu sebanyak 42 rsponden (53,2%) mempunyai penghasilan keluarga Rp.1.500.000-2.500.000/bulan dan 21 responden (26,6%) mempunyai penghasilan <Rp. 1.500.000 . Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel.


(50)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (N=79)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (n) 1 Hubungan dengan keluarga

• Ayah • Ibu • Kakak • Lain-lain 11 42 22 4 13,9 53,2 27,8 5,1 2 Pendidikan terakhir

• SMP/sederajat

• SMU/sederajat

• Perguruan tinggi/diploma atau sarjana 7 54 18 8,9 68,4 22,8 3 Suku • Batak • Jawa • Melayu • Aceh • Minang • Lain-lain 23 47 3 1 3 2 29,1 59,5 3,8 1,3 3,8 2,5 4 Agama • Islam • Protestan • Katolik 63 12 4 79,7 15,2 5,1 5 Pekerjaan • PNS

• Pegawai Swasta

• Ibu rumah tangga

• Wiraswasta • Lain-lain 16 16 15 20 12 20,3 20,3 19,0 25,3 15,2 6 Penghasilan

• <Rp 1.500.000

• Rp 1.500.00 – 2.500.000

• >Rp 2.500.000

21 42 16 26,6 53,2 20,3


(51)

5.1.2 Peran Keluarga

Peran keluarga dalam pendidikan anak antara lain peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing dan model atau teladan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga pada anak usia sekolah mayoritas responden telah melakukan peran keluarga dengan baik yaitu sebanyak 57 responden (72,2%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan peran keluarga di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (n=79)

Peran Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%) 1 Baik

2 Cukup

57 22

72,2 27,8

5.1.3 Gaya Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang paling banyak digunakan yaitu gaya belajar visual 41 responden (36,7%). Dan yang menggunakan gaya belajar auditorial 7 responden (8,9%), sedangkan gaya belajar kinestetik sebanyak 5 responden (6,3%), gaya belajar visual dan auditorial sebanyak 12 responden (15,2%), gaya belajar visual dan kinestetik sebanyak 4 responden (5,1%), gaya belajar auditoril dan kinestetik sebanyak 2 responden (2,5%), gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik sebanyak 8 responden (10,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel.


(52)

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan gaya belajar anak di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (n=79)

Gaya Belajar Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Visual 41 51,9

2. Auditorial 7 8,9

3. Kinestetik 5 6,3

4. Visual dan auditorial 12 15,2

5. Visual dan kinestetik 4 5,1

6. Auditorial dan kinestetik 2 2,5

7. Visual, auditorial dan kinestetik.

8 10,1

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.

5.2.1 Peran Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 57 responden (72,2%) diperoleh hasil bahwa peran keluarga berada dalam kategori baik. Menurut penelitian Hasbullah (1999) lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang utama karena di lingkungan inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah didalam keluarga. Cara mendidik dalam keluarga mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki orang tua


(53)

maka akan memperluas dan melengkapi pola berfikir dalam pendidikan anak. Sehingga dapat mengantarkan anak pada tahap perkembangan sesuai dengan pertambahan usia dan tugas perkembangan secara optimal (Arysetyono, 2009). Perhatian yang diberikan oleh keluarga pada anak akan memberikan semangat terhadap masa depan anak. Sehingga anak dapat memperoleh suatu harapan untuk mencapai tujuan hidupnya dalam melaksanakan apa yang menjadi keinginanya (Suraji, 2006 dalam penelitian Wahyuningtias, 2010).

Menurut Sandoro (2005) kepedulian orang tua terhadap perilaku belajar anak bahwa perilaku belajar yang baik dapat ditempuh dengan meningkatkan kepedulian orang tua terhadap anak. Peranan orang tua yang sangat tinggi menentukan pretasi belajar anak, dalam hal ini orang tua yang selalu memperhatikan pendidikan anak akan memenuhi kebutuhan belajar anak. Perhatian tersebut dapat berbentuk penyedia fasilitas belajar, bimbingan belajar dirumah baik secara langsung atau tidak langsung. Orang tua yang memberikan perhatian tinggi pada kebutuhan pendidikan anak akan mencapai prestasi belajar yang baik (Tilaar, 1999).

