Perpustakaan Perguruan Tinggi Profil Perpustakaan Sejarah dan Dinamika

commit to user 4. Tukar-menukar 5. Menggandakan 6. Menerbitkan 7. Kerjasama koleksi Sutarno NS, 2003:58

2.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Jika diterjemahkan secara sederhana definisi perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebuah perpustakaan yang didirikan di sebuah perguruan tinggi dengan sasaran utama pemakainya adalah masyarakat yang berada dalam perguruan tinggi tersebut. Namun beberapa para ahli menjelasakan definisi perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut, Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Noerhayati 1987:1, disebutkan bahwa: Pada hakikatnya Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Sedangkan pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo Basuki 1993:51, “Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”. commit to user

2.3 Pengadaan Bahan Pustaka

2.3.1 Definisi Pengadaan Bahan Pustaka

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna dalam penyediaan informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu menambah ragam koleksinya. Penambahan koleksi pada perpustakaan dapat dilakukan dengan cara pengadaan bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka sering juga disebut sebagai acquisition yaitu suatu kegiatan menambah koleksi suatu perpustakaan melalui berbagai macam cara berdasarkan pada suatu prosedur. Pengertian pengadaan bahan pustaka menurut Yuyu Yulia 2009:5.2, disebutkan bahwa : Pengadaan adalah terjemahan dari acquisition, yaitu kegiatan yang merupakan implementasi dari keputusan dalam melakukan seleksi yang mencakup semua kegiatan untuk mendapatkan bahan pustaka yang telah dipilih dengan cara membeli, tukar menukar dan hadiah termasuk dalam menyelesaikan administrasinya. Sedangkan pengertian pengadaan bahan pustaka secara singkat dipaparkan oleh Sutarno NS 2006:174, yaitu: “ Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.” Selanjutnya pengertian pengadaan Menurut soeatminah 1992:71 disebutkan bahwa: “Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan”. commit to user

2.3.2 Jenis Bahan Pustaka

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi bahan pustaka yang terdapat pada perpustakaan saat ini semakin beragam bentuknya, tidak hanya didominasi oleh koleksi berbentuk buku. Kini hasil karya pemikiran manusia dituangkan dalam berbagai jenis media, Baik yang tercetak maupun non cetak. Menurut Yuyu Yulia 2006:1.3, jenis-jenis bahan pustaka antara lain: 1. Karya Cetak Karya cetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti buku, terbitan berseri 2. Karya Noncetak Karya non cetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman vidio, rekaman gambar, dan sebagainya. 3. Bentuk Mikro Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. 4. Karya Dalam Bentuk Elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disk.

2.3.3 Tujuan dan Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka

Pada intinya kegiatan pengadaan bahan pustaka bertujuan untuk menambah koleksi perpustakaan guna menambah sumber informasi yang dibutuhkan pemustaka . Menurut Yuyu Yulia 2006:1.21, “Tujuan dari pengadaan bahan pustaka adalah untuk commit to user mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai masa kini dan masa mendatang” Sedangkan fungsi dari kegiatan pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Fungsi pengadaan bahan pustaka menurut Noerhayati 1987:144, disebutkan bahwa: Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menerima dan mencari buku-buku pesanan dari fakultas, meneliti tentang macam atau jenis bahan pustaka cetak maupun non cetakan mengusahakan kelengkapannya, mengadakan pengamatan langsung tentang buku-buku baru misalnya langsung menanyakan ke penerbit atau toko buku.

