Analisis SWOT Penurunan peserta didik baru di

53

4.1.3 Analisis SWOT Penurunan peserta didik baru di

SM K Bhineka Karya 04 Ampel Analisis SWOT merupakan instrumen dalam melakukan analisis strategi sekolah untuk memaksimalkan peran dari faktor kekuatan, dan pemanfaatan peluang hingga menjadi peran sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan yang terdapat disekolah dan menekan ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan jumlah peserta didik di SMK Bhineka Karya 4 Ampel. Kegiatan ini dilakukan bersama Kepala Sekolah, waka Kesiswaan, Guru dan siswa di ruang kepala sekolah dan ruang guru dalam bentuk f ocus group discussion FGD yang dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2015 masing-masing tempat berlangsung sekitar 1 jam. Dalam FGD ini tercurah pendapat brainstorming saat pengidentifikasi masalah faktor-faktor penyebab menurunnya jumlah peserta didik baru. 54 Setelah teridentifikasi dengan baik kekuatan, kelemahan, peluang, beserta ancaman, keempat faktor tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan tabel matrik Internal Factor Analisis Summary IFAS dan matrik Eksternal Factors Analisys Summary EFAS. Masing- masing diberikan bobot 0,01 sampai 1,0 berdasarkan kontribusinya terhadap upaya meningkatkan jumlah peserta didik baru menurut peserta FGD. Kemudian diberi skor 1 sampai 5 berdasarkan kondisi nyata dan peluang terjadi di lapangan. Hasil dari analisis lingkungan internal dan Eksternal SMK Bhineka Karya 4 Ampel akan diperoleh skor akhir EFAS kekuatan-kelemahan dan skor akhir EFAS peluang – ancaman. Hasil analisis ini akan menunjukan diposisi manakan kondisi sekolah, apakah kuadran strength opportunity SO, kuadaran strength treats ST, kuadran Weakness Opportunity WO, atau kuadran Weakness Treth WT. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan sampai diperoleh matrik Internal Factor Analisys Summary IFAS dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: 55 Tabel 4.2 Matrik IFAS Internal Factor Analisis Summary No Elemen SW OT Bobot Skor Total bobot x skor KEKUATAN 1 Memiliki kerja sama dengan banyak dunia usaha dan industri 0,20 4 0,80 2 Biaya pendidikan terjangkau 0,16 4 0,64 3 Sekolah memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi siswa 0,13 4 0,52 4 2 kompetensi keahlian terakreditasi B dan yang satunya C 0,11 4 0,48 5 Lingkungan yang aman,tenang dan kondusif untuk kegiatan pembelajaran 0.11 3 0,33 6 Sekolah memiliki gedung dan sarana pembelajaran yang cukup baik 0,13 4 0,52 7 Jumlah guru untuk tiap kompetensi sudah mencukupi 0,16 4 0,64 TOTAL SKOR 1 3,93 KELEM AHAN 1 Jumlah peralatan praktik untuk tiap kompetensi keahlian masih kurang 0,30 3 0,60 2 Ada kompetensi keahlian belum memiliki unit produksi 0,12 2 0,24 3 Jalan masuk menuju sekolah terlalu jauh dari jalan raya 0,12 3 0,36 4 Belum besertifikat ISO 0,16 2 0,32 5 Penguasaan guru terhadap bahasa asing bahasa inggris masih rendah 0,13 2 0,26 6 Penguasan teknologi belum digunakan secara maksimal 0,17 2 0,34 TOTAL SKOR 1 2,12 TOTAL SKOR AKHIR KEKUATAN – KELEM AHAN 1,81 Sumber: hasil Focus Group Discussion,2016 56 Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat diketehui bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah Memiliki kerja sama dengan banyak dunia usaha dan industri dengan bobot 0,20 skor 4. Elemen ini memperoleh bobot tertinggi karena orientasi utama SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah menghasilkan lulusan yang siap kerja, sehingga adanya kerja sama yang baik dengan banyak usaha dan industri akan memudahkan dan memungkinkan siswa setelah lulus langsung terserap di pasar kerja. Skor 4 menandakan bahwa SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini memiliki kerjasama dengan banyak DUDI seperti PT. Damtex Timatek Salatiga, PT. Primayuda Boyolali, PT. Sadua Indo Salatiga, CV. Duta Teknik Salatiga, PT. Kubota Semarang, PT. Balai Yasa Yogyakarta, Agung Motor Salatiga, dll. Kerjasama ini dilakukan untuk untuk mendukung kualitas lulusan melalui program praktek kerja maupun penyerapan lulusan lebih maksimal. Faktor yang menjadi kekuatan kedua adalah SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah memiliki jumlah guru atau tenaga pendidik yang cukup pada tiap kompetensi dengan bobot 0,16 dan skor 4. Elemen ini memperoleh bobot 0,16 karena tenaga pengajar di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini pada tiap kompetensinya 57 sudah cukup. