4. Signatura: yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan
interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
5. Subscrioptio: yaitu tanda tanganparaf dokter penulis resep berguna
sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut. 6.
Pro diperuntukkan: dicantumkan nama dan umur pasien. Untuk obat narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien bertujuan untuk
pelaporan ke Dinkes setempat.
2.3.4 Prinsip Penulisan Resep di Indonesia
Setiap negara memiliki ketentuan berbeda tentang informasi apa yang harus tercantum dalam sebuah resep yaitu obat ditulis dengan nama patendagang, generik,
resmi atau kimia, karakteristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantun pada label kemasan, resep ditulis dengan jelas di kop resep resmi, bentuk sediaan dan
jumlah obat ditentukan dokter penulis resep, Signatura ditulis dalam singkatan
bahasa latin, Pro atau peruntukan dinyatakan dengan umur pasien Jas, 2009.
Di Indonesia, persyaratan administrasi yang harus dimiliki resep ditetapkan menurut
Surat Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor
1027MENKESSKIX2004, meliputi nama dokter, SIP, dan alamat dokter; tanggal penulisan resep; tanda tangan atau paraf dokter; nama, alamat, umur, jenis kelamin,
dan berat badan pasien; nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta; cara pemakaian yang jelas; dan informasi lainnya
2.4 Kelengkapan Penulisan Resep
Resep merupakan bagian terpenting sebelum pasien menerima obat. Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep yang meliputi skrining
administrasi, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian klinis untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan.
Dokter harus menulis resep dengan lengkap dan jelas untuk menghindari salah presepsi antara penulis dan pembaca resep. Terjadinya kegagalan komunikasi dan
kejadian salah interpretasi antara dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan medikasi medication error yang dapat
berakibat fatal bagi pasien Cohen, 1999. Berdasarkan literatur, hasil kajian kelengkapan resep pediatri rawat jalan di
Kabupaten Gianyar diperoleh angka kejadian terkait kelengkapan administrasi yang berpotensi menimbulkan medication error sebesar 4,69. Angka kejadian yang
tergolong kecil bukan berarti masalah tersebut dapat diabaikan, karena kejadian yang terus menerus dapat memberi dampak buruk bagi pelayanan di rumah sakit Piliarta,
2012. Hasil penelitian dan analisis resep yang telah dilakukan di lima Apotek kota
Surakarta, diketahui kejadian kelengkapan administrasi resep yang ditulis antara lain, terjadi ketidaklengkapan nama dokter 0,66, nomor SIP 17,55, alamat dokter 0,16
, paraf dokter 21,68, tanggal penulisan resep 2,32, nama pasien 0,99, umur pasien 32,78, dan alamat pasien 55,80. Penelitian lain juga menunjukkan, dalam
penulisan resep sering kali terjadi penyimpangan dalam hal kelengkapan administrasi yang meliputi tanggal penulisan resep, SIP, alamat dokter, paraf dokter, dan
keterangan bentuk sediaan. Tidak lengkapnya tanggal penulisan dan paraf dokter membuat keabsahan atau keaslian resep diragukan Rahmawati dan Oetari, 2002.