2.4 Prosedur Pengadaan Bahan Pustaka

2.4.1 Seleksi bahan pustaka

Sebelum melakukan proses pengadaan bahan pustaka terlebih dahulu dilakukan seleksi bahan pustaka karena prinsip penyeleksian bahan pustaka sangat penting dalam menunjang kemajuan suatu perpustakaan agar koleksi yang diadakan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Menurut Soetminah 1992:76, bahan pustaka yang dipilih harus sesuai dengan: 1. Minat dan kebutuhan pemakai 2. Tujuan, fungsi dan ruang lingkungan layanan perpustakaan. 3. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif. 4. Bahan pustaka memenuhi kwalitas persyaratan. commit to user Untuk melakukan seleksi bahan pustaka diperlukan orang yang memiliki pengetahuan luas. Pihak yang berwenang melakukan seleksi pada perpustakaan perguruan tinggi menurut Yuyu Yulia 2009:4.6 disebutkan bahwa: Pada perpustakaan perguruan tinggi , pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan dosen atau mungkin juga sebuah komisi penasihat pengawas perpustakaan yang dibentuk khusus dengan salah satu tugasnya adalah memilih atau menyarankan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi. Komisi itu bisa saja terdiri dari pustakawan, dosen, pimpinan fakultas, dan lain-lain. Mahasiswa boleh saja menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan. Dalam melakukan seleksi bahan pustaka diperlukan alat bantu seleksi untuk mempermudah pemilihan bahan pustaka. Menurut Syarikin Pangribuan 2009:8, jenis alat bantu seleksi yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Alat bantu seleksi Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka yang dipilih atau tidak, karena informasi yang diberikan tidak terbatas pada data bibliografi saja, dan keterangan lain yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat, tinjauan review dengan panjang yang bervariasi. Contoh alat bantu seleksi yaitu: a. Majalah tinjauan buku b. Resensi buku di surat kabar c. Katalog penerbit secara online pada web 2. Alat identifikasi dan verifikasi Yaitu alat bantu seleksi yang hanya menyantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang subjek tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk mengetahui verifikasi, judul, edisi, nama commit to user pengarang, harga dan lain-lain. Tepat dengan yang diinformasikan oleh pihak lain. Contoh alat identifikasi dan verifikasi adalah: a. Katalog penerbit b. Katalog induk c. Bibliografi d. Accession list, dan lain-lain.

2.4.2 Sistem pengadaan bahan pustaka

Untuk menambah koleksi suatu perpustakaan dapat dilakukan berbagai macam cara dengan prosedur tertentu sehingga dapat diperoleh bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Sulistyo Basuki 1993:222, perpustakaan membeli atau memperoleh buku dengan cara sebagai berikut: 1. Pembelian 2. Pertukaran 3. Hadiah 4. Keanggotaan organisasi Berikut adalah penjabaran dari masing-masing pernyataan Sulistyo Basuki di atas

2.4.2.1 Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian

Menambah koleksi bahan pustaka melalui pembelian merupakan cara yang sering dilakukan oleh perpustakaan, karena pembelian merupakan salah satu cara pengdaan bahan pustaka yang sangat mudah dan efektif. commit to user Menurut Yuyu Yulia 2009:5.7 pengadaan buku melalui pembelian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Pembelian secara langsung ke penerbit 2. Toko buku 3. Agen yang dikenal dengan istilah jobber atau vendor baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pembelian buku melalui penerbit dapat dilakukan melalui penerbit dalam negeri maupun penerbit luar negeri. Penerbit dalam negeri melayani pembelian yang berasal dari perpustakaan. namun penerbit asing hanya melayani pembelian yang bersal dari toko buku ataupun penjaja vendor sehingga perpustakaan indonesia jika ingin memiliki koleksi dari luar negeri harus membeli melalui toko buku. Pembelian melalui toko buku biasanya dilakukan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan sewaktu-waktu dengan eksemplar yang tidak banyak. Selain itu cara pembeliannya juga semakin dipermudah dengan tersedianya toko buku online. Selain melalui penerbit dan toko buku biasanya perpustakaan juga dapat melakukan pembelian melalui agen yang dikenal dengan istilah jobber atau vendor. Mereka memperoleh buku-buku dari penerbit, baik penerbit dari commit to user dalam maupun luar negeri dengan mendapatkan potongan harga lalu menyimpan buku-buku tersebut untuk kemudian dijual kepada toko buku dan perpustakaan.