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah: Kecukupan tenaga guru di SMK BK ini sudah memadai tiap kompetensinya, disertai dengan kompetensi guru yang baik dilengkapi dengan berbagai sudah mengikuti pelattihan dan disertifikasi. wawancara dengan kepala sekolah, 7 Maret 2016 Faktor yang menjadi kekuatan yang ketiga SMK Bhineka Karya 4 Ampel dengan bobot 0,16 dan skor 5 adalah biaya pendidikan terjangkau. Biaya pendidikan di SMK Bhineka Karya 4 Ampel meliputi SPP sebesar Rp 125.000 per bulan mendapat subsidi dari BOS Rp 25.000 per bulan jadi siswa dibebankan biaya SPP sebesar Rp 100.000 per bulan, biaya UTS Mid semester sebesar Rp 60.000, mendapat subsidi dari BOS Rp 30.000 jadi biaya yang dibebankan kepada siswa sebesar Rp 30.000 per kegiatan. Untuk biaya tes semesteran sebesar Rp 100.000 namun mendapat subsidi dari BOS sebesar Rp 50.000 maka siswa dibebankan biaya tes semesteran sebesar Rp 50.000 per kegiatan. Untuk biaya UKK biaya praktek sebesar Rp 135.000 per kegiatan, namun ini mendapat subsidi penuh dari BOS sehingga siswa tidak dibebankan biaya UKK. Uang ujian sebesar Rp 1.000.000 untuk persiapan, uji coba, dan ujian sekolah dan ujian 58 nasional, namun biaya ujian ini mendapat bantuan BOS sebesar Rp 450.000 sehingga yang dibebankan kepada siswa hanya Rp 550.000, biaya BP3 uang gedung di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini bergantung pada siswa yang mendaftar di 2 gelombang, apabila di gelombang 1 uang gedung yang dibebankan kepada siswa sebesar Rp 600.000, sedangkan pada gelombang ke 2 uang gedung yang dibebankan pada siswa adalah sebesar Rp 800.000. Selain itu ada biaya lainnya seperti biaya OSIS, UKS, Pramuka, SP2K yang dibebankan kepada siswa adalah Rp. 100.000 per tahun. Pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB sekolah membebankan biaya untuk pengadaan seragam sebesar Rp 600.000 untuk 6 seragam yaitu seragam OSIS, seragam khusus, seragam pramuka, seragam identitas sekolah batik, seragam olahraga, dan seragam praktek. Biaya yang sudah dirinci ini termasuk lebih terjangkau dan terhitung lebih murah dibandingkan dengan SMKSMA atau sekolah sederajat yang lainnya. Elemen keempat yang menjadi kekuatan SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi siswa dengan bobot 0,13 dan skor 4. Sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakurikuler OSIS dan pramuka, sepak bola, beladiri pencak silat, bola basket dan tenis meja. 59 Siswa SMK Bhineka Karya 4 Ampel juga menunjukan prestasi yang baik, dalam bidang akademik maupun non akademik seperti berprestasi dalam bidang olahraga seperti voli, bulu tangkis, tari dan tolak peluru. Hal ini sangat mendukung eksistensi dan promosi sekolah ini. Berikutnya adalah elemen ke lima yaitu sekolah memiliki gedung dan sarana pembelajaran yang cukup baik dengan bobot 0,13 dan skor 4. SMK Bhineka Karya 4 Ampel memiliki sarana pembelajaran yang cukup lengkap. Memiliki 12 ruang teori, 3 ruang praktek untuk masing-masing kompetensi keahlian yaitu bengkel otomotif, bengkel industri dan perkakas, teknik sepeda motor, selain itu juga dilengkapi dengan lab. Komputer, lab. IPA, ruang perpustakaan, beserta dengan musholatempat ibadah, sarana olahraga lapangan basket, Ruang Kepala Sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang OSIS, UKS, ruang BK, toilet guru dan peserta