Orang tua harus menyediakan waktu untuk mendampingi anak-anaknya. Pada waktu yang demikian anak-anak diberikan pengarahan dan nasehat, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi untuk belajar lebih giat dan lebih semangat. Menurut penelitian Nugraha (2011) pengalaman belajar yang terjadi dalam keluarga merupakan pengalaman yang paling utama dan paling penting bagi anak. Pengalaman belajar yang nyaman dan menyenangkan, dan aman


(54)

membawa manfaat bagi dirinya. Setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda sehingga keluarga sangat berarti bagi perkembangan anak. Peran yang dapat diberikan oleh keluarga dalam proses belajar anak sehingga berkembang secara optimal yaitu memberi kasih sayang, perhatian, memberi semangat dan dorongan, memfasilitasi, memberi rasa hormat, mengenalkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak.

Peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar salah satunya adalah keluarga membelikkan buku dan alat tulis untuk belajar anak, dan menyediakan ruangan untuk belajar anak. Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak sehingga kebutuhan anak akan terpenuhi. Anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan internal terpenuhi salah satunya adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan sehingga anak dapat belajar secara optimal. Oleh karena itu pengertian keluarga dapat memotivasi anak agar belajar dan menanyakan kesulitan yang dialami anak selama di sekolah (Slameto, 2003).

5.2.2 Gaya belajar

Gaya belajar adalah cara yang dilakukan untuk menyerap informasi dengan mudah, mengatur dan mengelolah informasi tersebut. Sehingga dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu agar belajar lebih cepat dan mudah (Deporter, 2000). Gaya belajar menurut Kolb (1984, dalam penelitian Dianrafika, 2009) adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dalam lingkungannya dan memproses informasi. Karena belajar membutuhkan


(55)

konsentrasi maka situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Apabila setiap individu dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana gaya belajarnya , maka belajar akan lebih efektif dan efisien sehingga prestasi belajar lebih tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tentang gaya belajar bahwa sebanyak 41 responden (51,9%) dengan gaya belajar visual. Anak dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat dengan hal-hal yang dapat dilihat, anak belajar dengan variasi warna dan gambar untuk membantu anak dalam menerima dan mengelolah informasi yang diperoleh anak. Menurut Levie (2004, dalam penelitian Bulkis, 2008) mengatakan bahwa belajar melalui gaya belajar visual memberikan hasil yang lebih baik untuk mengingat, mengenali dan menghubungkan fakta dengan konsep. Selain itu menurut Arsyad (2004) mengatakan bahwa peroleh hasil melalui gaya belajar visual 75%, dari yang didengar 13%, dan melaui indra lainya 12% . Menurut penelitian Balitbang Diknas (2008) mengatakan bahwa kita belajar melalui yang dibaca sebanyak 10%, 20% dari mendengar, 30% dari yang dilihat, 95% dari mengucapkan apa yang sedang dilakukan dan mengajarkan pada orang lain.

Menurut Deporter (2000) ada faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Antara lain faktor fisik, emosional, sosiologis, baik dengan cahaya yang terang, selain itu ada yang memilih figur otoriter seperti orang tua, guru atau lebih memilih mengerjakannya sendiri yang paling efektif, menggunakan musik dan lebih suka dengan ruangan yang rapi.