2.4.2.2 Pengadaan bahan pustaka melalui pertukaran

Selain dengan cara membeli, cara lain yang dapat digunakan perpustakaan untuk menambah koleksinya adalah dengan cara tukar menukar. Sebelum melakukan kegiatan tukar menukar, kedua belah pihak perpustakaan terlebih dahulu membuat perjanjian yang berisi tentang bahan pertukarannya. Buku yang akan ditawarkan dan ditukarkan dengan perpustakaan lain adalah buku-buku yang memiliki duplikat atau buku yang tidak lagi diperlukan perpustakaan. Lalu perpustakaan mengirimkan penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan lain yang diperkirakan memiliki koleksi yang sesuai dengan buku yang ditawarkan. Tujuan dilakukannya pertukaran antar perpustakaan menurut Yuyu Yulia 2009:2.25, adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku, sebagai contoh terbitan pemerintah dan atau grey literatur 2. Mengeluarkan buku-buku hadiah yang tidak sesuai atau yang duplikat. 3. Mengembangkan kerja sama antar perpustakaan baik tingkat nasional maupun internasional. commit to user

2.4.2.3 Pengadaan bahan pustaka melalui hadiah

Pengadaan buku melalui hadiah sangat penting dilakukan untuk membangun koleksi perpustakaan. Buku sumbangan atau hadiah memberikan keuntungan besar bagi perpustakaan. Dengan menerima buku-buku sumbangan, perpustakaan dapat memenuhi koleksi perpustakaan tanpa mengeluarkan anggaran dana untuk melakukan pembelian bahan pustaka. namun sebelum menerima buku sumbangan hendaknya perpustakaan memeriksa apakah buku tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan, jangan sampai buku yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna karena buku yang tidak sesuai hanya akan ditumpuk digudang yang mengakibatkan pemborosan tempat. Menurut Yuyu Yulia 2009:5.29, cara untuk mendapatkan hadiah ada dua cara, yaitu: 1. Hadiah atas permintaan a. Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya lembaga ilmiah, lembaga pemerintah, perorangan dan sebagainya. b. Menyusun daftar buku yang akan diajukan kepada pihak lain. c. Mengirimkan surat permohonan disertai daftar buku yang dibutuhkan. d. Menerima buku-buku sumbangan apabila diterima permohonannya. e. Memeriksa buku yang datang dan mencocokannya dengan daftar pengantar. f. Mengirimkan ucapan terimakasih. g. Mengolah buku sumbangan sesuai dengan prosedur. commit to user 2. Hadiah tidak atas permintaan a. Buku yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar. b. Mengirimkan surat ucapan terimakasih. c. Buku yang diterima diperiksa terlebih dahulu apakah subjeknya sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi yang ada. Bila sesuai dapat segera diproses. d. Jika buku tidak sesuai, disisihkan sebagai buku untuk bahan pertukaran atau dihadiahkan kembali pada pihak lain.

2.4.2.4 Pengadaan bahan

pustaka melalui keanggotaan organisasi Jika suatu perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi salah satu anggota suatu organisasi biasanya anggotanya akan memperoleh terbitan organisasi tersebut secara cuma-cuma. Jika mereka harus membeli mereka bisa memperoleh bahan pustaka tersebut dengan harga yang murah. commit to user 18 BAB III GAMBARAN UMUM INSTITUSI

3.1 Profil Perpustakaan

- Nama Instansi : UPT Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Surakarta - Alamat : Jalan Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah - Telepon : 0271 781516 - Fax : 0271 782774 - E-mail : perpusiain-surakarta.ac.id - Website : http:garden.iain-surakarta.ac.id - Jenis Industri Jasa : perpustakaan - Nama Pimpinan : Erland Cahyo Saputro, S.Sos., M.Hum - Jumlah Staff : sembilan 9 staff