didik, tempat parkir. Beberapa kompetensi keahlian terakreditasi B dan satunya C menjadi elemen kekuatan keenam bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel dengan bobot 0,13 dan skor 4. Jurusan yang terakreditasi B adalah jurusan Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri TPMI DAN Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif TKR, sedangkan yang terakreditasi C adalah jurusan Teknik 60 Komputer Jaringan TKJ dikarenakan jurusan TKJ ini terhitung jurusan yang baru dibuka, sehingga secara kualitas belum terlalu matang. Namun dengan dibukanya jurusan baru ini, akan membuat daya tarik kepada masyarakat bahwa di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini tidak hanya sekolah kejuruan perbengkelan saja, namun ada program keahlian dalam bidang jaringan komputer dan aplikasi dimana dasar ilmunya yang dipelajari adalah menginstalisasi perangkat komputer personal dan menginstal sistem operasi dan aplikasi, menginstalasi dan mengkonfigurasi perangkat jaringan lokal Local Area Network, merancang sistem keamanan jaringan, menginstalasi dan mengkonfigurasi perangkat jaringan berbasis luas World Area Network, merancang bangun dan mengadministrasi jaringan berbasis luas. Selanjutnya dengan bobot 0,11 dan skor 3 pada elemen terakhir yang menjadi kekuatan SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah lingkungan yang aman,tenang dan kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Suasana dan lingkungan khusus dimaksud adalah kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif yaitu suasana yang nyaman dan menyenangkan. Nyaman dalam hal ini jauh dari gangguan suara dan bunyi yang merusak konsentrasi belajar. Suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila didukung suasana yang nyaman 61 dan tentram di sekitar kelas atau sekolah. Lokasi sekolah yang berada terlalu dekat dengan keramaian, seperti; pasar, pinggiran jalan raya atau pabrik cenderung mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar SMK Bhineka karya 4 Ampel. Ini salah satunya kekuatan yang dimiliki oleh SMK Bhineka Karya 4 Ampel yaitu memiliki lingkungan suasana belajar yang baik. Karena apabila di dekat keramaian siswa pasti terganggu dengan bunyi yang cenderung berisik dan juga bau tak sedap pun dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa dalam belajar. Sekolah yang berada terlalu dekat dengan area peternakan atau perkebunan karet misalnya, akan membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif. Suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila suasana di ruang kelas dan di lingkungan sekitarnya, mendukung terlaksananya proses belajar siswa. Proses belajar yang kondusif akan menghantarkan siswa pada hasil belajar yang optimal. Dengan semua kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dan mempersiapkan promosi sekolah dalam meningkatkan jumlah peserta didik baru pada tahun ajaran 20162017 nanti. Dari tabel 4.2 dapat diketahui total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,93. 62 Selain memiliki faktor kekuatan SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini juga memiliki beberapa faktor kelemahan. Kelemahan utama dari SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah jumlah peralatan praktik untuk tiap kompetensi keahlian masih kurang dengan bobot 0,30 dan skor 3. Kurangnya peralatan praktek bagi SMK ini sangatlah besar dampaknya bagi lulusan. Ini menjadikan alasan diberikannya bobot terbesar, dari 3 kompetensi keahlian semuanya kekurangan alat praktik. Faktor kelemahan kedua adalah penguasaan teknologi yang belum digunakan secara maksimal yang berbobot 0,17 dan skor 2. Penggunaan teknologi seperti sistem inf ormation and communication technology ICT baik itu berupa internet, software sistem administrasi pendidikan, notebook dan LCD projector dalam dunia pendidikan untuk saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam dunia pendidikan untuk mencetak generasi yang handal dan memiliki daya saing global. Oleh karena itu guru di era digital sekarang ini sangat dituntut untuk menguasai teknologi. Sayangnya sekolah dan guru dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran maupun mempromosikan sekolah masih sangat rendah. Ini disebabkan rendahnya kemampuan sekolah dalam memanfaatkan penggunaan teknologi ini terlihat dari 63 sangat seditkitnya guru yang bisa mengoperasikan komputer, sedikitnya guru yang bisa internet termasuk yang memiliki e-mail, facebook, blog, dan lain-lain. Padahal di era globalisasi sekarang ini penggunaan atau pemanfaatan teknologi sangatlah penting, mengingat tingginya penggunaan teknologi dalam suatu masyarakat juga mencerminkan tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri. Perawatan dan kebersihan sekolah belum maksimal menjadi kelemahan ketiga bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini dengan bobot 0,16 dan skor 2. Karena terlalu luas dan banyaknya pohon sehingga dalam kebersihan lokasi sekolah ini belum maksimal. Sehingga hal ini dapat melemahkan kualitas sekolah dan promosi sekolah. Elemen keempat dengan bobot 0,13 dan skor 2 adalah penguasaan guru terhadap bahasa asing bahasa inggris masih rendah. Hal ini dapat menjadikan kelemahan sekolah yang karena penguasaan bahasa asing oleh guru kurang, karena dapat berpengaruh terhadap lulusan yang memiliki kemampuan berbahasa asing. Dalam hal ini lulusan dari sekolah kejuruan dituntut untuk mempunyai kompetensi berbahasa asing agar dapat dijadikan keunggulan oleh sekolah terutama dalam menghadapi era perdagangan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA. 64 Jalan menuju sekolah yang terlalu jauh dari jalan raya menjadi kelemahan kelima dari SMK Bhineka Karya 4 Ampel yang memiliki bobot 0,12 dan skor 3. Lokasi SMK Bhineka Karya 4 Ampel in berada di pinggir pemukiman penduduk, tapi jauh dari jalan raya 100 meter, masih harus masuk gang lagi sekitar 200 meter. Hal ini tentu sangat kurang menguntungkan bagi promosi sekolah karena sekolah dianggap oleh calon peserta didik baru terlalu jauh dan sulit untuk ditemukan. Kelemahan terakhir adalah dari 3 kompetensi keahlian belum memiliki unit produk dengan bobot 0,12 dan skor 2. Ini akan menjadikan kelemahan sekolah, karena hal ini memegang peranan yang cukup penting bagi pusat pembelajaran keahlian peserta didik dalam rangka sebagai sarana praktek pembelajaran dan pemanfaatan sarana sekolah. Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan total bobot dikalikan skor kekuatan adalah 3,93 sedangkan total bobot dikalikan kelemahan adalah 2,12 sehingga skor akhir IFAS Kekuatan dikurangi kelemahan adalah 1,81. Yang berarti sekolah dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. 65 Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal sekolah meliputi peluang dan ancaman, pemberian bobot dan skor masing-masing faktor serta dapat dilakukan penghitungan skor akhir sampai memperoleh metrik Eksternal Factors Analisys Summary EFAS dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Matrik Eksternal Factors Analisys Summary EFAS NO ELEMEN SW OT Bobo t Skor Total bobot x skor Peluang 1 Animo masyarakat kabupaten Boyolali terkhusus kecamatan Ampel yang meningkat untuk menyekolahkan anaknya di SMK 0,23 4 0,92 2 Banyaknya SMPMTs dikabupaten sebagi pemasok siswa 0,18 3 0,54 3 Besarnya bantuan keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah baik BOS, BSM, DAK, dll 0,16 3 0,48 4 Kepercayaan masyarakat terhadap DUDI cukup besar 0,16 4 0,64 5 Pemberian beasiswa kepada siswa bagi yang memiliki prestasi PPA dan bagi siswa kurang mampu BKM 0,15 4 0,60 6 Prospek lulusan yang baik dengan dapat bekerja di perusahaan, dan instansi pemerintahan. 