(56)

Menurut Sugianto (2009) setiap keluarga dapat berpartisipasi dalam mengamati gaya belajar masing-masing anak. Sehingga memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan anak dalam menerima materi pelajaran secara optimal. Keluarga dapat melakukan modifikasi gaya belajar anak agar mudah diterima anak. Menurut Handayani (2004, dalam penelitian Dianrafika, 2009) bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan keluarga agar anaknya memiliki prestasi yang baik adalah dengan menemukan gaya belajar anak dan menerima anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Menurut Emirina (2009) kemunculan gaya belajar ditentukan oleh stimulus yang diberikan oleh keluarga pada masing-masing indra anak. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan dongeng akan terbiasa untuk mengasa kemampuan pendengaranya dan cepat merespon ucapan. Sehingga anak akan cenderung pada gaya belajar auditorial. Sedangkan anak seorang pelukis yang sebagian waktunya lebih terfokus mengamati detail-detail gambar orang tuanya akan memiliki gaya belajar visual.

Menurut Deporter (2003) terdapat tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, kinestetik. Gaya belajar visual belajar melalui apa yang dilihat, gaya belajar auditorial dengan cara mendengar dan gaya belajar kinestetik belajar dengan gerak, bekerja, dan menyentuh. Selain ketiga gaya belajar tersebut ada gaya belajar campuran misalnya visual dan auditorial, visual dan kinestetik atau gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik Meskipun sebagian besar orang memiliki potensi untuk memberdayakan ketiga gaya belajar tersebut, tetapi


(57)

hampir setiap orang memiliki kecenderungan utama terhadap salah satu gaya belajar yang berperan sebagai filter dalam pembelajaran


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga dalam proses belajar anak usia sekolah yang paling banyak yaitu peran keluarga dalam kategori baik (72,2 %).

6.1.2 Penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang banyak dipilih anak usia sekolah adalah gaya belajar visual (51,9%).

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Praktek Keperawatan

Diharapkan dalam praktek keperawatan dapat mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak. Sehingga perlu memberikan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan peran keluarga sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak dan asuhan keperawatan yang komrehensif dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian dapat digunakan pendidikan keperawatan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak sehingga dapat meningkatkan keterlibatan keluarga secara optimal dalam proses belajar anak. Kepada pendidikan


(59)

keperawatan diharapakan dapat memberikan informasi baik dalam bentuk penyuluhan berupa media cetak seperti leflet.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan peran keluarga dan gaya belajar terhadap prestasi belajar anak. Penelitian selanjutnya juga perlu melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi anak untuk membantu mengoptimalkan peran keluarga sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arysetyono. (2009). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Pola Asuh Anak Pada Masyarakat Desa Campurejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. November 2011

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Bulkis, l.(2008). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Pertiwi Disamakan Makasar. Pada tanggal 15 Februari 2012

Departemen Pendidikan Nasional Balitbang-Puslitjaknov 2008. Makalah Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif Untuk pendidikanDasar.http://puslitjaknov.org/data/file/2008/UNESA

Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi.. Dibuka Pada tanggal 8 januari 2012

DePorter, B & Hernacki, M. (2000). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Dianrafika. (2009). Perbandingan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa.Diambil pad 12 November2011

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emirina.(2009). Gaya Belajar Pada Anak. Diambil pada tanggal 8 januari 2012


(61)

Hasbullah. (1999). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, B.E. (1999). Psikologi perkembangan; Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga. Ikhsan, F. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mubarak, W.I, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nugraha, A & Ratnawati, N. (2011). Peran Keluarga Dalam Belajar Anak. Dibuka pada http:// www. google.com pada tanggal 19 Maret 20011. Polit, D.F & Hungler, B.P (1995). Nursing research; Principle and metods. (5th

ed). Philadelphia: J. B Lippincott Company.

Sandoro. (2005). Pengaruh Kepedulian Orang Tua Terhadap Perilaku Belajar Siswa Kelas III Sukowati Sragen. Dibuka pada maret 2011.

Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiawati,S, & Dermawan, A. C. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slameto. (2003). Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Dan Hubunganya Dengan Prestasi Belajarnya. http://re-searchengines.com. Salemo2/html. Pada tanggal 19 maret 2011.


