Minyak Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA

O O O C C C O O O 7 7 7 R R R H 2 Raney Ni Hidrogenasi Partial O O O C C C O O O 7 7 7 R R R Trigliseriada cair Trigliserida padat Gambar 2.5. Reaksi Hidrogenasi Partial Minyak Trigliseriada yang dihasilkan biasanya digunakan sebagai bahan lemak margarin yang mana dalam proses ini mampu mengubah minyak menjadi setengah padat. Dengan cara tersebut dapat menghindari terjadinya proses oksidasi lemak yang mengakibatkan ketengikan Hauman, 1997. Sebaliknya proses hidrogenasi dapat mengakibatkan terbentuknya asam lemak trans 60. Kadar yang tinggi dari asam lemak bentuk trans dalam menu makanan dapat menimbulkan resiko penyakit jantung koroner. Pada umumnya asam lemak dari minyak nabati yang mengalami hidrogenasi adalah asam oleat C 18:1 , linoleatC 18:2 maupun linolenat C 18:3 .

2.2. Minyak Kelapa Sawit

Tabel 2.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit Minya inti sawit Asam kaprilat - 3 – 4 Asam kaproat - 3 – 7 Asam laurat - 46 – 52 Asam miristat 1,1 – 2.5 14 – 17 Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9 Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5 Asam oleat 39 – 45 13 – 19 Asam linoleat 7 – 11 0,5 – 2 Sumber : Eckey, 1955. Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dengan nama kerajaan plantae, divisi magnoliophyta, kelas liliopsida, ordo arecales, famili arecaceae dan genus elaeis, Universitas Sumatera Utara mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.

2.2.1. Sifat fisio-kimia Minyak Kelapa Sawit

Sifat fisio-kimia biasanya berada dalam suatu kisaran nilai, dan karena perbedaanya cukup kecil, nilai tersebut dinamakan konstanta. Konstanta fisik yang dianggap cukup penting adalah berat jenis, indeks bias, dan titik cair; sedangkan konstanta kimia yang penting adalah bilangan iod, bilangan penyabunan, bilangan asam, bilanagan reichert meisel, bilangan polenske, dan residu fraksi tak tersabunkan. Sifat lainnya dari asam lemak dicerminkan oleh sifat rantai hidrokarbon. Secara alamiah asam lemak jenuh yang mengandung atom karbon C 1 – C 8 berbentuk cair, sedangkan jika lebih besar dari C 8 akan berwujud padat. Asam stearat C 18 mempunyai titik cair 70 o C, tetapi dengan adanya 1 ikatan rangkap maka titik cair turun mencapai 14 o C. Makin banyak jumlah ikatan rangkap pada suatu rantai karbon tertentu maka titik cairnya semakin rendah Ketaren, 2008. Tabel 2.2. Sifat fisio-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit Sifat minyak sawit minyak inti sawit Bobot jenis pada suhu kamar 0.900 0.900 – 0.913 Indeks bias D 40 o C 1.4565 – 1.4585 1.495 – 1.415 Bilangan iod 48 – 56 14 – 20 Bilangan penyabunan 196 – 205 244 – 254 Sumber : krischenbauer, 1960.

2.2.2. RBDOlein dan RBDStearin

Proses pengolahan minyak kelapa sawit atau CPO menjadi RBDOlein, RBDStearin dilakukan melalui dua tahapan proses yaitu tahap pemurnian refinery dan tahap fraksinasi kering dry fractionation. Tahap Pemurnian refinery adalah proses penghilangan getah gum, proses pemucatan bleaching dan proses penghilangan bau serta pengurangan kadar asam lemak bebas yang dikenal dengan proses deodorisasi. Sedangkan tahap fraksinasi kering adalah proses pemisahan antara Universitas Sumatera Utara fraksi cair olein dan fraksi padat stearin yang terbagi dalam dua bagian proses , yaitu kristalisasi dan filtrasi penyaringan. Proses Penyulingan Minyak Kelapa Sawit Gambar 2.6. Proses Penyulingan Minyak Kelapa Sawit Pemisahan fraksi olein dan fraksi stearin didasarkan atas perbedaan titik cairnya. Fraksi olein mempunyai titik cair yang lebih rendah dibandingkan dengan fraksi stearin karena rendahnyan kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak tidak jenuhnya. Untuk menghasilkan super olein, minyak sawit mengalami dua kali penyaringan. RBDOlein hasil fraksinasi pertama dikristalisasi kembali sehingga menghasilkan fraksi cair berupa super olein dan fraksi padat berupa PMF Palm Mid Fraction. Filtrasi merupakan proses pemisahan bahan CPO Degumming penghilangan getah Bleaching pemucatan Refining pemurnian Deodorizing penghilangan bau Bleaching pemucatan RBDPO Winterization pendinginan RBDPStearin RBDPOleoin Margarin, Shortening Industri sabun dan deterjen Universitas Sumatera Utara secara mekanis berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel yang dimiliki. Dalam proses dengan fraksinasi, filter yang digunakan adalah membran press filter Alfian, 2005.

2.2.3. RBDPKO RBDPKO Refined, Bleached and Deodorized Palm Kernel Oil adalah

minyak mentah dari inti kelapa sawit CPKO setelah dilakukan proses degumming penghilangan getah, bleaching pemucatan, dilanjutkan dengan deodorizing diperoleh minyak yang disebut RBDPKO Refined, Bleached and Deodorized Palm Kernel Oil. Minyak inti sawit yang baik berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Tabel 2.3. Komposisi rata – rata inti sawit Komponen Jumlah Minyak 47 – 52 Air 6 – 8 Protein 7.5 – 9.0 Extractable non nitrogen 23 – 24 Selulosa 5 Abu 2 Sumber : Bailey, 1950.

2.3. Asam Lemak