0,12 4 0,48 TOTAL SKOR 1 3,66 Ancaman 1 Pertumbuhan dan perkembangan sekolah pesaing SMASMKMA sangat signifikan 0,24 3 0,72 2 Lokasi pendidirian SMASMKMA yang berdekatan 0,25 3 0,75 3 Besarnya masyarakat kurang mampu di kabupaten Boyolali 0,20 2 0,40 4 Semakin banyaknya tuntutan masyarakat terhadap mutu lulusan 0,15 2 0,30 5 Kondisi perekonomian orangtua siswa sebagian besar masih menengah kebawah 0,16 3 0,48 TOTAL SKOR 1 2,65 TOTAL SKOR AKHIR PELUANG-ANCAMAN 1,01 Sumber: hasil Focus Group Discussion,2016 66 Berdasarkan data dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa faktor yang menjadi peluang besar bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah animo masyarakat kabupaten Boyolali terkhusus kecamatan Ampel yang meningkat untuk menyekolahkan anaknya di SMK karena berkaitan dengan masa depan anak setelah lulus sekolah dapat langsung bekerja, dengan mendapatkan bobot 0,23 dan skor 4 ini merupakan peluang besar bagi sekolah. Peluang kedua adalah banyaknya SMPMTs dikabupaten sebagai pemasok siswa dengan bobot 0,18 dan skor 3. Disini dikarenakan bahwa banyaknya SMPMTs di kabupaten Boyolali yang menjadi pemasok siswa bahkan dari luar kabupaten boyolali termasuk kota Salatiga dan kabupaten Semarang bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel. Besarnya bantuan keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah baik BOS, BSM, DAK, dll dengan bobot 0,16 dan skor 3. Hal ini menjadi peluang ketiga dalam pelaksanaan mempromosikan sekolah karena adanya bantuan-bantuan tersebut, selain itu sekolah juga menerapkan biaya yang relatif terjangkau hingga semakin membuka akses masyarakat untuk mengikuti pendidikan menengah kejuruan. 67 Peluang selanjutnya adalah kepercayaan masyarakat terhadap DUDI cukup besar yang mendapat bobot 0,16 dengan skor 4. Hal ini dapat dilihat dari data hasil PPDB tahun 2009 sebanyak pendaftar 120 siswa dan tahun 2014 sebanyak pendaftar 83 siswa, meskipun tidak pernah melebihi 100 orang pendaftar namun ini cukup tinggi dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Ini menunjukan bahwa masyarakat semakin percaya untuk mendaftar anaknya di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini. Pemberian beasiswa kepada siswa bagi yang memiliki prestasi PPA dan bagi siswa kurang mampu BKM menjadi peluang bagi sekolah untuk memaksimalkan mempromosikan sekolah agar para calon peserta didik tertarik dan mau bersekolah di SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini. Dengan bobot 15 dan skor 4, dapat memberikan keringanan kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi. Peluang terakhir yang ada adalah prospek lulusan yang baik dengan dapat bekerja di perusahaan, dan instansi pemerintahan dengan bobot 0,12 dan skor 4. Dari program kemdikbud dengan program SMK bisa menjadikan peluang untuk sekolah dapat mempromosikan kepada masyarakat bahwa sekolah ini dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya dapat 68 bekerja di dunia usaha dan industri. Namun dapat juga bekerja di perusahaan tekstil, otomotif, konstruksi bahkan di instansi pemerintahan. Sedangkan faktor ancaman yang dianggap paling besar bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah pertumbuhan dan perkembangan sekolah pesaing SMASMKMA sangat signifikan dengan bobot 0,24 dan skor 3. Saat ini ada 39 SMA, 33 SMK dan 9 Madarasah di Kabupaten Boyolali. Semakin banyaknya pesaing dengan variasi keunggulan yang masing- masing sekolah miliki membuat persaingan antar sekolah semakin besar. Lokasi pendirian SMASMKMA yang berdekatan dengan bobot 0,25. Dapat dilihat dalam satu kecamatan Ampel terdapat SMK Negeri dan SMK swasta antara lain sekolah menengah atas SMA seperti SMA 1 Ampel dan SMA Tunas Harapan, dan juga sekolah menengah kejuruan SMK seperti SMK Pembangunan dan SMK Al-Ikhsan dalam jarak yang berdekatan. Dengan skor 3 karena calon siswa SMK ini biasanya dari jauh, bahkan dari luar kabupaten Boyolali. 