bertalenta, kemudahan memperoleh tenaga kerja terampil, pembayaran upah sesuai produktivitas, kapasitas inovasi, dan indek kompleksitas ekonomi. tingkat daya serap
teknologi perusahaan, artikel dalam jurnal sain dan teknikal per seribu penduduk, 3
Pelatihan meliputi pelatihan staf dan layanan pelatihan. Pilar 4: Lingkungan, mengukur aspek penunjang yang dapat meningkatkan nilai modal, yaitu:
1 Infrastruktur meliputi pengguna mobil, pengguna internet, dan kualitas angDenpasar
Baratn domestik. 2
Kolaborasi meliputi keadaan kluster pembangunan, dan kolaborasi litbang dunia usaha dan universitas.
3 Kerangka hukum diukur dari indek melaksanakan usaha, perlindungan jaring pengaman
sosial, dan perlindungan HAKI. 4
Mobilitas sosial.
2.1.10 Masa Kerja
Masa Kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas
– tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik Foster,2001. Masa kerja atau pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau
keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan Manulang, 1984 : 15.
2.1.11 Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing – masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek. Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting
dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini
ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga
keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya Friedman, 1998. 2.1.12 Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara 2003 tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dengan demikian Hariandja 2002 menyatakan bahwa tingkat
pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan.
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 2003, indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari:
a Pendidikan dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 sembilan tahun pertama masa sekolah
anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. b
Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. c
Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar
nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik
bagi perusahaan. Menurut Payaman J. Simanjuntak 2001 hubungan antara tingkat pendapatan terhadap
tingkat pendidikan adalah karena dengan mengasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat produktifitas pekerja dan pada akhirnya
mempengaruhi tingkat pendapatan mereka. Pengertian ini dianut oleh golongan yang menamakan dirinya dengan teori Human Capital. Teori ini juga berkeyakinan bahwa tingkat
pendidikan yang tinggi akan menunjang pertumbuhan ekonomi dan mereka juga memiliki anggapan bahwa pendidikan formal adalah suatu investasi bagi individu maupun bagi
masyarakat. Tamatan SLTA tidak melanjutkan sekolah dan langsung bekerja maka akan mendapatkan penghasilan selama kurun waktu 40 tahun karena ia bekerja mulai umur 20 tahun
sampai dengan umur 60 tahun.
2.1.13 Jarak Tempat Tinggal