(62)

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana. (1992). Metode Statistik. Edisi Kelima. Bandung: Tarsito.

Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wahyuningtias.S.T. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Siswa. Dibuka pada tanggal 10 november 2011


(63)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Peran Keluarga Dan Gaya Belajar Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Indra kasih Kecamatan Medan Tembung

Indah Permata Nauli Nasution 101121019

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah.

Saya mengharapkan partisipasi Anda yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner. Identitas dan jawaban Anda akan dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan. Anda dapat memilih untuk menghentikan atau menolak berpartisipasi dalam penelitian ini kapan pun tanpa ada tekanan.

Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, tolong perhatikan petunjuk pengisian kuesioner dalam pertanyaan-pertanyaan yang ada dan menandatangani formulir persetujuan ini. Terimakasih atas perhatian dan partisipasi yang Anda berikan.

Medan, Oktober 2011

Responden


(64)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

PERAN KELUARGA DAN GAYA BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH

Petunjuk Pengisisaan :

1 Saudara diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada.

2 Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist pada tempat yang tersedia.

3 Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

A.DATA DEMOGRAFI

1 Nama :

2 Hubungan dengan keluarga : 1. ( ) Ayah 3. ( ) kakak

2. ( ) Ibu 4. ( ) lain-lain sebutkan.... 3 Pendidikan terakhir : 1. ( ) Tidak/ belum sekolah

2. ( ) SD/ sederajat 3. ( ) SMP/ sederajat 4. ( ) SMU/ sederajat

5. ( ) Perguruan Tinggi (Diploma/Sarjana) 4 Suku : 1. ( ) Batak 4. ( ) Aceh

2. ( ) Jawa 5. ( ) Minang

3. ( ) Melayu 6. ( ) Lain-lain, sebutkan... 5 Agama : 1. ( ) Islam 3. ( ) Hindu


(65)

6 Pekerjaan : 1. ( ) PNS 4. ( ) Wiraswasta 2. ( ) Pegawai Swasta 5. ( ) Petani

3. ( ) Ibu Rumah Tangga 6. ( ) Lain-lain, 7 Penghasilan Keluarga : 1. ( ) < Rp. 1.000.000/bln

2. ( ) Rp. 1.500.000 - 2.500.000/bln 3. ( ) >Rp. 2.500.000/bln


(66)

B.KUESIONER PERAN KELUARGA

Anda dapat memilih salah satu diiantara empat jawaban dibawah ini :

• Tidak pernah (TP).

• Kadang-kadang (KK)

• Sering (S)

• Sangat Sering (SS)

No Peran Keluarga Jawaban

TP KK S SS

1. Penyedia Fasilitas Belajar

1) Keluarga menyediakan ruangan untuk belajar anak di rumah.

2) Keluarga membelikan buku dan alat tulis untuk belajar anak.

3) Keluarga membantu anak dalam menyusun jadwal kegiatan belajar.

4) Keluarga menandatangani buku konsultasi atau PR

5) Keluarga membantu anak dalam mengatur jadwal kegiatan diluar belajar.

2. Pendidik

1) Keluarga mengajarkan anak agar belajar dan sekolah yang rajin.

2) Keluarga menegur anak jika anak malas belajar.

3) Keluarga mengajarkan agar anak memperhatiakan guru ketika mengajar. 4) Keluarga mengajarkan anak agar belajar


(67)

memperoleh nilai yang bagus.

5) Keluarga memberitahu hal-hal yang boleh dilakukan anak di sekolah dan di rumah saat belajar.

3. Pembimbing

1) Keluarga menanyakan kesulitan belajar yang dialami anak di sekolah atau di rumah 2) Keluarga memeriksa tugas dan PR yang

dikerjakan oleh anak di sekolah.

3) Keluarga menanyakan nilai atau hasil yang di peroleh anak tiap semester.

4) Keluarga mendampingi anak ketika belajar di rumah.