69 Besarnya masyarakat kurang mampu di kabupaten Boyolali dengan bobot 0,20 dan skor 2 di tetapkan sebagai ancaman promosi sekolah. Hal ini karena kondisi masyarakat kurang mampu berpengaruh pada angka partisipasi kasar APK jenjang sekolah menengah atas di kabupaten Boyolali. Mereka tidak melanjutkan pendidikan putra-putrinya karena merasa tidak mampu untuk membiayai anaknya. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat terhadap mutu lulusan menjadi salah satu ancaman juga bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel. Ini dikarenakan di lulusan dari SMK ini hanya dapat bekerja di perbengkelan, atau di bidang jaringan saja. Sedangkan kebutuhan di DUDI tidak hanya itu, tapi masih harus memiliki keterampilan yang lainnya makanya diberi bobot 0,15 dan skor 2. Ancaman terakhir bagi SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah kondisi perekonomian orangtua siswa sebagian besar masih menengah kebawah dengan bobot 0,16 dan skor 3. Menjadi alasan kenapa orangtuamasyarakat tidak mau menyekolahkan anaknya karena faktor perekonomian mereka. Orangtua lebih cenderung meminta anaknya untuk bekerja demi memenuhi kebutuhannya sendiri ataupun keluarga. 70 Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor peluang adalah 3,66 sedangkan total bobot dikalikan ancaman adalah 2,65 sehingga skor akhir EFAS Peluang dikurangi Ancaman adalah 1,01. Dari analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMK Bhineka Karya 4 Ampel ini memiliki peluang yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan jumlah peserta didik baru. Ini adalah hasil analisis SWOT digambarkan pada gambar berikut ini: O 4 3 2 1,81;1,01 W 1 S -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1 -2 -3 -4 T Gambar 4.1 Matrik SWOT KUADRAN SO Strategi Agresif Memanfaatkan Kekuatan untuk menangkap peluang yang ada 71 Berdasarkan hasil analisis SWOT SMK Bhineka Karya 4 Ampel dapat diketahui skor akhir IFAS adalah 1,81. Sedangkan skor akhir EFAS adalah 1,01. Hasil analisis ini menunjukan bahwa strategi berada di kuadran SO strenght-opportunity yang mendukung strategi agresif. Dimana dalam strategi ini sekolah dapat menggunakan kekuatan yang ada dalam lingkungan internal sekolah dan juga dapat mencapai peluang yang ada pada lingkungan eksternal sekolah yang digunakan untuk meningkatkan jumlah peserta didik baru. Strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan peserta didik baru SMK Bhineka Karya 4 Ampel adalah sebagai berikut: 1 Mengembangkan sarana prasarana yang mendukung untuk praktik siswa, 2 Mencari sponsor dari perusahaan swasta atau instansi pemerintahan sebagai penunjang fasilitas dan sarana pembelajaran. 3 Mengadakan promosi yang terencana dan efektif, 4 Memberikan pelayanan kepada terbaik kepada siswa seperti memberikan layanan mobil jemputan bagi siswa dari jalan raya dan konsultan bagi calon peserta didik baru. 5 Pengadaan asrama yang sempat tidak berjalan agar dapat menciptakan sistem pendidikan yang terpadu dan intensif. 72

4.2 Pembahasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel

0 2 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel T2 942014010 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel T2 942014010 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel T2 942014010 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel

0 0 17

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB IV

0 0 49

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Untuk Meningkatkan Daya Saing STT Simpson Ungaran T2 BAB IV

0 1 25

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Untuk Meningkatkan Daya Saing STT Simpson Ungaran T2 BAB II

0 1 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Swasta Dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Baru Studi Kasus SMK NU 01 Kendal

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Swasta Dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Baru Studi Kasus SMK NU 01 Kendal

0 0 17