LCN Load Classification Number adalah angka yang menunjukkan kekuatan daya dukung tanah dasar bandar udara terhadap pesawat yang boleh
beroperasi di bandara tersebut dimana bila angka LCN perkerasan lapangan terbang lebih besar daripada LCN pesawat, maka dapat disimpulkan pesawat dapat mendarat
di lapangan terbang tersebut dengan selamat. Metode Load Classification Number juga sangat tergantung kepada geometrik roda pendaratan pesawat, beban roda tiap
pesawat dan tekanan roda pesawat.
3.3.1 Menentukan Pesawat Rencana
Pemilihan pesawat rencana tidak mutlak didasarkan besarnya beban pesawat, tetapi dipilih jenis pesawat yang mempunyai jumlah lintasan tahunan yang banyak
sehingga membutuhkan perkerasan yang paling tebal.
3.3.2 Menentukan Equivalent Single Wheel Load ESWL
Pesawat CN 235-100 adalah pesawat berbadan kecil yang memiliki konfigurasi roda pendaratan roda ganda yang memikul 95 berat total pesawat,
terbagi menjadi 2 bagian konfigurasi roda. Dianggap tiap roda memiliki tekanan roda contact pressure yang sama besar. Untuk merencanakan roda pesawat tunggal
terlebih dahulu harus menghitung Equivalent Single Wheel Load ESWL pesawat.
Log ESWL = Log Pd + 3.6
Dimana : Pd = beban yang diterima oleh roda
d = Jarak sisi terdekat antara kedua roda z = Jarak antara roda depan dan belakang
3.3.3 Menentukan Garis Kontak Area Pesawat
Universitas Sumatera Utara
Sebelumnya sudah direncanakan bahwa pesawat CN 235-100 memeiliki tekanan roda pesawat sebesar 120 psi, maka dengan diketahuinya Equivalent Single
Wheel Load ESWL pesawat dan tekanan roda pesawat maka dapat ditentukan kontak area pesawat dengan menggunakan rumus :
K = 3.7
Dimana : K = Kontak area pesawat lbspsi
W
=
Beban pesawat yang dipikul roda lbs
=
Tekanan udara pada roda psi
3.3.4 Menentukan Tebal Perkerasan
Grafik-grafik pada gambar di bawah ini menunjukkan ketebalan perkerasan total yang dibutuhkan tebal pondasi bawah + tebal pondasi atas + tebal lapisan
permukaan. Beban lalu-lintas pesawat pada umumnya akan disebarkan pada daerah lateral dari permukaan perkerasan selama operasional. Oleh karena itu LCN juga
memperbolehkan perubahan tebal perkerasan pada pemukaan yang berbeda-beda Perencanaan perkerasan yang dikembangkan oleh LCN ini adalah perencanaan untuk
masa umur rencana, dimana selama masa layan tersebut harus tetap dilakukan pemeliharaan secara berkala. Untuk perencanaan tebal perkerasan pada metode LCN
ada beberapa kurva yang dijadikan sebagai acuan, berikut adalah kurva perencanaan untuk metode LCN :
Universitas Sumatera Utara
Grafik 3.2 Load Classification Number untuk perencanaan perkerasan flexible
Sumber : Horonjeff, 1993 .
Grafik 3.3 Kurva perencanaan perkerasan flexible
Sumber : Basuki, 1986
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Flowchart Metode CBR
Sumber
:
Basuki, 1986 .
Parameter Metode CBR
•
Data pesawat rencana Design Aircraft
• Data lintasan tahunan pesawat rencana
• Data CBR rencana
Menentukan Tipe Roda Pendaratan Single Gear
Menentukan Tebal Perkerasan
•
Lapisan permukaan Surface Course
•
Lapisan pondasi Base Course
•
Lapisan pondasi bawah Subbase Course
•
Menentukan ESWL Equivalent Single Wheel Load
Menentukan Pesawat Rencana
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Flowchart Metode FAA
Sumber
:
Basuki, 1986 .
Parameter Metode FAA
•
Data pesawat rencana Design Aircraft
• Data perkiraan volume lalu lintas pesawat
rencana •
Data CBR rencana
Menentukan Tipe Roda Pendaratan Pesawat Rencana Single Gear, R2
Menentukan Tebal Perkerasan
•
Lapisan permukaan Surface Course
•
Lapisan pondasi Base Course
•
Lapisan pondasi bawah Subbase Course
•
Menentukan Jumlah Keberangkatan Tahunan Pesawat
Menentukan Beban Roda Pesawat Rencana Utama Wheel Load, W1
Menentukan Beban Roda Setiap Pesawat Rencana Wheel Load, W2
Menentukan Keberangkatan Tahunan Ekivalen dari Setiap Pesawat Rencana
Equivalent Annual Departure, R1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Flowchart Metode LCN
Sumber
:
Basuki, 1986 .
Parameter Metode LCN
•
Data pesawat rencana Design Aircraft
• Data CBR rencana
• Data lintasan tahunan pesawat rencana
•
Menentukan ESWL Equivalent Single Wheel Load
Menentukan Garis Kontak Area Pesawat Rencana
Grafik yang Dipakai :
•
Grafik Load Classification Number
• Grafik perencanaan tebal perkerasan flexibel
Menentukan Tebal Perkerasan
•
Lapisan permukaan Surface Course
•
Lapisan pondasi Base Course
•
Lapisan pondasi bawah Subbase Course
•
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS
4.1 Data Pesawat Rencana
Dalam analisis penulisan ini, terlebih dahulu dikumpulkan data mengenai jumlah lalu lintas pesawat yang beroperasi dan kondisi tanah dasar. Untuk aplikasi perhitungan
menggunakan contoh data dari lapangan terbang pada bandar udara Padang Bolak, Tapanuli Selatan. Dimana keberangkatan tahunan pesawat yang dimaksud disini
adalah masih berupa analisa saja, karena belum beroperasi sepenuhnya Bandara Madina. Dari data yang diperoleh maka dapat ditentukan jumlah lintasan pesawat
tahunan yang direncanakan dengan cara mengalikan jumlah penerbangan setiap minggunya dalam satu tahun dengan anggapan 1 tahun terdiri dari 52 minggu
sehingga didapatkan hasil perkiraan jumlah lintasan tahunan.
Tabel 4.1 Data perkiraan pesawat rencana
No. Jenis
pesawat Jumlah
PenerbanganKed atangan per
Minggu Tingkat
keberangkatan tahunan
Tingkat Kedatangan
tahunan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. CN 235-100
BN-2 DHC-5
DHC-6 DHC-7
F-27 CN 235-10
6 6
6 6
6 6
6 312
312 312
312 312
312 312
312 312
312 312
312 312
312 Sumber : Horonjeff, 1993
Universitas Sumatera Utara