5) Keluarga membantu anak dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan belajar.

4. Model Atau Teladan Hidup

1) Keluarga menyuruh anak agar belajar sesuai dengan jadwal.

2) Keluarga memberi semangat kepada anak untuk belajar.

3) Keluarga melarang anak menonton tv diatas jam sembilan malam.

4) Keluarga mendampingi anak ketika menonton tv.

5) Keluarga membaca buku, majalah atau koran.


(68)

C. KUESIONER GAYA BELAJAR

Anda dapat memilih diantara dua jawaban dibawah ini :

• Ya

• Tidak

No Gaya Belajar Jawaban

Ya Tidak

1 Visual

1) Anak belajar dengan variasi warna dan gambar/simbol.

2) Anak lebih ingat apa yang dilihat dari pada yang didengar.

3) Anak lebih suka membaca dari pada dibacakan.

4) Anak menyusun jadwal pelajaran dengan variasi warna.

2. Auditorial

1) Anak mudah terganggu dengan keributan. 2) Anak lebih baik mengeja keras-keras dari

pada menuliskanya.

3) Anak menggunakan musik pada saat belajar.

4) Anak belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.

3. Kinestetik

1) Anak menggetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat belajar.

2) Anak menghafal sambil melakukan aktifitas yang lain.


(69)

3) Anak menggunakan jari untuk menunjuk pada saat membaca.

4) Anak belajar sambil memperagakanya.


(70)

Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juli Agustus Sebtember Oktober November Desember Januari I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Mengajukan judul penelitian

2. Perbaikan judul penelitian

3. Konsultasi bab 1

4. Perbaikan bab 1 dan

konsultasi bab 2

5. Konsultasi bab 3 dan 4

6. Perbaikan bab 3 dan 4,

konsultasi alat instrument

7. Perbaikan bab 4 dan alat

instrument

8. Perbaikan sampel dan alat

instrument

9. Perbaikan alat instrumen

10. Pengumpulan proposal

penelitian yang telah disetujui

11. Ujian seminar proposal

penelitian

12. Perbaikan proposal

13. Uji validitas instrumen

14. Reliabilitas intrumen

15. Penelitian

16. Konsul bab 5

17. Perbaikan bab5

18. Perbaikan bab 5, konsul bab 6


(71)

Lampiran 4

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

No Kegiatan Biaya

1. Mengkopi bahan tinjauan pustaka 100.000

2. Biaya internet 200.000

3. Pembuatan bab 1 dan 2 50.000

4. Perbaikan bab 1 dan 2 100.000

5. Pembuatan bab 3 dan 4 30.000

6. Perbaikan bab 3 dan 4 50.000

7. Membuat kuesioner 6.000

8. Perbaikan kuesioner 6.000

9. Mengcopi proposal 3 rangkap 50.000

10. Menjilid proposal penelitian 3 rabgkap 6.000

11. Biaya transportasi 50.000

12 Pembuatan bab 5 dan 6 20.000

13. Mengcopy kuesioner untuk responden 100.000

14, Mengcopy dan menjilid skripsi 100.000

15 Biaya tak terduga 200.000


(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

Lampiran 6

Tabel Kerja Uji Reliabilitas Gaya Belajar Dengan Menggunakan Rumus KR-21

No Gaya Belajar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 X X2

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 121

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8 64

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 8 64

6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 121

8 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 6 36

9 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 36

10 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 36

Np ∑X= 91 ∑X2= 887


(77)

= 5, 89


(78)

Reliabilitas Peran Keluarga

1,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 3,00 3,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 1,00 4,00 4,00 2,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 4,00 3,00 2,00 1,00 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00


(1)

