dapat langsung dimasukkan kedalam screw press. Tipe alat pengepress berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal single screw press atau
pengepres berulir ganda twin screw press Hambali, 2006. Salah satu kelebihan pengepresan dengan menggunakan ulir adalah dapat
dilakukan secara kontinu sehingga kapasitas produksi menjadi lebih besar. Biji jarak dapat dimasukkan kedalam alat pengepres secara kontinu, lalu minyak akan
mengalir keluar dari biji akibat pengepresan oleh ulir screw. Kemudian, minyak dapat keluar dan langsung terpisah dari ampas bungkil yang keluar pada bagian
ujung ulir Hambali, 2006.
2.3 Minyak Dan Lemak
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-
buahan, kacang-kacangan, biji-bijian. Dalam jaringan hewan lemak terdapat pada hamper seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose
dantulang sumsum Ketaren, 1986. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk trigliseridanya dan hanya
berbeda dalam bentuk wujud. Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat-sifat fisikokimia tiap jenis minyak berbeda-beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan
sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan Ketaren, 1986.
2.3.1 Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar
Adapun sifat fisik dari minyak jarak yaitu :
Sifat fisik Satuan
Nilai
Titik nyala Flash point C
236 Densitas pada 15
o
C gcm
3
0,9177
Universitas Sumatera Utara
Viskositas pada 30
o
C mm
2
s 49,15
Residu karbon mm
0,34 Kadar abu sulfat
mm 0,007
Titik tuang C
-2,5 Kadar air
Ppm 935
Kadar sulfur Ppm
1 Bilangan Asam
mg KOHg 4,75
Bilangan Iod g iod100 g minyak
96,5
Tabel 2. Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar Hambali, 2006. 2.3.2 Kandungan Dan Kegunaan
Bahan kimia yang trakndung dalam tumbuhan Jarak Pagar diantaranya α-
amirin, kampesterol, β-sitosterol, 7-ketosittosterol, dan HCN. Efek farmakologisnya
diantaranya melancarkan peredaran darah, menghilangkan bengkak, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan gatal Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI
3
, 2009.
2.4 Esterifikasi
Metil ester dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui proses transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah penggantian
gugus alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis. Namun berbeda dengan hidrolisis, pada proses
transesterifikasi yang digunakan bukanlah air melainkan alkohol. Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi agar bergerak ke
kanan agar dihasilkan metil ester maka perlu digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan. Hambali, 2006.
Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
Universitas Sumatera Utara
katalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan kandungan asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat menghambat reaksi yang
diharapkan Hambali, 2006. Reaksi transesterifikasi trigliserida dengan etanol adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Reaksi transesterifikasi 2.5 Sulfonasi
Asam lemak dengan α-tersulfonasi memiliki aplikasi yang sangat luas dan memiliki sifat biologis yang baik sebagai surfaktan. Sebuah teknik untuk
memproduksi mensulfonasi asam lemak dengan menggunakan kondisi rekasi khusus sangat mungkin dilakukan tanpa menggunakan pelarut. Penggunaan gas SO
3
memberikan hasil dengan rendemen 97 Stein, 1975.
2.5.1 Metil Ester Sulfonat
Surfaktan dapat disintesis dari minyak nabati melalui senyawa antara metil ester asam lemak fatty acid methyl ester dan alkohol lemak fatty alcohol. Salah
satu proses untuk menghasilkan surfaktan adalah proses sulfonasi terhadap metil ester menghasilkan metil ester sulfonat MES. Proses sulfonasi terjadi dengan
mereaksikan pereaksi pensulfonasi seperti gas SO
3
, H
2
SO
4
berasap, NaHSO
3
dengan metil ester asam lemak. Disebut sulfonasi karena proses ini melibatkan
Universitas Sumatera Utara
penambahan gugus sulfon pada senyawa organik Nightingale, 1987; Schwuger and Lewandowski, 1995.
Surfaktan digunakan dalam jumlah besar pada berbagai produk kosmetik dan farmasi, detergen dan produk-produk pembersih lainnya. Biasanya setelah