3.2 Sejarah dan Dinamika

Sejarah UPT Perpustakaan STAIN Surakarta tidak terlepas dari sejarah lahirnya STAIN Surakarta. Awal mula berdirinya STAIN Surakarta adalah dibukanya IAIN Walisongo kelas jauh yang berada di Surakarta. Fakultas kelas jauh yang dibuka di Surakarta merupakan relokasi dari fakultas Syariah di Pekalongan dan fakultas Ushuluddin di Kudus. commit to user Pada tahun 1992 IAIN Walisongo di Surakarta diresmikan oleh menteri Agama Dr. Munawir Sadzali, MA., dengan nama IAIN Walisongo di Surakarta yang memiliki dua fakultas yaitu fakultas Syariah dan Ushuluddin dengan rektor Drs. H. Ahmad Lujito rektor IAIN Semarang pada saat itu. Keberadaan 2 fakultas tersebut, kemudian memiliki dan membuka perpustakaan fakultas yakni perpustakaan fakultas Syariah dan perpustakaan fakultas Ushuluddin. Sejak itulah perpustakaan fakultas Syariah dan perpustakaan fakultas Ushuluddin berdiri yang akan menjadi cikal bakal berdirinya Perpustakaan STAIN Surakarta. Koleksi yang ada pada saat itu berasal dari koleksi Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan stempel Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. Untuk selanjutnya, pengadaan koleksi baru yang dibeli melalui fakultas masing-masing, diberi tanda stempel perpustakaan fakultas Syariah dan stempel perpustakaan fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Surakarta, begitu seterusnya berjalan sampai pada tahun 1997. Di tahun 1997 ini, terjadi perubahan besar untuk seluruh wilayah di Indonesia, bahwa fakultas-fakultas yang berada di daerah berubah menjadi STAIN, berdiri sendiri lepas dari induknya. Demikian juga fakultas Syariah dan fakultas Ushuuddin yang berada di Surakarta melepaskan diri dari induknya IAIN Walisongo Semarang dan berdiri sendiri dengan nama STAIN Surakarta berdasarkan Kepres No. 11 tahun 1997. Sejak itulah perpustakaan fakultas Syariah dan perpustakaan fakultas Ushuluddin digabung dengan nama UPT Perpustakaan STAIN Surakarta. commit to user Pada awal berdirinya masih menggunakan sistem manual, sejalan dengan berkembangnya jaman maka Perpustakaan STAIN Surakarta dalam pengelolaannya mengarah pada sistem komputerisasi. Automasi Perpustakaan dimulai dengan dengan menggunakan program CDS-ISIS, selanjutnya pada tahun 2000 dikembangkan dengan program WINISIS. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, tuntutan kebutuhan informasi dari pemustaka pemakai perpustakaan dan tanggung jawab atas fungsi dan peran perpustakaan yang menjadi bagian infrastruktur yang sangat vital di STAIN Surakarta, maka pada tahun 20042005 perpustakaan menerapkan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web SIPRUS dengan harapan dapat menyajikan data yang cepat, akurat dan tepat. Sistem SIPRUS ini mempunyai fleksibilitas dan integrasi data yang tinggi, fleksibel karena aplikasi ini dapat dijalankan dalam dua plafform yaitu linux dan windows. Disamping itu SIPRUS telah dipersiapkan untuk diakses pada jaringan public internet. Pengembangan perpustakaan yang terbaru adalah program perpustakaan digital yaitu Library Garden 2009. Sehingga sistem yang digunakan untuk sekarang 20092010 adalah perpaduan SIPRUS dan Library Garden. Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 12011 tanggal 3 Januari 2011 tentang Perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Surakarta menjadi Institut Agama Islam Negeri IAIN Surakarta dan peresmian perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Surakarta menjadi Institut Agama Islam Negeri IAIN commit to user Surakarta dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2011 di Graha IAIN Surakarta oleh Menteri Agama RI Drs. Suryadharma Ali, M.Si. Maka nama perpustakaan berubah menjadi UPT Perpustakaan IAIN Surakarta.

3.3 Visi, Misi, dan Tujuan