Pertanyaan 14

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid

kadang-kadang 24 30,4 30,4 30,4

sering 30 38,0 38,0 68,4

sangat sering 25 31,6 31,6 100,0

Total 79 100,0 100,0

Pertanyaan 15

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2,5 2,5 2,5

kadang-kadang 18 22,8 22,8 25,3

sering 39 49,4 49,4 74,7

sangat sering 20 25,3 25,3 100,0

Total 79 100,0 100,0

Pertanyaan 16

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2,5 2,5 2,5

kadang-kadang 9 11,4 11,4 13,9

sering 31 39,2 39,2 53,2

sangat sering 37 46,8 46,8 100,0

Total 79 100,0 100,0

Pertanyaan 17

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 3 3,8 3,8 3,8

kadang-kadang 5 6,3 6,3 10,1

sering 22 27,8 27,8 38,0

sangat sering 49 62,0 62,0 100,0


(2)

Pertanyaan 18

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 5 6,3 6,3 6,3

kadang-kadang 10 12,7 12,7 19,0

sering 29 36,7 36,7 55,7

sangat sering 35 44,3 44,3 100,0

Total 79 100,0 100,0

Pertanyaan 19

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 4 5,1 5,1 5,1

kadang-kadang 22 27,8 27,8 32,9

sering 34 43,0 43,0 75,9

sangat sering 19 24,1 24,1 100,0

Total 79 100,0 100,0

Pertanyaan 20

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 3 3,8 3,8 3,8

kadang-kadang 22 27,8 27,8 31,6

sering 29 36,7 36,7 68,4

sangat sering 25 31,6 31,6 100,0

Total 79 100,0 100,0

Peran keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 57 72,2 72,2 72,2

Cukup 22 27,8 27,8 100,0


(3)

C. DATA SPSS GAYA BELAJAR Frequencies

Gaya belajar 1

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 29 36,7 36,7 36,7

ya 50 63,3 63,3 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 2

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 9 11,4 11,4 11,4

ya 70 88,6 88,6 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya Belajar 3

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 10,1 10,1 10,1

ya 71 89,9 89,9 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 4

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 41 51,9 51,9 51,9

ya 38 48,1 48,1 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 5

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 2 2,5 2,5 2,5

ya 77 97,5 97,5 100,0


(4)

Gaya belajar 6

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 63 79,7 79,7 79,7

ya 16 20,3 20,3 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 7

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 54 68,4 68,4 68,4

ya 25 31,6 31,6 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 8

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 20 25,3 25,3 25,3

ya 59 74,7 74,7 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 9

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 36 45,6 45,6 45,6

ya 43 54,4 54,4 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya belajar 10

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 44 55,7 55,7 55,7

ya 35 44,3 44,3 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gayabelajar 11

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 40 50,6 50,6 50,6

ya 39 49,4 49,4 100,0


(5)

Gaya belajar 12

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 53 67,1 67,1 67,1

ya 26 32,9 32,9 100,0

Total 79 100,0 100,0

Gaya Belajar

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid visual 41 51,9 51,9 51,9

auditorial 7 8,9 8,9 60,8

kinestetik 5 6,3 6,3 67,1

visual dan auditorial 12 15,2 15,2 82,3

visual dan kinestetik 4 5,1 5,1 87,3

auditorial dan

kinestetik 2 2,5 2,5 89,9

visual, auditorial dan

kinestetik 8 10,1 10,1 100,0


(6)

Lampiran 7

Daftar Riwayat Hidup

I. Identitas

Nama : Indah Permata Nauli Nasution

Nim : 101121027

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 03-Juli-1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bhayangkara G. Keluarga No. 35 Medan

II.Nama Orang Tua

Ayah : Palid Nasution, BBA (Alm) Ibu : Hj. Imah Juliati Nasution

III. Riwayat Pendidikan

SD Swasta Joshua Medan (1995 – 2001) SLTP N 27 Medan (2001 – 2004) SMA Swasta Dharmawangsa Medan (2004 – 2007) D-III Keperawatan USU Medan (2007 – 2010) Ekstensi Keperawatan USU Medan (2010 – sekarang)