FLOWCHART PERCOBAAN METODE PENELITIAN

24 2. Timbang sampel sesuai tabel 3.2. 3. Tambahkan KOH alkoholik larutan 40 gram KOH dalam 1 liter alkohol destilasi sebanyak 25 ml. 4. Didihkan sampel uji sampai benar-benar tersabunkan minimal 30 menit. 5. Dinginkan erlenmeyer ddengan aqudest. 6. Setelah erlenmeyer dingin,, tambahkan 1 ml Phenolphthalein 1 dan dititer dengan HCl 0,5M hingga warna merah jambu hilang. 7. Dicatat volume pentiter.   W V V x N x 56,1 penyabunan Bilangan s b   Dimana: N = Molaritas HCl V b = Volume HCl yang digunakan untuk mentiter blanko V s = Volume HCl yang digunakan untuk mentiter sampel W = Berat sampel Tabel 3.2 Berat Sampel Untuk Analisis Bilangan Penyabunan Angka asam Berat sampel gram 150 – 200 2,2 – 1,8 200 – 250 1,7 – 1,4 250 – 300 1,3 – 1,2 75 1,1 – 1,0 3.5.4 Analisis Kadar Air Analisis kadar air dilakukan di Laboratorium Oleokimia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit menggunakan instrumen METTLER TOLEDO DL 32 Karl Fischer Coulometer. Gambar 3.4 Alat Instrumen METTLER TOLEDO DL 32 Karl Fischer Coulometer 25 3.5.5 Analisis Bilangan Peroksida Analisis bilangan peroksida dilakukan di Laboratorium Oleokimia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit menggunakan standar AOCS Cd 8b-90 1989 dengan prosedur sebagai berikut: 1. Timbang sampel sesuai dengan tabel 3.3 kedalam erlenmeyer bertutup dan tambahkan 50 ml karutan asam asetat dan isooktan. 2. Diaduk dan ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh. 3. Dibiarkan selama 1 menit kemudian dikocok 3 kali dan ditambahkan 30 ml aquadest. 4. Dititer dengan larutan Natrium Thiosulfat 0,1 M hingga warna kuning hampir hilang. 5. Tambahkan 0,5 ml larutan indikator starch. 6. Dititer sampai warna biru tepat hilang. 7. Dicatat volume pentiter.   W V V x N x 1000 peroksida Bilangan b s   Dimana: N = Molaritas Natrium Thiosulfat V s = Volume HCl yang digunakan untuk mentiter sampel V b = Volume HCl yang digunakan untuk mentiter blanko W = Berat sampel Tabel 3.3 Berat Sampel Untuk Analisis Bilangan Peroksida Bilangan Peroksida Berat sampel gram – 12 5,0 – 2,0 12 – 20 2,0 – 1,2 20 – 30 1,2 – 0,8 30 – 50 0,8 – 0,5 50 – 90 0,5 – 0,3